40. Sea of sorrow

472 63 3
                                    

Kyra duduk di salah satu kursi penumpang bus, tepat berada disamping jendela. Ia memasang earbuds, memutar musik dan lalu menyandarkan kepalanya ke jendela. Mata yang sendu menatap kosong ke jalanan, dan tak lama setelah Kyra berada di bus, hujan turun.

Dengan lagu 'Hate You' yang terdengar di telinganya, ia meratapi nasibnya yang semakin hari semakin menyedihkan. Bulir-bulir rintik hujan memenuhi jendela, membuat pandangan kabur dan berembun. Air hujan mengalir turun, begitu juga dengan air mata Kyra.

Dia menyesal telah kembali lagi ke kantor hari ini. Mungkin seharusnya dia pulang saja ke rumah, seperti yang disarankan oleh Seokjin dan Namjoon. Namun ia akan merasa bersalah jika dia pulang tanpa memberikan permintaan maaf pada rekan kerjanya karena telah menyebabkan kekacauan hari ini.

Pun, pada akhirnya Kyra melakukannya. Dia membungkukkan tubuhnya hingga sembilan puluh derajat, serendah mungkin, dengan kepala yang tertunduk malu. Dia meminta maaf secara pribadi pada semua koleganya di kantor. Ia mengatakan permintaan maaf itu secara lantang, bersungguh-sungguh, dan dengan suara penuh penyesalan. Ia sadar betul jika kesalahannya tidak termaafkan. Dia akan menerima semua konsekuensinya; semua cibiran, gunjingan dan semua penghakiman atas perbuatannya.

Sebelum dia menegakkan kepalanya, dia sudah menguatkan dirinya. Dia sudah mengeraskan hatinya sekeras batu karang, yang akan tetap berdiri tegak meskipun diterjang oleh ombak besar.

Namun ketika Kyra mengangkat kepalanya dan memandang ke seluruh ruangan, saat itu dia sadar, jika yang dihadapannya bukanlah hanya sekedar ombak besar, melainkan bencana tsunami. Dan Kyra menyadari, bila dia bukanlah batu karang, melainkan sebuah kayu lapuk yang tertancap di atas pasir, yang akan tersapu begitu tsunami itu menerjang. Menggulungnya hingga hancur menyerpih.

Kyra tidak sanggup dengan semua tatapan jijik yang diberikan oleh para teman-teman kantornya untuknya. Seolah semua pasang mata itu telah meluncurkan jarum-jarum tajam yang menusuk tubuhnya dari segala penjuru. Bisik-bisik terdengar di antara koleganya. Bahkan ada yang secara terangan-terangan mencemooh Kyra.

"Tingkahnya seperti sok suci, tapi rupanya dia lebih rendah dari mucikari."

"Bagaimana bisa dia tidur dengan adiknya sendiri? Menjijikkan sekali!"

"Pantas saja mereka selalu bersama, ternyata sering tidur bersama."

"Dasar jalang."

Dan tiba-tiba saja ruangan yang luas itu semakin lama-lama semakin mengecil. Dinding-dindingnya semakin mendesaknya, membuatnya sesak dan takut.

Kyra sempat mendapatkan serangan panik ketika berada di tengah ruangan berisi orang-orang yang mulai berbondong-bondong menghinanya. Untungnya, Sona berada di sekitarnya dan langsung menarik Kyra ke ruangannya untuk menenangkan diri.

Namjoon, yang mengetahui tahu soal itu, berusaha untuk meminta Kyra agar pulang saja ke rumah dan mengambil cuti. Tetapi Kyra bersikeras untuk tetap bertindak profesional sebab ada tanggung jawab yang harus dia emban di kantornya. Yang pada akhirnya Kyra sesali keputusan itu, karena semakin lama, gunjingan yang ia terima semakin menyakitkan. Mulanya hanya berupa ucapan penghakiman yang diucapkan dengan tatapan jijik, lama-lama para teman kantor prianya mulai melontarkan ejekan yang mengarahkan pada pelecehan seksual secara verbal.

Merasa tidak tahan, Kyra akhirnya pergi ke ruangan Namjoon dan menangis di sana. Dia tidak berniat untuk mengadu pada Namjoon, dia hanya ingin mencari tempat aman untuk meluapkan kesedihannya, karena hanya Namjoon dan Sona yang tetap memperlakukannya seperti manusia, bukan seperti sampah yang patut diinjak-injak.

Hanya dalam satu minggu hidupnya berubah total, bak menaiki wahana roller coaster. Naik turun dengan drastis, hingga membuat jantung berhenti berdetak selama beberapa kali. Dan penyebabnya adalah pria bernama Jung Jungkook, seseorang yang sejak awal terlarang untuk Kyra cintai.

KOO-PHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang