Ketigabelas

326 68 11
                                    

Taehoon menghela napas berat sembari memandang seorang gadis berambut merah yang kini berlarian di dojang ayahnya. Gadis tersebut nampak senang, tertawa dan terus mengoceh hal-hal random membuat kepala Taehoon berdenyut lara seakan mau meledak. Ia bahkan mati-matian memendam keinginannya untuk menendang dan menginjak tubuh mungil Hesul.

"Yoo Hesung! Jangan berlari di dalam dojang!" larang Taehoon seraya memijat pelipis. Seharusnya dia tidak menerima Hesul sebagai murid-nya. Ia berasa mengasuh anak kecil berkelakuan random ketimbang mengajari taekwondo. Taehoon tadinya mau menendang keluar gadis itu dari tempat suci ini.

Akan tetapi Seong Hansoo melarang serta memberikan beberapa petuah yang biasa Taehoon dengar. Dia disuruh bersikap baik pada Hesul jika tidak mau uang jajannya dipotong. Taehoon hanya bisa pasrah setelah mendengar ancaman tersebut. Pada akhirnya ia mau mengajarkan Hesul seni beladiri kebanggaan Korea Selatan, Taekwondo.

Sayangnya Hesul bukanlah orang bersemangat tinggi untuk belajar beladiri. Gadis itu berulang kali mengeluh tidak bisa melakukan split, padahal itu baru pemanasan. Hesul justru ingin langsung ke latihan dasar, tidak perlu melakukan perenggangan kaki yang memakan waktu. 

Taehoon tentu tidak mengizinkan karena berbahaya. Split digunakan untuk pemanasan sekaligus dasar dalam menguasai taekwondo, mengingat beladiri ini menggunakan kaki sebagai kekuatan. Bila Hesul tidak bisa melakukan split, dia tak mungkin mampu menguasai taekwondo secara maksimal. 

Ujian kenaikan sabuk pun tak akan mampu Hesul tuntaskan karena kemampuan mendasar yang tidak dikuasai dengan baik. Jadi Taehoon tetap menyuruh gadis itu untuk melakukan split dan tak mengeluh selama latihan. Namun Hesul melakukan hal sebaliknya.

Hesul berlari, memainkan alat-alat latihan yang ada di dojang sembari mengoceh tak jelas. Taehoon geram ingin menendang gadis itu, tetapi ancaman sang ayah masih membekas di ingatan. Jadi sekarang ia hanya bisa menatap Hesul yang nampak siap melayangkan protesan.

"Mama! Namaku itu Yoon Hesul! Bukan Yoo Hesung!" 

Taehoon tersenyum datar. Dia tidak salah dengarkan? Gadis menyebalkan ini memanggilnya dengan sebutan mama. Apa gadis sinting ini bosan menghirup oksigen?

"Kau panggil aku apa tadi?!

Hesul menyengir, mengangkat tangan kanan ke atas sambil menunjukkan dua jari yang membentuk peace. "Hehehe, ampun Saboeumnim! Aku hanya bercanda," ucapnya seraya mendekat ke arah Taehoon.

"Oh ayolah, Kak! Ajarkan aku dwichagi secara langsung, tak payah melakukan split kaya gitu. Kedua kakiku serasa mati rasa ketika melakukannya!" rengek Hesul sambil menggoyangkan lengan kanan Taehoon.

Taehoon merotasi bola matanya malas. Tadi mengeluh, sekarang merengek. Gadis ini benar-benar menyebelkan. Dipikir dwichagi bisa dikuasai dengan matang tanpa melakukan hal dasar. Hobin saja bisa menguasai taekwondo karena belajar dari nol. Hesul seperti orang yang mau enaknya saja tanpa usaha.

"Tidak! Kau harus melakukan split dulu, baru ku ajarkan tendangan depan sebagai awalan. Dwichagi bisa nanti setelah kamu menguasai beberapa tendangan pemula." Taehoon menolak dengan tegas. Dia tidak mau menanggung akibat kalau semisal saat latihan nanti Hesul cedera karena kecerobohannya sendiri.

Hesul merenggut, melipat kedua tangan lalu menggerutu. "Cih, menyebalkan! Apa susahnya, sih? Lagian aku sudah bayar uang muka, merepotkan!"

Taehoon berdecak, memang gadis itu sudah membayar uang muka untuk pelatihan taekwondo selama sebulan. Namun bukan berarti Hesul bisa seenaknya. Dia tidak suka modelan perempuan seperti Hesul, ribet dan banyak maunya. Selalu merengek dan marah ketika tidak dituruti.

"Hesul? Sedang apa kau di sini?" Sebuah suara masuk ke gendang telinga Taehoon, spontan membuatnya menoleh ke ambang pintu. Di sana ada Ji Yeonwoo yang berdiri sembari membawa dua kantong belanja.

How To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang