#UNCERTAIN#

263 39 4
                                    

Setelah hari itu sebenarnya yang gencar mencari informasi tentu saja Taehyung dan Seungcheol. Sedangkan Seulgi mencoba mencaritau racikan apa yang mereka pakai, apa memang benar itu hasil dari obat-obatan atau memang hanya kelebihan mereka. Seungcheol sendiri sudah bilang kalau mereka sudah bukan harus berhati-hati lagi. Mereka sudah berani menyerang tandanya sudah mengibarkan bendera pertarungan untuk Seungcheol. Jujur mereka berempat sebenarnya sedikit menekan pada Hyunjin, bukan tanpa alasan tentu saja. Demi kebaikan dan keselamatan dia dan juga Yeji sebenarnya. Tapi ya tetap saja, tidak semudah itu. Batunya masih terlalu keras.

Hari ini dirumah hanya ada Yeji dan Hyujin. Jadwal mereka kebetulan sama, tidak ada kelas hari ini. Yeji tentu saja sudah bangun dari pagi membantu membuat sarapan dan melakukan kegiatan lainnya. Sedangkan Hyujin, masih tenang dengan tidurnya.

"Yeji, tidak kemana-mana kan hari ini?" Tanya Seulgi

"Tidak eonni."

"Nanti jam 10 ingatkan Hyunjin untuk minum ya. Dia kalau libur, lupa segala hal. Hanya tidur saja seharian kalau tidak di ingatkan."

"Masuk saja langsung ke kamarnya. Sudah dapat izin ini kan." Ucap Seungcheol

"Ne oppa."

"Kami pamit dulu ya, hati-hati dirumah." Ucap Seulgi

Yeji mengantar Seulgi dan Seungcheol sampai depan rumah. Lalu setelahnya dia memilih untuk sedikit beres-beres. Harus tetap produktif kan di hari libur seperti ini. Sebelumnya Yeji memasang alarm dulu di ponselnya, takut lupa dengan pesan Seulgi. Yeji membersihkan rumah di area dapur dan ruang tengah saja sebenarnya. Segitu saja sudah terasa begetar kakinya, langsung hilang semua sarapan pagi tadi.

"Mandi dulu, lalu baru ke kamar Hyunjin."

Yeji langsung bergegas ke kamarnya untuk mandi, masa iya datang ke kamar Hyunjin dengan badan yang penuh keringat. Yeji selesai mandi tepat pukul 10. Yeji pergi mengambil minuman rutih untuk Hyunjin, di tempat yang sudah di beritau Seungcheol dan Seulgi tentu saja. Lalu menuangkannya kedalam tumbler yang sudah ada sedotan yang manis bertengger disana. Kalau kalian tanya bagaimana baunya, ya tidak usah di bayangkan. Yeji langsung berjalan menuju kamar Hyunjin, mengetuk dulu tentu saja sebelum masuk kedalam. Sekedar basa-basi untuk sebuah sopan santun memasuki wilayah orang lain.

"Hyunjin ..."

Tidak ada jawaban.

"Hyunjin ..."

Masih belum ada jawaban.

"Hyunjin, aku masuk ya."

Masih tidak ada jawaban, akhirnya ya sudah masuk saja. Yeji mendekati ranjang Hyunjin, dan melihat Hyunjin masih bergelung dengan selimut. Kaum rebahan akut memang sepertinya. Yeji menyimpan tumbler yang dia bawa di meja kecil sebelah kasur Hyunjin. Dan tugasnya sekarang membangunkan pangeran tampan ini. Tapi entah kenapa Yeji melihat Hyunjin gelisah dalam tidurnya. Mimpi buruk kah? Wajah Hyunjin bahkan berkeringat. Tanganya juga meremas selimut dengan kuat. Yeji langsung menguncang pelan bahu Hyunjin.

"Hyunjin, bangun ..."

"Hyunjin ..."

Hyunjin tidak merespon, akhirnya Yeji menguncang Hyunjin lebih keras. Dan Hyunjin langsung bangun dengan nafas terengah-engah.

"Gwenchana?"

Yeji langsung membantu Hyunjin untuk duduk. Yeji mengambil tisu di atas meja belajar Hyunjin dan mengelap keringat di wajah Hyunjin.

"Kemari." Titah Hyunjin pelan.

Yeji melihat lengan Hyunjin yang menepuk ke pinggir ranjang tepat di sebelahnya. Yeji langsung saya duduk disana, yang terjadi selanjutnya ... Hyunjin, dia menyendekan kepalanya di pundak Yeji, dan satu tangan Yeji dia bawa ke atas kepalanya.

OUR RED THREAD [END] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang