Semua anggota Yoo Hobin Company berkumpul, mengelilingi sebuah kotak besar dengan pita merah di atasnya. Benda itu tiba atas nama mereka, terkesan misterius dan mencurigakan. Hobin juga merasa tak pernah memesan barang secara online. Apalagi dikirim ke alamat kantornya bukan rumah.
"Jadi, ini paket yang nggak dipesan?"
Hobin mengangguk, lalu melipat kedua tangan di depan dada. Dia menerka sesuatu yang ada di dalam paket tersebut dengan raut wajah tak yakin. "Ini pasti bom. Soalnya ada orang yang bilang awas kalau ketemu di jalan. Yang benar saja. Aku mau dibunuh, begitu?"
Itu memang asumsinya saja. Hobin tak pasti, tapi mengingat tingkahnya yang dianggap belagu oleh beberapa orang membuat keraguan perlahan sirna. Bisa saja ada orang yang tidak suka dengannya dan mengirimkan bom melalui kurir setelah berhasil menemukan kantor Yoo Hobin Company.
"Segera kembalikan.." finalnya.
Akan tetapi Gaeul justru telah membuka paket tersebut dan mengambil barang-barang yang ada di dalam. "Wah apa, nih?@"
"Hah, mantap betul!" pekik Jjiksae girang ketika melihat isi dalam paket tersebut.
"Ini semua hadiah!" seru Yeo Rumi tak kalah girang. Ia sampai menutup mulutnya tidak percaya jika semua barang yang ada di dalam paket tersebut adalah hadiah untuk mereka. Sung Taehoon melirik kotak tersebut dan melihat ada beberapa peralatan game dan alat latihan taekwondo. Seutas senyum terbit di wajahnya.
"Ini tablet seharga lebih dari 1 juta won!@" seru Gaeul seraya menunjukkan tablet yang menjadi hadiahnya. Wajar saja, dia seorang editor. Benda itu akan sangat berguna untuk gadis itu.
Taehoon melihat ke seluruh teman-temannya. Mereka mendapat hadiah masing-masing, termasuk dirinya. Namun dia penasaran dengan sosok pengirim paket tersebut. Apakah seorang yang ia kenal?
"Brush set untukku juga harganya lebih dari 1 juta won!" timpal Yeo Rumi sembari menunjukkan kumpulan brush. Dia senang mendapatkan hadiah yang sesuai dengan pekerjaannya. Ia seorang beauty vlogger dan juga seorang perempuan yang senantiasa membutuhkan alat make-up.
"Teman-teman jangan dibuka.." larang Yoo Hobin.
"Diam kau, Yoo Hobin!" balas Yeo Rumi. Hobin mengganggu kebahagiaan orang lain saja. Mereka lagi senang karena mendapat hadiah berupa benda-benda yang tak mungkin mereka miliki. Harga barang-barang tersebut bernilai jutaan won, mereka semua tidak akan bisa membelinya dengan gaji ataupun uang saku.
Sementara Taehoon menatap Yoo Hobin yang kelihatan khawatir. Pemuda kecil itu masih kekeh melarang anggota perusahaannya untuk mengambil hadiah misterius tersebut. Taehoon acuh, dia tidak peduli jika orang yang mengirim paket itu adalah teroris.
Hal terpenting yang harus Taehoon lakukan adalah mengamankan hadiahnya. Dia tidak mau sesuatu yang jadi miliknya disentuh oleh orang lain. Ia melarang siapapun untuk memegang benda kepunyaannya, termasuk ayah dan teman-teman.
"Hadiahnya berlimpah! Ada beberapa peralatan syuting juga!" Jjiksae berteriak senang. Dia akhirnya bisa memiliki benda-benda yang menjadi impiannya sebagai juru kamera.
"Aku nggak masalah biarpun ada perang semesta!@"
"Mangi kok dapat wig?!"
Mangi terlihat bahagia dengan wig-nya. Lalu mereka semua menatap Sung Taehoon yang membawa kabur sisa hadiah. "Sung Taehoon kabur! Memangnya dia dapat apa?"
"Yang jelas dia lagi senang banget tuh!"
Taehoon bersenandung, menunjukkan betapa senangnya dia mendapat hadiah dari seseorang. Ia akan berterimakasih jika bertemu dengan orang yang memberikannya hadiah.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
FanfictionKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...