💕Tanjakan Cinta Mahameru💕

873 126 29
                                    

Happy reading guys

💕💕💕

"Coba duduk bentar. Sini." Calvin menarik kaki jenjangnya ke dalam tenda. Menghindar dari percikan gerimis yang sore itu mendadak turun saat mereka baru saja selesai mendirikan tenda di hadapan Ranu Kumbolo, yang kian memamerkan kerling indah ketika matahari menumpahkan cahayanya di sana.

"Aku mau menyampaikan sesuatu yang penting." Tangan besar Calvin meraih lengan berbalut jaket di sebelahnya. Perempuan itu tersenyum sebentar. Namun, berhasil membawa jiwa dan raga Calvin melayang hingga ke planet Pluto.

"Sepertinya aku tahu," ucap perempuan berwajah cantik di sebelahnya. Calvin terkekeh kecil. Ia tidak mampu menyembunyikan rasa yang kian membuncah dalam hati tiap berhadapan dengan sang primadona kampus itu. "Benar, aku ... sangat amat mencintaimu. Hari ini, detik ini dan hari-hari berikutnya."

"Clara, aku menyatakan ini dengan sadar. Apakah kamu mau menjalin masa depan denganku?" Mata Calvin menyorot sang perempuan itu dengan penuh harap meskipun ia mulai sadar jika Clara juga memiliki rasa yang sama dengannya. Sebuah pengharapan dan usaha Calvin yang selama ini mengejar cinta Clara bukan semata untuk memenuhi keinginan hati. Namun, semua kriteria pasangan yang menurut Calvin pantas untuk dijadikan kekasih seumur hidup ada pada Clara. Perempuan itu memiliki banyak hal-hal kecil yang mampu memikat hati Calvin.

Senyum setipis kabut yang baru saja turun menyelimuti keelokan Ranu Kumbolo tercipta di bibir berwarna peach milik Clara. Ia menarik napasnya sejenak, memandangi matahari yang sebentar lagi tenggelam dalam pangkuan bumi. Lantas menoleh pada Calvin dengan wajah yang siap menantikan jawaban cinta darinya.

"Ra?"

"Iya, aku dengar,kok, Vin." Tangan Clara mencoba menangkup wajah dingin lelaki yang tak lelah mengejar dirinya hingga jatuh bangun itu. "Kamu yakin dengan keputusan kamu untuk mencintaiku?"

"Aku nggak akan salah pilih. Aku sudah berpikir sebanyak origami yang aku buat untuk kamu waktu itu." Mengingat kegigihan Calvin yang membuat seribu bangau dari origami memang membuktikan betapa besar ketulusan hati lelaki itu. Namun, bagi Clara ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum benar-benar menerima cinta dari Calvin.

"Terima aku,ya?" mohon Calvin dengan sangat. Ia memang sengaja membuat momen pernyataan cinta ini di tempat yang amat indah.

Clara kembali menoleh. Haruskah ia menerima cinta itu disaat dirinya tidak yakin apakah bisa memberikan lebih banyak cintanya untuk Calvin suatu saat nanti.

"Hmmm, iya, deh. Aku terima perasaan kamu," jawab Clara setelah membuat keputusan singkat. Ada konsekuensi yang bisa menyerang mentalnya jika pernyataan cinta Calvin tidak mendapat balasan darinya. Menjadi primadona kampus, bukan hal yang menyenangkan bagi Clara Tabitha. Karena setiap tindakan dirinya terlebih hubungannya dengan Calvin yang bisa cepat terendus oleh mahasiswa itu selalu menjadi pusat perhatian dan buat bibir mereka.

"Ah, yess! Lo Wow!" Kebahagiaan sore itu menyelimuti hati Calvin. Ia yang tadinya berlindung dari gerimis di bawah tenda kini memutuskan untuk berlari dengan perasaan membuncah menuju tepi danau. Setelah cukup lelah menyerukan nama kekasihnya di alam bebas itu, Calvin kembali menemui Clara. "Suatu saat kita bakal ke sini lagi. Oke." Calvin menarik tubuh Clara ke dalam pelukannya. Sementara itu, Satya yang selama ini menjadi diary atas keluh kesah Calvin hanya tersenyum kecut di depan tenda miliknya sembari menikmati ubi bakar.

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang