How To You

Kedua Puluh Tiga

Yuk vote dulu guys

.

.

Yeonwoo mengira Taehoon hanya bersikap manja saat dini hari tadi. Lalu kembali menjadi Taehoon yang biasa ketika mentari menyapa bumi. Ternyata tidak, pemuda taekwondo itu masih betah dengan sifat out of characternya. Sepertinya Yeonwoo harus menahan diri untuk waktu yang lama.

"Hoon, cari apa?" tanya Yeonwoo pada Taehoon yang asyik ngacak-ngacak isi lemari coklat. Mereka berencana untuk pergi makan angin pada pagi hari ini. Sekedar refresing sebelum kembali menghadapi kesibukan dunia.

"Cari jaket!" jawab Taehoon sambil mengerucutkan bibir. Dia kesal karena tak kunjung menemukan barang yang dicarinya. Sementara Yeonwoo memandang heran ke arah ranjang. Ia menatap sebuah jaket bomer hijau yang biasa Taehoon pakai tergeletak di atasnya.

Namun pemuda taekwondo itu justru mengacak-ngacak lemari demi menemukan jaket. Yeonwoo bingung, Taehoon sudah rabun, kah? Benda selebar itu masa tak nampak di depan matanya?

Wah, Yeonwoo harus buru-buru bawa Taehoon ke dokter mata. Takutnya ketularan rabunnya Yohan yang keseringan main ff. Dia tidak mau Taehoon kesusahan di masa depan karena masalah penglihatan.

"Hoon, jaketmu di atas kasur lho.." ujar Yeonwoo seraya mendekat ke ranjang. Ia mengambil barang tersebut dan menunjukkannya ke Taehoon yang menatap malas. Pemuda taekwondo tersebut seolah mengatakan bahwa bukan benda itu yang sedang dicarinya.

"Ck, bukan! Aku cari jaketmu, tahu!" sahut Taehoon sambil melipat kedua tangan di depan dada. Tak lupa menggembungkan pipinya seperti anak kecil yang marah. Yeonwoo menghela napas perlahan. Percuma bikin lemari Yeonwoo ambaradul, benda yang sedang dicari pemuda taekwondo itu memang tak ada di dalam sana.

Yeonwoo jarang memiliki jaket. Sekalinya punya, dia menyimpannya di kamar sang ayah karena takut hilang. Dulu ia sering kehilangan barang. Yeonwoo jadi malas kalau harus beli berulang kali. Padahal bukan dia yang menghilangkannya. Namun Ji Sangtae selalu menceramahi panjang x lebar x tinggi seolah itu adalah kesalahan Yeonwoo.

Sebenarnya Yeonwoo tahu. Siswi-siswi di sekolahnya sering mengambil barang miliknya tanpa izin. Parahnya tidak pernah dikembalikan. Itu sama saja tindak kriminal. Namun mereka tak peduli dan terus mengulangi perbuatan mereka yang mengundang emosi jiwa. 

Para siswi berpikir bahwa tindakan mereka adalah sebuah kewajaran karena nge-fans banget sama Yeonwoo yang dulu seorang newtuber terkenal. Sifat pemuda nerd itu juga baik hati. Buktinya Yeonwoo nggak pernah laporin siswi yang tertangkap basah sedang mengambil salah satu barang pribadinya.

Pemuda nerd itu justru tersenyum manis sampai matanya mengukir bulan sabit bikin siswi tersebut kejang-kejang secara mendadak. Dia nggak kuat lihat ketampanan Yeonwoo yang berpuluh kali lipat dengan jarak sedekat itu. Lihat Yeonwoo dari jauh saja udah bikin rahim anget. Apalagi dari dekat, bisa tewas dadakan kali ya.

Akhirnya siswi tersebut dilarikan ke UKS untuk mendapat pertolongan pertama. Yeonwoo biasa saja saat itu karena bersyukur jaket terakhirnya tak jadi dicolong. Sampai di rumah Yeonwoo langsung mencuci jaket tersebut, biar aura negatif dari siswi itu nggak nempel. 

Esoknya disetrika hingga rapi dan harum pewangi. Lalu menyimpannya di lemari sang ayah dengan sticky note yang tertempel di bagian depan. Dia yakin ayahnya tidak akan menggunakan jaketnya jika ada kertas kecil tersebut.

Mengingat hal tersebut membuat Yeonwoo tersadar. Lalu ia berjalan keluar dari ruangan menuju kamar sang ayah. Sementara Taehoon mengekori sambil menyampirkan jaket bomber hijau ke pundak kanannya. Kemudian dia berhenti saat Yeonwoo masuk ke kamar ayahnya. 

Taehoon mana berani nyelonong masuk ke kamar orangtua. Dia masih memiliki sopan santun meskipun sebatas ujung buku jari. "Yunu mau ngapain di dalam ya?" gumamnya seorang diri sambil berkacak pinggang.