💕Sandaran yang tepat💕

758 123 37
                                    

Happy reading guys



💕💕💕


Menjadi seseorang yang sering kali mendapat sorotan utama di kampus bukan suatu hal istimewa bagi Clara. Beberapa fotonya dipasang di setiap event kampus demi menarik mahasiswa untuk mengikuti kegiatan tersebut atau sekedar masuk dalam club mereka menggunakan nama Clara. Cantik, tubuh ideal idaman semua wanita, dan pribadinya yang humble juga tegas menjadikan banyak kakak kelas bahkan adik tingkat yang berlomba-lomba mendapatkan dirinya. 

"Gimana ,dong, Satya? Aku harus pakai cara gimana lagi buat nolak teman kamu itu?" Perempuan berambut gelombang itu mendesah kesal. Mendudukkan diri di teras kontrakan Satya.

"Hmm, aku nggak tahu kejadiannya bakal kayak gini, Ra. Waktu itu aku cuma nggak sengaja ngenalin dia ke kamu,kan?" Satya memberikan segelas air untuk Clara yang tampak mengatur napasnya karena kesal. 

"Tapi, kenapa kamu nggak terima dia aja. Daripada—" Satya sedikit terkejut saat Clara menyela ucapannya dengan meninggikan nada bicaranya. 

"Mana bisa? Kamu tahu sendiri siapa yang aku suka. Satya, please. Kita harus jadian biar Calvin nggak ngejar terus." Mendudukkan diri setelah menyugar rambut legamnya dengan  napas panjang. Satya menatap Clara penuh arti. Ia tahu benar jika perempuan itu menaruh hati padanya bahkan mengungkapkan secara terang-terangan. 

Namun, ketika waktu belum sempat membuatnya menerima cinta tersebut. Calvin juga terang-terangan menyatakan ketertarikannya pada Clara ketika waktu itu Satya tak sengaja memperkenalkannya. Tepat saat Satya pindah ke kontrakan lebih bagus dari sebelumnya berkat Calvin. 

Benar, ia banyak berhutang budi dengan anak tunggal pengusaha kaya itu. Calvin bahkan menjadi orang pertama yang tanpa segan memberinya pinjaman di saat teman-temannya enggan mendekat. 

Jika ia total, mungkin sudah banyak sekali lembar-lembar uang yang dikeluarkan Calvin untuk membantunya selama menimba ilmu di kampus yang sama. 

"Aku nggak bisa ngelakuin itu, Ra." Satya sangat mempertimbangkan keputusan yang akan ia ambil. Berbalas budi pada Calvin atau membalas cinta dari Clara. Karena sampai saat ini, tak pernah ia mendengar Calvin meminta semua yang sudah ia berikan untuk dikembalikan. 

"Udah, balas aja sama lulus tepat waktu. Ntar kita kerja dan usaha bareng." Ucapan dari Calvin masih ia ingat dalam benaknya.  Wajar sebagai anak tunggal, Calvin butuh seorang teman yang bisa ia anggap sebagai saudara sendiri. Alasan itu lah yang semakin membuat Satya tidak bisa menerima Clara. Ia tak bisa mengedepankan egonya ketika tahu bahwa Calvin cinta mati dengan perempuan itu.

"Lihat!" Lamunannya perlahan terbuyar, ia melirik ke arah ponsel yang disodorkan oleh Clara. Postingan foto terbarunya mendapat banyak cibiran karena ia menolak Calvin untuk kesekian kalinya. Sama halnya dengan Clara. Tingkat kepopuleran keduanya bisa dikatakan setara.

"Jahat banget komennya. Masak iya mau nyantet segala kalau aku nggak nerima Calvin." 

"Tapi dia baik, Ra. Aku yakin." Senyum tipis Satya mengembang, ia akui terlambat jauh untuk membuka hati pada perempuan itu. Mengapa harus merasakan cinta dari Clara di saat Calvin tengah gencar ingin memilikinya. 

💕💕💕

Aktivitas yang padat kembali harus dijalani setelah seminggu kepulangan mereka dari Dubai. Tak sedikit bisik-bisik dari karyawan Pets Point yang membicarakan nama Shena baik saat jam kerja atau istirahat. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang