Ponsel Kyra berbunyi. Ada sebuah panggilan masuk. Sang gadis yang sedang menguncir rambutnya lantas melirik ke layar ponselnya. Itu panggilan dari nomor Jungkook.
Kyra punya dugaan, tujuan Jungkook menghubunginya mestilah untuk membujuknya kembali, atau meminta Kyra untuk datang menjenguknya lagi ke rumah sakit.
Kyra mengabaikannya. Merasa perlu memberi Jungkook pelajar agar tidak terlalu percaya diri mengira bahwa Kyra sangat dipengaruhi olehnya hanya karena pertemuan mereka kemarin. Namun pengabaiannya tidak berlangsung lama. Percobaan panggilan yang ketiga kali, Kyra akhirnya menjawab panggilan Jungkook.
"Ya?"
"Hai," sahut Jungkook, suaranya selemnbut embun pagi. "Apa yang sedang kau lakukan?"
"Aku sedang berpikir untuk mengakhiri panggilan ini karena sepertinya kau hanya akan membuang waktuku dengan basa-basimu," jawab Kyra ketus.
"Eh, jangan!" seru Jungkook buru-buru. "Aku tidak cuma iseng, kok. Aku benar-benar ingin berbicara padamu."
"Kalau begitu, katakan dengan cepat," tuntut Kyra. "Aku tidak punya banyak waktu."
"Kau ada waktu luang hari ini?" tanya Jungkook. "Aku ingin bertemu. Aku ingin membicarakan tentang orang tuaku. Ini penting. Untukmu dan ibumu."
Kyra menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya terlihat bingung dengan satu alis yang menaik. "Penting bagaimana? Untukku dan ibuku? Maksudnya?"
"Aku ingin memberitahumu soal kedua orang tuaku," Jungkook menjelaskan. "Apa yang kau tahu soal perceraian mereka?"
Kyra ragu menjawab karena takut menyakiti perasaan Jungkook, tapi ketika Jungkook berkata, "Tidak apa-apa, jawab saja." Kyra memilih menjawab.
"Karena ibumu berselingkuh di belakang ayahmu?"
"Sayangnya, kenyataannya bukan seperti itu," sanggah Jungkook. "Ayahku membohongiku. Dia memelintir kebohongan hingga membuat ibuku seolah-olah adalah tokoh antagonisnya, padahal selama ini ayahku penjahat sesungguhnya." Suara Jungkook terdengar sedih dan getir. Entah mengapa, Kyra bisa membayangkan tatapan hampa Jungkook yang mungkin sekarang ia sedang lakukan sekarang di seberang sana.
Kyra menggigit bagian bawah bibirnya sambil menimbang-nimbang, ia merasa Jungkook tidak sedang berbohong, dan tidak memiliki maksud apa-apa dibalik permintaan pertemuan ini. "Ya sudah, kalau begitu pulang kerja nanti aku akan mampir ke rumah sakit."
"Aku sudah tidak berada di rumah sakit. Aku sekarang tinggal di rumah ibuku."
"Eh? Bagaimana bisa? Kok, tiba-tiba?" Rasa terkejut Kyra muncul bukan tanpa sebab, yang ia tahu Jungkook tidak pernah ingin menemui ibu kandungnya. Bahkan terakhir kali Kyra menyaksikan pertemuan Jungkook dengan ibunya, Jungkook jelas tampak sangat membenci ibunya. Jadi, berita Jungkook yang tinggal di rumah ibunya merupakan sesuatu yang besar dan tampak mustahil. Terlebih lagi, itu semua terjadi dalam satu hari, setelah Jungkook dan ayahnya bertengkar besar pula. Padahal kemarin Jungkook tidak membahas soal ibunya, tapi tahu-tahu dia sudah bersama ibunya saja.
"Maka dari itu, kita perlu bertemu," hanya itu jawaban yang diberikan oleh Jungkook.
"Apa kau baik-baik saja? Maksudku, kau belum pulih dengan total, dan sepertinya ada masalah yang besar sedang melandamu." Hingga kau memilih untuk tinggal bersama ibumu, Kyra ingin menambahkan itu, tapi dia memilih untuk menahan dirinya.
"Aku tidak baik-baik saja." Suara lirih Jungkook menyebabkan hati Kyra mencelos. Selama ini Jungkook selalu bersikap kuat, seolah tidak ada hal apapun yang dapat membuatnya terluka. Tapi sekarang dia terdengar rapuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOO-PHORIA
FanficTerjebak dalam hubungan terlarang bukanlah keinginan Jung Jungkook maupun Moon Kyra, meskipun tak memiliki hubungan darah tapi mereka tetaplah adik kakak yang terikat karena pernikahan orang tua mereka. Tak pernah terlintas dibenak Jungkook kalau pr...