16. Tongue technique

4.6K 355 21
                                    

Dan itu merupakan hal termanis yang pernah seseorang katakan untuk Kyra. Apalagi diucapkan dengan sambil berlutut dan memegang tangan Kyra. Membuat semua perasaan cemburu yang beberapa menit lalu menenerjang diri Kyra terhempas begitu saja.

Tatapan mata intens Jungkook membuat pipi Kyra merona. Lebih merah dari kelopak bunga mawar. Dan suhu tubuhnya tiba-tiba meningkat drastis.

Entah apa yang terjadi padanya, tetapi seharian ini dirinya merasa begitu gelisah dan gundah. Terlebih lagi ketika sepanjang hari ini dia memikirkan Jungkook yang pergi ke kampus, yang kemungkinan besar akan bertemu dengan Yoora. Yang padahal, selama menghabiskan beberapa hari bersama Jungkook, Kyra sempat melupakan sebuah fakta krusial tentang Jungkook, yaitu dia yang sudah berkencan dengan Yoora.

Namun ketika Jungkook mengatakan pada Kyra kalau dia akan pergi ke kampus, dan akan pulang larut malam, Kyra jadi memikirkan hal yang tidak seharusnya ia pikirkan, salah satunya adalah memikirkan Jungkook yang mengajak kencan Yoora sebelum pulang. Atau lebih buruknya, membawa Yoora pergi ke hotel atau menginap di tempat Yoora seperti yang sudah-sudah.

Itulah mengapa suasana hati Kyra yang semula girang ketika bertemu dengan Jungkook tiba-tiba berubah kesal dalam satu tarikan napas. Semua karena pemikiran negatif itu. Alhasil Kyra langsung jadi cemberut. Ditambah lagi dengan tingkah Jungkook yang sekarang tampak begitu acuh pada Kyra.

Kyra tahu, dia tidak memiliki hak untuk merasa cemburu, bahkan kehadiran Jungkook di dalam kamarnya sekarang pun terasa sangat salah, tetapi Kyra tidak bisa mengabaikan perasaannya begitu saja.

Dia menyukai Jungkook. Sangat.

Sekarang Kyra sadar. Dia tidak menginginkan diperlakukan seperti tuan putri. Dia tidak ingin di sanjung. Dia tidak ingin dimanjakan. Dia tidak ingin berbaring di atas awan ketika senja mencium langit. Dia tidak ingin menenggak coklat panas dengan toping marshmallow dan oreo. Dia tidak ingin langit biru cerah dengan angin sepoy-sepoy. Dia tidak ingin menjadi bunga daisy. Dia tidak ingin sebuah kenyamanan, ataupun tempat aman.

Kyra ingin sebuah badai. Kyra menjadi semburan lava. Ingin menjadi sesuatu yang bebas. Ingin menjadi mawar berduri. Ingin mengeluarkan sisi gelapnya.

Dan Jungkook-lah yang bisa membuatnya seperti itu.

Kyra menatap ke dalam mata Jungkook. "Aku—" Kyra ingin mengutarakan perasaanya, tetapi rasanya begitu sulit. Seolah lidahnya tiba-tiba saja menjadi kelu dan tidak mengucapkan kata-katanya.

"Ya?" Jungkook menunggu.

Sekali lagi, Kyra mencoba membuka mulutnya. Berusaha keras mengatakannya, namun lagi usahanya gagal. Malah sekarang perutnya terasa mual, karena kepakan kupu-kupu di dalam perutnya menjadi tidak karuan. Diperparah dengan jantungnya yang berdetak semakin cepat.

"Apa yang kau inginkan, Noona?" Jungkook bangun, dia mengubah posisinya yang semula berlutut di sebelah kasur, menjadi duduk di hadapan Kyra dengan tangan yang masih menggenggam tangan Kyra. "Katakan saja. Aku akan dengan senang hati memenuhi semua keinginanmu."

Kyra menelan ludah. Tatapan membakar Jungkook menyulut gairah di dalam diri Kyra. Dia membasahi bibirnya sebelum berkata, "Jadi, kau tidak ada hubungan dengan Yoora?"

Jungkook semakin mendekatkan wajahnya ke wajah Kyra. Sekiranya, bibir mereka hanya berjarak sejengkal saja dari sebuah ciuman. "Tidak. Aku tidak memiliki hubungan dengan siapapun."

"Apa dalam waktu dekat kau akan memiliki hubungan dengan seseorang?" tanya Kyra. Tidak tahu juga kenapa ia tiba-tiba menanyakan hal pribadi seperti itu.

"Jika orang itu membuka dirinya untukku, aku akan senang menjalin hubungan dengannya." Jungkook mengatakan ini sambil mengelus rahang Kyra dengan tangannya yang terbebas. Bibir mereka nyaris bersentuhan. Napas saling bersahutan. Dan Kyra sudah siap menyambut ciuman Jungkook, tetapi Jungkook tidak kunjung melakukannya. Dia rupanya hanya menggoda Kyra saja. Membuat Kyra menjadi semakin putus asa menginginkannya.

KOO-PHORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang