Kyra menarik sofa bed—yang baru diketahui dari Jungkook kalau sofa yang ada di atap merupakan sebuah sofa bed—lalu ia meletakan beberapa bantal kecil dan sebuah selimut bulu untuk jaga-jaga bila udara semakin dingin, dan juga menaruh beberapa cemilan serta empat botol bir di atas mejanya.
Ia meregangkan tubuhnya sejenak, lalu mendongak ke hamparan langit gelap tanpa bintang dan hanya bulan sabit yang mengintip dari balik awan tipis kelabu.
"Astaga, lututku lemas sekali." Kyra—yang sekarang mengenakan piyama terusan berbahan satin—lantas mengenyakkan diri di atas sofa, duduk dengan kaki terlipat di sofa.
Rasanya tubuhnya pegal sekali, terlebih lagi pangkal pahanya. Ada rasa kebas yang terasa di sana, seperti dia baru saja berlari ke jepang dan kembali lagi ke Korea dalam waktu yang cepat. Efek samping dari sesi bercinta yang panas dan ganas. Meski begitu, Kyra sangat menyukainya. Dia tidak menyangka bahwa dia akan mengatakan ini, tetapi bercinta dengan Jungkook adalah hal luar biasa yang pernah terjadi dalam hidupnya.
Kyra melihat jam di layar ponselnya, 09.30 malam. Sudah hampir setengah jam Jungkook pergi ke apotik terdekat, tapi ia belum kembali juga. Maka, untuk membunuh waktu, Kyra memilih untuk membaca di kindle. Ada sebuah novel yang urung ia selesaikan, mungkin sudah terbengkalai sejak satu minggu yang lalu sebab pekerjaanya tak mengizinkannya untuk memiliki waktu luang.
Baru dua bab dia membaca novelnya, Kyra mendengar gemuruh suara mesin motor Jungkook dari bawah. Sememangnya, garasi rumahnya akan tampak jelas dari atap rumah mereka, sehingga siapapun yang berada di atas rumah, akan memiliki pandangan jelas ke garasi rumah.
Kyra bangun dan sedikit melongok ke bawah, dan ia mendapati Jungkook baru saja memasukan motornya ke dalam garasi. Jungkook keluar dari sana tak lama kemudian dengan sambil menenteng helm-nya dan sebuah kantong plastik besar.
Lima menit selanjutnya, Jungkook—yang mengenakan jaket kulit hitam, kaos hitam, topi baseball dan celana jeans—sudah berada di atap rumahnya. Ia langsung mengulurkan sebuah bingkisan yang lebih kecil pada Kyra. "Tadi aku sempat mampir ke minimarket dulu untuk membeli beberapa keripik kentang, oh, dan es krim juga!" katanya. "Ini cepatlah di minum."
Selagi Kyra membuka bingkisan itu, Jungkook duduk di sebelahnya sambil membuka jaketnya serta topinya dan lalu menyugar rambutnya ke belakang.
"Semuanya harus aku minum?" Kyra menunjukan dua kotak kecil obat dari dalam bingkisan. "Ini pil kontrasepsi yang kau bicarakan tadi?"
Jungkook mengangguk. "Itu postinor. Minumlah dua pil langsung," katanya seraya meraih botol mineral dari atas meja. "Jika kau minum lebih dari tujuh puluh dua jam, pilnya tidak akan bekerja."
Kyra mengernyit. "Dan mengapa kau tahu soal ini? Kau sering menggunakannya untuk gadis-gadis 'one night stand'-mu, ya?" tuduhnya dengan suara dan ekspresi sinis.
"Sudah kubilang, aku selalu menggunakan kondom jika melakukan hubungan seksual pada mereka." Jungkook membuka tutup botol dan memberikan air itu pada Kyra, tapi gadis itu tak bergerak untuk menerimanya, malah terus memberikan tatapan menghakimi yang ganas. "Percayalah padaku," desahnya. "Aku memang brengsek, tapi aku selalu main bersih. Aku tahu pil itu dari salah satu gadis yang akan kutiduri, yang bahkan aku tak ingat siapa namanya," katanya.
"Yang akan?"
"Karena aku tidak jadi melakukan seks dengannya kala itu," jawab Jungkook santai. Seolah apa yang dibicarakannya tidak akan berdampak apa-apa pada Kyra.
Padahal Kyra sudah menekuk dagunya, mimiknya pun sekecut jeruk purut. "Kau tidak ingat gadis yang akan kau tidur? Wah, level kebrengsekan sudah berada di tahap berbahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOO-PHORIA
FanfictionTerjebak dalam hubungan terlarang bukanlah keinginan Jung Jungkook maupun Moon Kyra, meskipun tak memiliki hubungan darah tapi mereka tetaplah adik kakak yang terikat karena pernikahan orang tua mereka. Tak pernah terlintas dibenak Jungkook kalau pr...