29. La douleur exquise

2.3K 193 29
                                    

Di jam dua siang, Kyra, Yeji dan Sona sudah menghabiskan makanan yang mereka pesanan dari food stall milik tim Jungkook. Dengan perut yang terasa kenyang, mereka sedari tadi hanya bisa bersandar di kursi tanpa mampu banyak bergerak. Bahkan Kyra sampai membuka kancing celana jeansnya karena kancing itu terlalu menekan perut Kyra yang penuh makanan.

"Ah, aku kenyang sekali," ucap Sona.

"Karena kita sudah selesai, bagaimana kalau kita ke panggung utama sekarang?" Yeji mengusulkan. Ia lalu mengangkat jarinya ke atas dan memasang telinganya baik-baik. "Nah, dengarkan ... Acaranya sudah dimulai."

"Lima menit lagi. Aku masih tidak sanggup berjalan," kata Kyra sambil mengusap perutnya. "Food coma."

"Kita sudah lagi tidak se-energik kau, Yeji. Jadi tolong, pengertiannya!" Sona mengatakan ini sambil menyatukan kedua tangannya, seperti dia sedang berdoa dan memohon pada dewa.

Yeji tertawa. "Baiklah. Eonnie-eonnie yang sudah sepuh. Aku akan memberi kalian sepuluh menit lagi. Setelah itu, aku akan menyeret kalian ke depan panggung utama."

Mereka kemudian memberikan soal line up penyanyi-penyanyi yang akan mengisi festival hari ini. Dan di sela-sela pembicaraan itu, Kyra tidak berhenti mencuri pandang ke arah Jungkook yang berdiri tidak jauh darinya. Tidak seperti sebelumnya, kali ini Jungkook hanya bertugas untuk mengawasi saja, walau sesekali dia membantu membawakan pesanan ke meja-meja pelanggan dan mencatat pesanan para pelanggan karena keadaan stan yang ramai oleh pengunjung.

Ketika pandangan Jungkook bertemu dengan Kyra, Jungkook selalu mengatakan 'I cheese you' tanpa suara dengan ekspresi senang dan sambil mengedipkan sebelah matanya, seperti yang sedang pria lalukan itu sekarang.

Hati Kyra meleleh dalam sekejap mata, dan pipinya langsung merah merona untuk kesekian kalinya karena tingkah manis Jungkook.

"Wah, lihatlah wajah teman kita yang sedang jatuh cinta ini," Sona menyeletuk. "Ternyata seperti ini ya rasa berada di tengah-tengah dua sejoli yang di mabuk cinta. Padahal mereka berjarak berjauhan, tapi aura cinta mereka sampai sangat menohok ku. Kalian menyebutku 'lajang' dalam seratus bahasa yang berbeda."

Kyra tertawa. "Jangan melebih-lebihkan."

Yeji meletakkan kedua sikunya di atas meja, dan lalu menopang dagunya. Matanya menyorot Kyra dengan penuh perhatian. "Sepertinya Eonnie bahagia sekali ya, bisa bersama Jungkook?"

Kyra tidak langsung menjawab. Pandangannya lurus ke arah Jungkook yang sekarang sedang berbicara dengan teman prianya. Untuk sekarang? Ya, dia sangat bahagia. Begitu bahagia hingga baginya di semesta ini hanya ada mereka berdua. Namun kebahagiaan mereka hanya berupa sebuah gelembung tak kasat mata yang semakin lama ukurannya semakin membesar, sehingga satu saja sentuhan dari ujung jarum yang tajam bisa meledakkan gelembung itu. Merusaknya hingga tidak ada lagi puing-puing untuk dibenahi. Dan sayangnya, jarum tajam itu adalah orang tua mereka sendiri.

Memikirkan itu membuat napas Kyra jadi sesak. Ia menatap Yeji dan tersenyum. "Bagaimana kalau kita pergi ke panggung utama sekarang?" tanyanya, mencoba mengalihkan pembicaraan.

Yeji dan Sona mengangguk, menyetujui usalan Kyra.

Sewaktu mereka sedang membereskan barang bawaan mereka— memasukan ponsel ke dalam tas, memulas kembali lipstik mereka, dan merapikan diri lewat pantulan cermin—Jungkook tiba-tiba menghampiri mereka dengan alis yang menjahit di tengah.

"Kalian mau ke mana?"

"Kami mau menonton acara musik. Di panggung utama," sahut Kyra seraya menyisir ujung rambutnya dengan jemarinya.

"Bertiga saja?" tanya Jungkook.

Yeji, yang sedang menepuk sponge cushion di dahinya langsung melirik ke arah Jungkook dengan sinis. "Kenapa? Kau mau di ajak? Sori, tapi kita hanya akan pergi bertiga."

KOO-PHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang