Taehoon menelan saliva gugup. Hawa yang dikeluarkan Yeonwoo benar-benar membuatnya tak nyaman sekaligus takut. Dia merasa telah melakukan kesalahan besar yang mengundang luapan lahar panas dari Yeonwoo. Akhirnya hanya bisa pasrah, menanti sesuatu yang akan diutarakan atau dilakukan pemuda nerd itu.
Namun detik berganti detik, menit berganti menit, Yeonwoo sama sekali tak mengeluarkan satu patah kata pun dari celah bibirnya yang terbuka. Dia membisu, menatap tajam ke arah Moonsung yang membeku di tempat. Aura intimidasi pun menguar pekat. Menyelimuti sekelilingnya seakan memeringati seseorang agar tidak melerai apapun yang terjadi ke depannya.
Pandangan pemuda nerd itu benar-benar terkunci pada sosok pengganggu hari indahnya yang kini terkesan sial. Membuat lahar yang telah tiba di puncak seketika bergejolak. Siap untuk diluluh lantahkan. Akan tetapi Yeonwoo membangun tembok tinggi, menahan lava yang siap dimuntahkan. Dia tak ingin bertindak gegabah, termakan emosi sama saja merugikannya.
Yeonwoo menetralkan deru napas yang sempat terdengar berat. Lalu menghitung dalam hati untuk memerkuat dinding kokoh yang dibangun. Taehoon yang sedari tadi memerhatikan Yeonwoo akhirnya bisa bernapas seperti sedia kala.
Napas Taehoon sempat tercekat di paru-paru ketika mendengar suara napas Yeonwoo yang berat seolah dipaksa untuk bernapas. Setelah melihat Yeonwoo yang bisa mengendalikan emosi seperti remot kontrol membuatnya kembali tenang. Taehoon tak perlu khawatir dengan apa yang akan terjadi ke depannya. Setidaknya dia yakin, Yeonwoo tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan banyak orang ataupun dirinya.
"Yunu.." Taehoon memanggil.
Yeonwoo menoleh ke arah Taehoon yang menatapnya dengan sorot mata layaknya anak kucing. Itu menggemaskan. Tensi darahnya seketika turun setelah melihat ekspresi Taehoon yang meningkatkan mood. Pemuda taekwondo itu seakan meminta Yeonwoo untuk memeluk dan mengusap lembut surai kecoklatannya yang tertiup angin.
"Ya, Tehun?" Yeonwoo menyahut sembari tersenyum simpul. Ia menatap teduh Taehoon yang tersentak setelah mendengar panggilan khusus dari Yeonwoo untuknya. Sampai-sampai pemuda taekwondo itu tak sadar jika kedua daun telinganya memerah menahan malu.
Pemandangan tersebut tak luput dari penglihatan Yeonwoo yang setajam elang. "Hahaha.. imutnya.." Ia terkekeh pelan, kedua matanya membentuk bulan sabit yang membuat siapapun terpana melihatnya.
Tak terkecuali Taehoon yang kini tertegun. Memandang Yeonwoo yang terkekeh sembari mendekat ke arahnya. Dia memegang dada kirinya, merasakan jantungnya yang melompat-lompat saat jarak mereka terkikis secara perlahan. Taehoon tidak mundur ataupun maju. Apalagi mengelak atau menolak ketika tangan kanan pemuda nerd itu mendarat di kepalanya.
Degub jantung Taehoon semakin tak beraturan kala Yeonwoo mengusak lembut surai kecoklatannya. Tindakan yang biasa pemuda nerd itu lakukan. Namun entah kenapa terasa berbeda saat ini.
Apa karena mereka melakukannya di kerumunan massa? Sepertinya tidak, Yeonwoo pernah mengusap rambut Taehoon di depan umum. Bahkan sampai tertangkap basah oleh trio kwek-kwek alias Hobin, Jjiksae, dan Gaeul.
Lalu kenapa hari ini terasa berbeda. Afeksi yang Yeonwoo berikan seolah menyalurkan kehangatan dan kasih sayang. Hal yang selama ini Taehoon inginkan terlepas dari rasa benci pada diri sendiri.
Tiga tahun lamanya ia menanam kebencian terhadap dirinya. Melimpah rasa bersalah pada dirinya atas tragedi yang merenggut nyawa sahabat pertamanya. Setelah kematian Lee Dowoon, dia benar-benar sendirian. Tidak memiliki teman di sampingnya membuat Taehoon menjadi liar. Image buas yang dibangun olehnya semakin membuat orang lain takut untuk merangkulnya.
Mereka semua mengecap Taehoon sebagai pembuat onar, pengganggu, preman, dan lain-lainnya. Tanpa mencari tahu alasan dari perbuatan Taehoon yang dianggap merugikan. Sebelum mengenal Dowoon, dia memang brengsek karena keinginan kuat yang membuatnya lupa bahwa di atas langit masih ada langit. Berlaku seenaknya yang merupakan prinsip dari kebebasannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
FanfictionKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...