Kedua Puluh Satu

339 69 41
                                        

Senja telah tiba di penghujung. Cakrawala menggelap seiring tiadanya mentari. Sang dewi malam naik, duduk di tahta menggantikan tugas sang ratu kuning. Di sebuah balkon terdapat Yeonwoo yang tengah berdiri santai. Kedua matanya menerawang angkasa, menatap satu per satu bintang yang bergemerlap di kanvas hitam.

Lalu menghubungkan titik-titik bercahaya itu menjadi pola yang disukainya. Canis Major, rasi bintang yang tak kalah terang dari Orion. Yeonwoo menyukai gugusan bintang tersebut karena makna dan cerita mitiologi yang tersimpan di dalamnya. 

Canis Major memiliki arti anjing besar, terkenal dengan susunannya yang terdapat Sirius dan Andhara, bintang paling terang di angkasa. Mitosnya, Canis Major dikaitkan dengan Laelaps, anjing tercepat di dunia yang ditakdirkan untuk menangkap apa pun yang dikejar. Seperti seseorang yang tak akan menyerah sebelum menggapai apa yang diimpikan.

Dalam mitologi Yunani, diyakini bahwa Zeus memberikan seekor anjing bernama Laelaps ke Europa sebagai hadiah. Pada saat yang sama, dia juga diberi lembing. Sayangnya, ini adalah lembing yang sama yang akhirnya membunuhnya. Saat Cephalus sedang berburu, ia salah menghitung lemparan dan lembing menembus Europa. 

Setelah kematiannya, Laelaps berada di bawah bimbingan Cephalus. Karena Laelaps juga dikenal sebagai anjing tercepat yang pernah ada, Cephalus mengajaknya berburu. Pada salah satu perjalanan seperti itu, dia berburu rubah atau kelinci

Saat Laelaps mengejar hewan ini dengan kecepatan luar biasa, Zeus akhirnya terpaksa mengubah kedua hewan itu menjadi batu. Dewa Yunani kemudian menempatkan Laelaps, di atas batu, di langit malam sebagai sekelompok bintang yang kita lihat sebagai Canis Majoris.

Yeonwoo berulang kali membaca fakta dan mitiologi tentang Canis Major. Ia sangat menyukainya dan selalu bertanya-tanya pada diri sendiri. Apakah dia bisa seperti Laelaps? Yang mengejar buruannya hingga dapat dan berakhir dengan indah. 

Yeonwoo ingin terus mengejar Taehoon hingga pemuda taekwondo itu luluh dan menerima perasaannya yang tulus. Namun respon Taehoon seperti air, rasanya tidak terlalu ada tapi memiliki rasa. 

Apa Yeonwoo bisa mendeskripsikan rasa air? Jawabannya tidak. Air adalah elemen murni yang memberi kesan menyegarkan di kerongkongan.

Semua orang pernah ditanya, bagaimana rasa air? Namun mereka semua tak bisa menjelaskan secara pasti. Sama dengan perasaan Taehoon pada Yeonwoo. Tidak bisa ditafsirkan, apakah Taehoon menyukainya atau tidak.

Taehoon begitu tertutup. Pikirannya selalu menuntun ke jalan yang lurus dan logis. Sementara perasaan tak terlalu diutamakan kecuali kesetiaan dan kepeduliaan terhadap kawan. Yeonwoo dilema, sikap Taehoon saat pertemuan terakhir mereka tiga hari lalu membuat perasaannya sedikit terguncang.

Apakah Taehoon membencinya? Tapi apa salah Yeonwoo? Apa karena dia mengecup bibir Taehoon tanpa izin? Yeonwoo pusing.

Pemuda taekwondo itu menghindarinya sejak tiga hari yang lalu. Tepat setelah Lee Jinho mencium bibir Taehoon secara paksa. Mengingat hal tersebut membuat darah Yeonwoo mendidih. Dia tak seharusnya meninggalkan Taehoon di belakang jika ia tahu Lee Jinho akan muncul.

Yeonwoo tahu, Taehoon pasti syok. Dia dilecehkan di depan umum oleh seorang pria yang menjadi tokoh antagonis dalam alur kehidupan. Taehoon dan Yeonwoo sudah tahu perbuatan Lee Jinho selama ini berkat Yoo Hobin.

Yoo Hobin datang ke rumah sakit di hari kelima, dia menceritakan detail kronologinya bertemu dengan Baek Sungjoon untuk terakhir kali. Ia juga membeberkan bukti-bukti tentang kejahatan dari Lee Jinho. Hobin bersyukur karena berhasil mengamankan flashdisk yang berisi data-data penting tentang kebusukan 244.

Yeonwoo dan Taehoon yang dari awal menaruh curiga pada Lee Jinho tak terlalu terkejut. Mereka justru sudah menduganya dan meminta Yoo Hobin untuk menuntaskan perburuan orang jahat hingga ke akar. Namun Yeonwoo tak menyangka jika 244 juga mengincar Sung Taehoon.

How To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang