"YUNU! YUNU! MAIN YOK!"
Yeonwoo membuka kedua matanya perlahan, melirik sekilas ke jam weker yang ada di nakas. Ini pukul 03.00. Orang pada umumnya masih bergulung dalam selimut, menjaga tubuhnya tetap hangat dari godaan hawa dingin yang merasuk ke tulang rusuk.
Namun berbeda dengan seseorang yang berada di luar rumah Yeonwoo. Tampaknya dia sangat bersemangat hingga membuat kehebohan di depan rumah orang. Ia sama sekali tak memikirkan orang-orang yang terusik dengan tingkahnya.
Yeonwoo yang enggan istirahatnya diganggu pun mengambil sebuah bantal untuk menutupi wajah kusutnya. Dia masih mengantuk, semalam ia harus begadang untuk menyelesaikan tugas sekolah yang menggunung. Yeonwoo melakukan pekerjaan itu supaya bisa menghabiskan akhir pekannya dengan beristirahat sepanjang hari.
Meskipun Taehoon tak akan membiarkan hal tersebut terjadi begitu saja. Yeonwoo tidak bodoh untuk tak mengenali sosok yang masih berteriak kesetanan di depan rumah. Dia sangat hafal dengan tingkah polah Taehoon saat sedang kumat. Biasanya pemuda taekwondo itu akan merusuh sepanjang hari hingga membuat Yeonwoo pusing tujuh keliling.
Lagi pula siapa yang berani memanggil Yeonwoo dengan sebutan seimut itu selain Sung Taehoon? Jawabannya tidak ada karena dia melarang orang lain menyebutnya seperti itu. Panggilan tersebut dikhususkan untuk Taehoon seorang.
"CK, KAU TULI? AYO MAIN, YUNU!"
Taehoon berteriak lantang, membuat beberapa tetangga terlonjak kaget dan terjaga dengan kantong mata yang menghias wajah. Yeonwoo yang tak tahan pun menendang kain berbulu yang menyelimuti tubuhnya, lalu melempar bantal ke sembarang tempat.
Terkadang dia merasa frustasi jika Taehoon bertindak diluar karakter. Ada untung ruginya bagi Yeonwoo. Kalau dilihat dari segi positif, Taehoon jadi terlihat menggemaskan dan sedikit manja. Tentu saja Yeonwoo menyukai sisi asing pemuda taekwondo itu dan merasa tidak keberatan ditempeli olehnya.
Namun berbeda jika dilihat dari segi negatif. Taehoon akan menempeli sepanjang hari, merusuh tanpa sebab, serta tak peduli dengan situasi dan kondisi. Sifat diluar karakternya juga mengundang tatapan horor dari orang-orang yang mengenalnya. Mereka seperti tengah melihat setan yang lagi tobat sehari.
"YUNU SAYANG!"
Taehoon kembali berteriak, kali ini terselip kata sayang yang membuat hati Yeonwoo bergetar. Bisa dibilang ini adalah keuntungan sekaligus kerugian. Yeonwoo merasa senang dipanggil seperti itu, tapi tolong Sung Taehoon, lihat situasi dan kondisi saat ini!
Ini dini hari, banyak orang yang masih terlelap dan berlabuh di pulau kapuk. Namun Taehoon berteriak seperti bocah yang ngajak main teman bandelnya. Dipikir tetangga kanan-kiri rumah Yeonwoo tidak merasa terganggu?
TANG! KLONTANG!
Seorang perempuan paruh baya keluar dari rumah yang berada tepat di samping kanan kediaman Yeonwoo. Wajah orang itu nampak tak bersahabat, ada koyo yang menempel di pipinya. Sementara kedua tangannya memegang panci dan spatula yang ditabuh dengan keras.
"BOCAH EDAN! Iki jam piro? Kowe malah kaya kunyuk manggil bala. Wis kono, kowe bali! Ganggu wong turu wae!" omel perempuan paruh baya tersebut sembari menatap nyalang Taehoon yang mengedip-ngedipkan matanya polos.
Taehoon memiringkan kepalanya, tanda ia tak paham dengan ucapan yang dilayangkan oleh perempuan paruh baya tersebut. "Bibi ngomong apa, sih? Kunyuk itu apa?" Taehoon bertanya dengan lugu meskipun bahasa tubuhnya seperti orang ngajak berantem.
Perempuan paruh baya tersebut melotot tajam saat melihat Taehoon yang melipat kedua tangannya dengan wajah songong. Ia mencincing daster merah muda motif bunganya yang kedodoran lalu berjalan ke arah Taehoon dengan napas memburu. Dia merasa ditantang dengan bocah berandalan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
FanfictionKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...