Hanya butuh tiga setengah jam untuk Jungkook sampai ke Busan. Tentu saja dengan melajukan kecepatan mobilnya di 160km/jam. Berbahaya memang, tetapi ia tidak bisa tenang bilang tak cepat sampai ke tempat Kyra berada.
Kyra sebenarnya sempat mengaktifkan nomornya, Jungkook pun sudah mencoba untuk menghubunginya lagi, akan tetapi Kyra selalu saja menolak panggilan Jungkook, yang semakin membuat Jungkook jadi kalut. Terlebih lagi setelah terakhir kali Jungkook menghubungi Namjoon guna menanyakan alamat lengkap restoran yang mereka datangi, pria bermarga Kim sempat mengatakan bahwa dirinya dan Kyra berpisah karena Kyra sedang menemui seorang pria. Mendengar itu, Jungkook semakin menginjak gas mobilnya.
Jungkook memarkirkan mobilnya di halaman parkir restoran tempat Kyra berada. Dia sempat menghubungi Kyra lagi, tetapi masih tidak ada jawaban. Lalu ia beralih menghubungi Namjoon yang langsung menjawab panggilannya.
"Ya, Kook? Kau sudah sampai?" tanya Namjoon dengan ramah.
"Aku sudah di depan." Jungkook mematikan mesin mobilnya dan turun dari mobil. Malam sudah begitu larut ketika ia sampai. Restoran yang dia datangi berada di dekat pantai, sehingga Jungkook bisa mendengar deburan ombak dan merasakan angin pantai yang lembab.
Bangunan di sekitar restoran berkelip dengan neon yang warna-warni. Beberapa orang lalu lalang dengan pasangannya, beberapa dengan kerabatnya. Hanya Jungkook saja yang datang sendirian, dari Seoul, tanpa membawa apa-apa selain pakaian yang dia kenakan dan sebuah dompet yang isinya pas-pasan, dan datang dengan wajah panik bercampur cemberut. Padahal Busan adalah kampung halamannya, tempat keluarga ibunya berasal dan tempat ia dilahirkan, seharusnya dia senang bisa kembali ke sini, tetapi pada kenyataannya, dia justru merasa begitu risau.
"Aku sedang membayar bill," kata Namjoon. "Baru mau pulang, tetapi Kyra masih dibar, bersama Hoseok."
Jadi, pria itu namanya Hoseok...
"Baiklah, aku segera masuk."
Di depan pintu masuk, Jungkook berpapasan dengan Namjoon. Mereka hanya berbincang sebentar saja karena Jungkook ingin cepat menemui Kyra. Setelah mengucapkan selamat tinggal, Jungkook kembali melangkah masuk.
Restoran yang juga termasuk sebuah bar itu tidak terlalu ramai pengunjung. Dan letak bar berada tak jauh dari pintu masuk, sehingga mudah bagi Jungkook untuk menemukan Kyra yang sedang duduk disamping seorang pria muda di meja bar bagian paling sudut. Dan mereka berdua sedang tertawa, tampak begitu senang dengan percakapan mereka.
Rahang dan tenggorokan Jungkook mengetat kala melihat kebersamaan mereka. Dengan langkah berat Jungkook lantas menghampiri mereka. Lalu berhenti tepat di belakang kursi Kyra dengan mata yang berkilat dan mimik berang.
"Moon Kyra..." Desisan penuh kecaman itu sontak membuat si empunya nama sontak menoleh ke belakang.
Mata gadis itu melebar kala melihat presensi Jungkook yang sudah ada didekatnya, lalu ia mengernyit dengan manik heran. "Mengapa kau ada di sini?" tanyanya bingung. "Tunggu—apa kau bahkan nyata?" Kyra mengulurkan tangannya ke arah Jungkook, yang langsung Jungkook raih tangan itu dan langsung ia genggam.
Tangan Kyra terasa lembab dan dingin. Wajah pun tampak begitu merah. Seperti buah tomat. Matanya pun sudah agak sedikit sendu. Jungkook melirik ke arah meja dan mendapat ada satu gelas cocktail yang sudah kosong. Sudah berapa banyak dia minum sampai ia seperti ini?
Namun meski begitu, Kyra tetap tampak luar biasa cantik. Dengan gaun santai berwarna putih bermotif bunga-bunga berwarna kuning berlengan pendek, yang roknya memanjang hingga lututnya. Ditambah lagi dengan rambutnya yang hitam lebat di kepang menjadi dua bagian dan bibirnya yang merona. Dia terlihat begitu manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOO-PHORIA
Hayran KurguTerjebak dalam hubungan terlarang bukanlah keinginan Jung Jungkook maupun Moon Kyra, meskipun tak memiliki hubungan darah tapi mereka tetaplah adik kakak yang terikat karena pernikahan orang tua mereka. Tak pernah terlintas dibenak Jungkook kalau pr...