💕Shena's Dream List💕

997 138 41
                                    

Happy reading guys!

💕💕💕


"Kamu beneran mau pindah, Shen?" 

"Mau gimana lagi, Sil. Hidup aku itu udah macem bola bagi orang tua aku." Shena memasukkan beberapa barang yang tertinggal di kantor lamanya. Sudah hampir tiga tahun ia bekerja di salah satu perusahaan outsourcing milik kenalan papanya. Walaupun bukan perusahaan besar. Shena sudah terlalu nyaman di tempat itu. Selain dekat dari rumah, para karyawan di sana tidak terlalu banyak dan itu memudahkan Shena untuk beradaptasi. 

Ia bertemu Sisil saat Shena mulai magang menjadi admin operasional. Hingga sekarang Sisil sudah sangat dekat dengannya melebihi saudara kandungnya sendiri. 

"Pak Bos kan udah cocok banget sama kamu, Shena. Emang dibolehin keluar?"

"Bos kan bestian sama papa," ucap Shena pasrah. Ia memang masih memiliki orang tua lengkap, tapi rasanya selama ini yang menjadi tulang punggung keluarga adalah dirinya. Dirga–kakak pertamanya belum bekerja karena akan melanjutkan S2. Lalu, sang adik yang masih duduk di bangku SMA itu terlalu dimanjakan oleh kedua orang tuanya. 

Sementara dirinya tak lepas dari kerja, kerja,  dan bekerja. Shena tak keberatan dengan hal itu karena ia memiliki mimpi untuk menyaksikan Aurora Borealis dengan mata telanjang di Swedia, merasakan salju pertama di Namsan Tower, menikmati The Palm Fountain Dubai yang diiringi musik-musik indah. Itu hanya sebagian dari mimpi-mimpi Shena selama ini.

Jika tidak dengan bekerja keras untuk meraup pundi-pundi rupiah, lalu apakah ia harus mengandalkan kemampuan  berkhayalnya  sambil rebahan supaya bisa sampai ke sana? 

"Jangan-jangan suami kamu yang minta kamu untuk pindah?" Sisil sangat berat hati dengan kepergian Shena. Karena karyawan perempuan di kantor ini hanya mereka berdua. 

Shena menjawab sedikit ragu," Bukan,deh. Sepertinya ini perintah papa mertua–maksudnya Om Sam papanya Calvin." Perempuan berkuncir kuda itu menegaskan kalimat terakhirnya.

"Kenap,sih,masih manggil Om," goda Sisil. Kemudian menyapa beberapa rekan kerjanya yang baru saja datang. 

Shena menoleh, dari raut wajahnya saja bisa terbaca kalau dirinya tidak bisa berada di tempat yang sama dengan musuh abadinya itu. Ia berkata lagi,"Kamu tahu sendiri gimana aku sama Calvin selama ini,kan. Lebih dari sekedar kucing dan tikus."

"Terus apa? Marksman Beatrix skin epic melawan Tigreal yang pake skin legend?" Sisil turut membantu membawakan barang-barang Shena yang lain ke luar kantor. 

"Tigreal terlalu bagus untuk menggambarkan Calvin si tiang berjalan itu." 

"Kayaknya lebih cocok Balmond nggak sih?" ucap Shena diakhiri tawa yang menular pada temannya.

"Anjay, boleh juga." Keduanya memang ditakdirkan sebagai teman yang sefrekuensi. Memiliki hobi sama-sama doyan makan pedas dan menghabiskan waktu bermain game saat tidak memiliki jam kerja. Dua perempuan dengan usia yang hanya selisih satu bulan dua belas hari itu sama-sama penyuka oppa-oppa dari Korea.

Bedanya Sisil lebih berpenampilan elegan dan feminim seperti perempuan dewasa pada umumnya. Sementara Shena adalah cewek kue yang lebih sering  memakai kemeja, kaos, atau hoodie oversize dengan memadu padankan warna-warna pastel. 

Kecuali saat-saat tertentu ia akan berubah menjadi cewek mamba dengan pakaian berdominan hitam, garang, badas ala-ala mafia wattpad. 

💕💕💕

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang