💕Musuh Abadi?💕

1.3K 157 53
                                    

Happy reading bestie

💕💕💕

Seorang anak kecil berlarian mengejar katak hijau yang baru saja keluar dari kanal belakang rumah dengan antusias. Gaun biru muda ala princess yang tengah digunakan itu sudah tercampur dengan air kubangan dan beberapa kotoran menempel di sana. 

Kegesitan tangan kecilnya berhasil menangkap katak hijau itu yang sepertinya terengah-engah karena harus berlari menyelamatkan diri. Namun, sia-sia. Sang katak berhasil berada dalam cengkram kuat gadis kecil itu. 

"Kamu cari ke belakang rumah, Ma. Acara ulang tahunnya sebentar lagi dimulai." 

"Oh, Mas Sam. Silakan, langsung aja masuk." Lelaki berkumis tipis itu mempersilakan sepasang keluarga yang mana termasuk  salah satu tamu undangan dalam rangka acara ulang tahun putri sulungnya. 

Pikiran Pras hari ini semrawut. Shena lolos dari pengawasan orang rumah di hari istimewa itu. Para tamu undangan sudah banyak yang berdatangan termasuk anak-anak yatim dari panti asuhan Muara Kasih.

"Pa, anakmu. Astaga!" Sepasang suami istri itu menoleh ke pintu belakang. Keributan mulai terjadi sejak Shena menghilang. Lalu semuanya dikejutkan oleh kedatangan bocah kecil itu yang terlihat berantakan. Gaunnya kotor dan basah, hiasan di kepala sudah berpindah tempat  di tubuh  katak besar yang saat itu ada dalam salah satu genggaman tangannya.

"Ma, aku mau pelihara ini." Alih-alih mengindahkan ucapan Shena, Prasetyo lebih dulu menarik lengan kecil itu lalu memarahinya habis-habisan di kamar mandi. Entah sudah berapa kali ia dibuat geram oleh kenakalan Shena selama ini. Pun dengan istrinya yang mulai merasa kewalahan dengan sikap Shena.

"Jangan bikin papa malu, Shena!"

Setelah berhasil dibersihkan kembali lalu didandani oleh art di rumah itu, Shena bersiap menjadi tokoh utama dalam acaranya hari ini. Anak-anak kecil begitu juga dengan yang lain terlihat antusias saat pemotongan kue. Aneka snack dan makanan kini dibagikan. Namun, bukan Shena Sandara jika hanya berdiam diri menikmati acara itu. 

Ia sudah mengganti gaunnya dengan sepasang kaos dan celana pendek bergambar spiderman. Ya, Shena berhasil lolos ke kamar tanpa sepengetahuan orang tua dan kakaknya.

"Shena!" Gadis kecil itu terkejut bukan main saat tangannya berhasil mengambil katak yang tadi ia simpan di sebuah toples.

"Aku mau main, Pa," rengek Shena setelah telinga kirinya baru saja dijewer oleh sang papa. 

"Main boleh. Tapi jangan yang aneh-aneh, Shena. Astaga bisa mati muda aku kalau terus-terusan kayak gini." Prasetyo mengurut pangkal hidungnya sambil terpejam sebentar. Ngidam apa dulu istrinya sehingga Shena bisa seperti ini kelakuannya. 

"Buang katak itu!"

"Nggak!"

Prasetyo menarik kembali lengan putrinya. Meninggikan suaranya berharap Shena takut dan menurut. Namun, Shena tetaplah Shena. Gadis kecil itu lari sekuat mungkin sebelum papanya berhasil mengurung dirinya di kamar. 

Sampai akhirnya tubuh kecil itu menabrak seorang anak laki-laki yang kisaran usianya masih 11 tahun. 

"Minggir!" Shena melotot.

"Om Pras! Ini Shena sudah saya tangkap!" Laki-laki kecil itu menahan kuat-kuat tubuh Shena yang terus berusaha memberontak dan kabur. 

"Kalau dibilangin orang tua itu nurut!" ucapnya dengan nada meledek. Shena tahu siapa bocah laki-laki itu. Ia masih merasa sakit hati karena tak dibiarkan main katak oleh papanya. Dan sekarang, ia malah ditangkap oleh anak dari teman papanya itu. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang