11. This stupid feeling!

4.3K 494 23
                                    

Seorang resepsionis menyambut Kyra dan Seokjin, lalu mengantar mereka ke meja di sebelah kiri untuk dua orang, meja dengan letak yang paling strategis dengan pemandangan dekat jendela.

Setelah menerima menu dari pelayan, baik Seokjin maupun Kyra setuju untuk memesan pasta. Seokjin memesan pasta kacang borlotti di isi dengan kale, sedangkan Kyra memesan pasta aglio olio.

"Restoran ini milik teman sekolahku," Seokjin memberitahu Kyra setelah si pelayan pergi. "Grand opening-nya baru seminggu yang lalu. Makanya aku mengajakmu kemari."

Kyra yang duduk di hadapan Seokjin lantas mengangguk. "Kebetulan sekali, aku juga sedang ingin makan makanan italia."

Seokjin memberikan senyuman. "Berarti, keputusanku mengajakmu ke sini tidaklah salah."

"Ini aneh, kau tahu," kata Kyra seraya melipat tangannya di atas meja, dan lalu memperhatikan Seokjin dengan seksama. "Kita bisa dibilang baru saja mengambil keputusan yang menyakiti satu sama lain. Namun lihatlah kita, duduk bersama sambil menyantap makanan lezat dan berbincang santai."

"Ini disebut menjadi dewasa," timpal Seokjin. "Ada hal baru yang dimulai ketika sesuatu berakhir."

Kyra sama sekali tidak merasa menyesali kandasnya hubungan dirinya dengan Seokjin. Ia justru merasa lega karena tidak lagi membuang waktu Seokjin dan karena tidak lagi membohongi dirinya sendiri dan Seokjin.

Kyra juga merasa sangat bersyukur sebab Seokjin menerima keputusannya dengan lapang hati. Kendati Kyra sadar betul, bahwa dirinya baru saja menyakiti Seokjin, namun ini semua demi kebaikan mereka berdua.

"Kau orang baik, Seokjin," kata Kyra. "Kau akan menemukan wanita yang baik."

Seokjin tersenyum, tetapi rautnya tetap tampak sedih dan penuh penyesalan. "Aku juga mendoakan yang sama untukmu." Lalu ekspresinya tiba-tiba berubah. Matanya, yang semula sendu menjadi melebar manakala ia melihat melewati kepala Kyra. Seperti dia baru saja melihat seseorang yang dia kenal. "Hey ... Bukankah itu—"

Merasa penasaran, Kyra lantas menoleh ke belakang, di mana perhatian Seokjin berpusat. Dan jantungnya langsung melompat dari rongganya sewaktu ia melihat Jungkook sedang berada di meja resepsionis.

Dan pria bermaga Jung itu sedang bersama seorang gadis!

Rambut ungu. Pinggang kecil. Wajah cantik.

Kyra ingat betul dengan ciri-ciri itu. Gadis yang sama yang dibawa Jungkook ke rumahnya dua minggu lalu.

Perut Kyra sontak menjadi mual. Jantungnya berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Padahal setiap hari Kyra melihat Jungkook, setiap hari jugadia berhadapan dengan adik tirinya itu, tetapi saat ini, Kyra merasa begitu gugup karena kehadiran Jungkook yang muncul secara tiba-tiba.

Dalam hati Kyra berharap bahwa Jungkook tidak melihat mereka dan memilih meja yang berada di lantai dua. Namun harapannya segera pupus secepat ia mengedipkan mata, sebab selanjutnya Seokjin sudah melambaikan pada Jungkook.

Dalam sekejap, Jungkook—yang mengenakan kemeja lengan pendek khaki, celana hitam longgar dan sepatu kets—serta si Rambut Ungu—yang mengenakan atasan crop ketat dan rok tenis mini— sudah berada di samping meja mereka.

"Wah Hyung, kebetulan kita bertemu di sini," kata Jungkook. Dia lalu menatap Kyra dengan matanya yang mengerling. "Oh, hai Noona. Senang sekali bisa bertemu dengan kakakku di sini." Jungkook memuntahkan kalimat itu dengan nada sedikit mengejek.

Kyra memandang Jungkook tajam dari balik bulu matanya. Bibirnya membentuk garis yang keras, tapi kemudian sudut bibir itu sedikit menaik, guna memperlihatkan senyum secara terpaksa. "Oh, tentu saja. Aku juga senang melihat adikku di sini." Sebisa mungkin Kyra mengatakannya dengan intonasi yang sama dengan Jungkook.

KOO-PHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang