Firasat Yeonwoo benar adanya. Baek Sungjoon datang ke markas Yoo Hobin Company, membantai satu per satu anggota yang ada di sana. Dimulai dari Jjiksae yang membukakan pintu. Pria tersebut menghajar kameran How To Fight dengan membabi buta.
Sungjoon tertawa, menikmati wajah kesakitan Jjiksae. Mangi yang mendengar keributan tersebut pun keluar, mengira pengantar ayam goreng yang menciptakan kegaduhan. Namun ia justru melihat Jjiksae yang dihajar membabi buta di tangan Baek Sungjoon.
Wajah Mangi sontak memerah, menahan luapan amarah yang tiba di ubun-ubun. Ia pun melawan Baek Sungjoon. Naas kemampuan pria tersebut di luar prediksinya. Hobin yang berada di kamar mandi mendengar keributan tersebut pun bertanya. Namun tak ada siapapun yang menjawab.
Setelah menghabisi Mangi, Sungjoon menyeret tubuh besar itu ke dalam dengan berlumuran darah. Lalu membuka kulkas, mengambil bir yang ada di sana dan meninumnya. Dia duduk, bersandar pada dinding kemudian bergumam.
Ji Yeonwoo yang merasa tak beres pun keluar dari sebuah ruangan. Terkejut dengan kehadiran Baek Sungjoon yang bersandar pada dinding seolah menunggunya keluar. ".. Gila." Yeonwoo bergumam saat melihat Mangi yang tak sadarkan diri di depan Sungjoon.
"KAU INI GILA!" seru Ji Yeonwoo seraya mengepalkan kedua tangan. Baek Sungjoon menyeringai, kemudian menghantamkan pukulan ke perut pemuda nerd itu. Tubuh Yeonwoo bisa menahan hantaman tersebut meskipun ia akui, atlet judo itu sangat kuat.
"Yeonwoo, dulu kan kita akrab. Dulu kita makan dari periuk yang sama." Baek Sungjoon memandang Ji Yeonwoo yang bertahan dari pukulannya.
".. Memang benar, tapi sekarang aku menyesal!" Yeonwoo mengepalkan tangan kanan, menariknya ke belakang untuk menghimpun kekuatan. Kilas balik tentang pertemuannya dengan Baek Sungjoon membuat darah dalam diri mendidih. Pria di hadapannya adalah penyebab sang ayah melakukan hal kotor.
Rasa benci Yeonwoo mendadak berubah menjadi kekuatan yang terkumpul di kepalan tangan kanannya. Kilat amarah terbesit dari tatapan tajamnya, dia hendak melakukan serangan balik. Namun Baek Sungjoon menggagalkannya dengan menyiram bir ke wajah Yeonwoo.
Yeonwoo sontak memejamkan mata. Baek Sungjoon pun memanfaatkan kesempatan emas tersebut. Ia mencengkram bahu dan lengan kanan pemuda nerd itu dengan kuat, mengangkat dan melemparnya ke bawah. Teknik lemparan bahu, jurus andalan seorang atlet judo yang mengerahkan kekuatan pada saat mengangkat lawan. Maka dari itu Sungjoon memutar tubuhnya, memaksimalkan bantingan.
Serangan Baek Sungjoon membuat Yeonwoo berpikir. Dia masih bisa bertahan sekali bila hanya lemparan bahu. Masalahnya cuma satu, di belakang ada sebuah perabotan keras. Sementara Sungjooon sengaja membanting tubuh Yeonwoo ke arah benda tersebut.
Bahaya. Yeonwoo memang melatih tubuh secara keseluruhan untuk bertahan dari rasa sakit kecuali satu bagian. Dia belum pernah melatih punggungnya. Ia bisa cedera parah bila bagian belakang badannya menghantam ujung perabotan tersebut dan sepertinya Sungjoon mengetahui hal itu.
Punggung Yeonwoo pun membentur ujung furnitur. Itu menyakitkan. Mata Yeonwoo sempat memutih, ia merasa tulang belakangnya remuk. "Kenapa begitu?" tanya Sungjoon sembari menyeringai, lalu membiarkan tubuh Yeonwoo terbaring di lantai.
Baek Sungjoon berjongkok, mencengkram kerah seragam Yeonwoo yang tengah meringis kesakitan. Lemparan bahu dan benturan pada furnitur adalah kombinasi yang mengerikan bagi pemuda nerd itu. Ia sampai tak bisa menggerakkan badannya karena rasa sakit yang berpusat pada punggungnya. "Aku tanya, kenapa kau begitu? Padahal kau bisa lepas tangan." ucap Sungjoon.
Lepas tangan? Layaknya pecundang yang bersembunyi dalam bayangan. Yeonwoo tak mau seperti itu. Dia tidak didik untuk menjadi orang yang menutup mata pada tindak kriminal. Ia bukan lagi boneka yang patuh seperti Sungjoon harapkan. Yeonwoo adalah manusia yang hidup atas keinginannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
Fiksi PenggemarKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...