From Enemy to be Pasutri

💕Dalam dekapan Ranukumbolo💕

Happy reading guys

💕💕💕

Seperti batu es yang begitu cepat mencair hanya karena diletakkan di bawah terik matahari, seperti itulah yang tengah dirasakan oleh Shena. Ia tidak bisa terlalu lama marah dengan seseorang apalagi yang modelannya seperti Calvin, si musuh abadi sekaligus suami yang kerap memancing emosinya dengan berbagai hal. Sejujurnya, ia sendiri bingung mengapa mereka menyatakan sebagai sepasang musuh walau alasan yang mendasarinya bukanlah sesuatu yang serius.

Hanya karena dirinya yang sering memukul Calvin lantas lelaki itu memilih memperkuat ilmu bela diri di sebuah club taekwondo untuk membalaskan dendamnya. Padahal, sebelumnya mereka saat kecil berteman cukup baik.

Meski seringkali saling menyerang hingga mereka beranjak dewasa. Satu pun di antara mereka tidak sampai hati untuk benar-benar membuat lawannya terluka parah. Karena pada dasarnya mereka bukan orang-orang yang terbiasa dengan kekerasan. Cukup hanya Shena yang pernah membuat Calvin harus terpaksa opname di rumah sakit karena pukulannya yang terlampau keras.

Hari Sabtu gathering kantor diadakan dengan keseruan para karyawan Calvin baik dari pusat maupun cabang. Suasana sejuk di Green Rock Campers pilihan Dimas salah satu pekerja di Pets Point milik Calvin, rupanya mampu menjadi healing terbaik bagi para karyawan setelah berkutat dengan pekerjaan mereka. Keseruan outbond yang dilakukan sesuai dengan rundown kantor di alam bebas itu berhasil memicu semangat para pekerjanya.

"Kamu yakin mau muncak?" tanya Shena setelah gathering season 1 berakhir. Karyawan cabang dan pekerja di luar bagian kantor hari ini wajib kembali. Namun, karena Calvin memiliki niat untuk bersilaturahmi dengan keindahan alam di bumi Lumajang. Ia membuat gathering season 2. Yang hanya diikuti oleh karyawan bagian kantor.

"Yakinlah, kalau kamu takut ya nggak usah ikut!" Calvin berdecih pelan setelah melepas kepergian karyawannya dengan dua bus yang akan kembali ke Surabaya. Tersentil dengan ejekan Calvin barusan, Shena menghempaskan pantatnya di kursi kayu milik Green Rock kafe. Menikmati kopi hangat sembari meraup udara segar di alam bebas adalah perpaduan yang sangat menyenangkan. Sudah lama Shena tidak melakukan traveling sejak ia memutuskan untuk mengubah hobinya menjadi mageran sambil berkhayal.

"Bisa nggak, sih, nggak usah ngejek orang tanpa tahu yang sebenarnya." Shena melempar pandangannya pada Satya, dokter hewan di Pet Clinic milik Calvin itu benar-benar memiliki karakter yang amat kontras dengan suaminya. Ah, pasti dokter Satya adalah suami idaman perempuan di dunia ini. Perhatian, baik, peka dan nyaris sempurna di mata Shena.

"Kamu kan penakut. Di gunung banyak makhluk ghoib. Jadi mending cari aman aja." Shena berdecak lirih. Ingin rasanya menjambak rambut Calvin yang terkesan acak-acakan itu.

"Nggak usah jauh-jauh di gunung. Tiap hari juga aku tinggal sama makhluk ghoib tapi tetap baik-baik aja kan?" Calvin memicingkan tatapannya.

"Maksudmu aku makhluk ghoibnya?" Mata bulat milik Calvin melotot lucu. Membuat Shena terbahak melihatnya. "Aku nggak ada ya bilang kayak gitu. Kamu sendiri-" Perubahan sikap Calvin yang semula ingin memaki-maki istrinya kini beralih menjadi sosok suami yang penyayang. Shena harus mengakui akting Calvin luar biasa bagus saat Dimas, Gladys, dan kepala gudang yang seusia ibunya itu menghampiri mereka. Tentu saja demi menjaga nama baik di depan karyawan, Calvin terpaksa memainkan peran sebagai suami sungguhan yang baik terhadap istrinya.

Mual sekali Shena melihat sikap Calvin yang menarik tubuh kecil itu dalam dekapannya.

"Kuota pendaki untuk hari ini hanya 280 orang, Pak. Saya sudah reservasi di TNBTS. Perlengkapan logistik juga udah beres." Karena Calvin sudah memutuskan untuk melakukan pendakian sebelumnya, maka semua kebutuhan mulai dari tenda, logistik, survival kit hingga trekking pole yang wajib dibawa oleh Calvin saat hiking pun sudah siap tersedia. Beruntung sekali ia memiliki Dimas yang serba bisa untuk diandalkan.