"TAEHOON! TAEHOON!"
Yeonwoo berteriak di depan rumah Taehoon yang terlihat tidak berpenghuni. Sinar mentari bahkan tak bisa menerobos sela-sela jendela yang tertutup rapat. Menandakan sang pemilik belum terjaga dari bunga tidurnya.
Tak lama kemudian terdengar suara jendela yang dibuka kasar. Menampilkan wajah kusut seorang pemuda bersurai coklat yang senantiasa menghantui pikiran Yeonwoo dari mentari menyongsong hingga rembulan menyapa. Yeonwoo langsung mengalihkan atensi ke arah jendela yang terbuka, tersenyum manis pada Taehoon yang memasang tampang datar.
"Berisik, sialan!" maki Taehoon seraya melempar bantal ke arah Yeonwoo yang terkekeh pelan di bawah sana. Dia kesal. Ini masih jam 6 pagi, tapi si kutu buku telah mengacaukan harinya. Padahal ia bertekad untuk bobo ganteng sampai mentari meninggi hingga mencapai atas kepala.
Yeonwoo menangkap bantal yang dilempar Taehoon lalu melemparnya balik ke si pemilik. "Bangsat!" umpat Taehoon ketika benda tersebut mendarat di wajahnya. Sementara Yeonwoo tertawa puas seolah tak memiliki rasa bersalah di lubuk hatinya.
"Enyah sana, aku mau tidur lagi. Ini masih pagi, kau mengganggu!" usir Taehoon disertai omelan yang terkesan menggelikan bagi Yeonwoo. Pemuda taekwondo itu tak sadar diri. Masih mending Yeonwoo teriak-teriak ketika mentari telah terbangun. Bukan seperti dirinya yang berteriak kesetanan di pagi buta hingga membuat tetangga si kutu buku mengamuk.
Yeonwoo pun mencibir, "Halah, ini udah pagi! Wajar aku bangunin kamu, nggak kaya kamu. Dini hari teriak-teriak kaya orang habis kejambretan. Mana numpang turu lagi, untung kamu imut. Kalau nggak, aku buang kau!"
"Dih, berani buang aku?" Taehoon menggeram kesal, melotot ke arah Yeonwoo yang tersenyum remeh. Dia kesal sama ekspresi yang Yeonwoo buat, ingin rasanya Taehoon cabik-cabik muka ganteng pemuda nerd itu. Namun jangan deh, ia tidak mau didemo massal sama anak-anak pejabat yang naksir sama si kutu buku ini.
"Berani dong, nikahin kamu aja berani," goda Yeonwoo.
"Sekali lagi bacot, ku timpuk pakai kursi!" ancam Taehoon sembari melipat kedua tangan di depan dada. Tak lupa menggembungkan pipi layaknya anak kecil yang menahan amarah. Yeonwoo tertawa geli melihat reaksi Taehoon. Ia sampai lupa tujuannya datang ke sini. Namun dia langsung teringat ketika anak tetangga menangis kejer, minta diajak ke taman bermain.
Yeonwoo pun mengutarakan niat awalnya, "Hoon, main yuk! Ke taman bermain, lumayan buat refreshing. Mumpung hari Minggu."
"Nggak ada yang bilang ini hari Senin," timpal Taehoon dengan nada malas.
Yeonwoo melongos. Taehoon udah balik jadi dirinya yang asli. Bukan lagi pemuda taekwondo yang bertingkah menggemaskan bin ajaib. Padahal dia suka Taehoon yang bersikap out of character. Terlihat sangat imut walaupun bikin pusing tujuh keliling dan kadang malu-maluin, tapi Yeonwoo tidak apa-apa.
Ia lebih suka Taehoon yang bersikap apa adanya bukan ada apa-apanya. Dulu pemuda taekwondo itu menutup diri rapat-rapat hingga menimbulkan kesan misterius yang kental. Yeonwoo pernah berpikir Taehoon adalah sosok yang dingin dan tidak segan bermain tangan, tak peduli siapapun lawannya.
Yah, pikiran Yeonwoo benar. Taehoon dingin dan suka nendang sana sini, tapi berkurang sejak bergaul sama anggota Yoo Hobin Company. Apalagi waktu bersama Yeonwoo, hampir mustahil melihat Taehoon meledakkan amarah. Pemuda taekwondo itu lebih sering tersipu dibanding meluapkan emosi.
Taehoon pun jauh lebih terbuka dibanding sebelumnya membuat beberapa anggota Yoo Hobin Company bertanya-tanya. Namun mereka dengan mudah menemukan jawabannya. Jelas sekali bukan? Pasti karena Yeonwoo yang membuat sifat Taehoon melunak. Dulu berandalan, sekarang jadi anak kucing.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
FanfictionKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...