"Kau baik-baik saja?" Namjoon yang duduk disebelah Kyra bertanya dengan raut wajah khawatir karena sejak tadi dia memperhatikan Kyra yang terus melamun.
"Oh, ya? Saya baik-baik saja, Pak. Hanya—sedikit kelelahan," jawab Kyra sembari mengusap belakang lehernya. Sememangnya ia merasa agak letih. Ditambah lagi, beberapa jam ini rasa gelisah terus menyerangnya.
"Kau mau pulang sekarang?" tanya Namjoon lagi.
"Tidak, Pak. Malam masih panjang," kata Kyra, berusaha terdengar antusias.
"Kau yakin?"
Kyra mengangguk sambil tersenyum kecil. "Kalau saya ingin pulang, saya akan memberitahu Anda."
"Baiklah kalau begitu."
Sekiranya sudah hampir dua jam Kyra duduk di meja makan bersama sembilan orang lainnya, termasuk Namjoon. Orang-orang yang juga berkecimpung di dunia yang sama dengan Kyra dan Namjoon, penerbitan. Beberapa dari mereka juga menjabat sebagai kepala editor, sementara setengannya lagi adalah tim pemasaran. Dan makan malam yang merupakan agenda pribadi ini bertujuan untuk memperluas koneksi dan saling menukar informasi.
Sesungguhnya Kyra sedang berada di sini, bisa bertukar pikiran dengan sesama editor tentang masalah yang kerap kali mereka alami. Namun ada tiga hal yang membuat Kyra tidak nyaman; (1) Kyra tidak bisa menyingkirkan rasa sakit dan pikirannya tentang Jungkook, (2) Pria yang duduk di ujung meja, yang mengenalkan dirinya sebagai Hyun Jae Hwa terus melihat ke arah Kyra dengan mata yang mengerling, dia bahkan sering kali mencoba menyentuh lengan Kyra tanpa permisi, (3) Kyra harus meminum bergelas-gelas alkohol, yang mana ia sangat hindari sebab toleransinya terhadap alkohol sangat rendah.
"Ayo, minum lagi!" seru Seo Jun—kepala editor dari salah satu perusahaan media ternama—ia bangkit dari kursinya sembari mengangkat gelasnya ke udara, diikuti oleh yang lainnya. Termasuk Kyra. "Untuk kenaikan gaji di tahun 2023 mendatang!"
Kyra terpaksa menenggak minuman bir bercampur soju yang dituangkan untuknya. Padahal, kepalanya sudah lumayan merasa pusing, dan pandangannya pun sudah agak kabur, tetapi sebisa mungkin dia berusaha untuk terlihat sadar.
"Pak, saya mau ke toilet sebentar, ya," izin Kyra pada Namjoon.
"Kau perlu kau kutemani? Wajahmu sudah memerah, kau sudah mabuk? Bisa jalan ke sana?"
Kyra berdiri dari kursinya. "Saya baik-baik saja," ucapnya. "Kalau begitu, saya permisi sebentar."
Di toilet, Kyra menyempatkan diri untuk merapikan riasannya. Namun ketika ia menatap cermin dan akan memulas kembali lipstik di bibirnya, ia mulai terisak karena teringat oleh foto Jungkook yang sedang berciuman dengan Yoora yang dikirimkan secara anonim.
Rasanya begitu menyakitkan.
Kyra menggeleng. Memberitahu dirinya sendiri bahwa dia tidak boleh tenggelam dalam kesedihannya. Tujuannya pergi malam ini adalah untuk menghilangkan semua itu, bukan malah menambahnya.
Setelah agak tenang, dia kembali melanjutkan usahanya untuk merapikan riasan wajahnya, menyemprotkan 'face mist' agar wajahnya tampak lebih segar, dan merapikan rambutnya yang malam ini sengaja dia kepang menjadi dua di bagian bawahnya, karena tidak memiliki waktu untuk menggunakan curly-an rambut.
Sebelum keluar toilet, Kyra sempat mengeluarkan ponselnya. Dia memutuskan untuk kembali menyalakan ponselnya guna untuk menghubungi nomor tak dikenal yang tahu-tahu mengirimkan foto Jungkook. Kyra terlalu kalut tadi hingga dia tidak sempat untuk mencari tahu tentang identitas si pengirim anonim. Akan tetapi, begitu nomornya aktif kembali, pesan teks dari Jungkook pun langsung membombardir ponsel Kyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOO-PHORIA
Fiksi PenggemarTerjebak dalam hubungan terlarang bukanlah keinginan Jung Jungkook maupun Moon Kyra, meskipun tak memiliki hubungan darah tapi mereka tetaplah adik kakak yang terikat karena pernikahan orang tua mereka. Tak pernah terlintas dibenak Jungkook kalau pr...