💕Intimate Love💕

1K 95 24
                                    

Kamu tahu apa yang manis selain coklat? Haha

Happy reading guys

💕💕💕

"Titan! Tiang listrik!"

Kali ini Shena tak memanggil sebutan itu dengan nada tinggi ataupun amukannya. Melainkan dengan bisikan yang mampu membuat lelaki di sebelahnya itu bergerak kecil. Kemudian tertidur lagi sembari menarik selimut hingga menutupi badannya. 

"Hmm. Boneka santet!" lirih Shena lagi. Namun, tetap saja Calvin yang tengah tidur di sebelahnya itu sama sekali tak terusik dengan suara seraknya. Menampilkan sedikit senyum, Shena pilih untuk memandangi sebentar ciptaan indah Tuhan yang ada di wajah suaminya. Sebelum lelaki itu bangun, ia ingin terus menatap  Calvin seperti ini tanpa bosan, tanpa tekanan, dan tanpa membohongi dirinya lagi. 

"Calvin." Ia masih berusaha memanggil dengan suara kecil. Tangannya yang menganggur, kini Shena gunakan untuk meraba setiap detil ukiran di wajah tampan itu. Mulai dari mata yang terpejam erat, hidung yang mengeluarkan napas teratur, serta bibir yang tampak terbuka sedikit. Ya, tangan Shena bermain di atas wajah itu dengan lembut. 

"Kok nggak bangun,sih?"

Kesal diabaikan terlalu lama. Ia lantas meraih satu bantal. Kemudian Shena pukulkan dengan pelan di atas tubuh Calvin. Mungkin saja Shena belum mengerti bagaimana bersikap romantis. Atau ia memang tidak suka dengan hal-hal romantis seperti yang dilakukan pasutri lain pada umumnya. 

Padahal ia berharap mendapatkan morning kiss di pagi pertamanya setelah banyak mendapat ujian dalam rumah tangga selama ini. 

"Aaaa. Aaaa. Aku nggak bisa napas! Tolong!" Baru setelah Shena bersikap sedikit brutal membangunkan suaminya. Lelaki itu tersadar. Matanya terbuka perlahan, kemudian ia dapati wajah Shena yang sudah terpampang jelas di depannya. 

"Ka–kamu beneran Shena?"

"Terus siapa lagi, Calvin?" Lagi, Shena gulung saja tubuh suaminya itu ke dalam selimut. Siapa suruh tidak lekas bangun setelah cukup lama berusaha membangunkannya tadi. 

"Astaga, aku kira mimpi. Makasih, Ya Allah." Bisa dikatakan keduanya adalah sosok yang amat kuat menghadapi badai yang terus menerpa biduk rumah tangga mereka. Dengan tekad dan kesabaran melimpah, Calvin bisa mengatasi kondisi keluarga kecilnya sampai badai tersebut berangsur pergi. 

Demikian juga, melalui keputusan Shena yang meskipun terkesan egois untuk pergi sementara. Ia mendapatkan banyak pelajaran di luar sana untuk menjadikan pribadinya lebih baik lagi. Kemudian bisa menerima semua takdir yang diberikan untuknya dengan hati lapang tanpa ada tekanan. 

Sekarang keduanya sama-sama berada di fase telah  mendapatkan buah dari yang mereka tanam. Kesabaran yang mereka pertaruhkan demi mendapatkan kebahagiaan kedepannya, kini telah terealisasi  secara nyata. Sementara badai yang sudah menyingkir pergi dari mahligai rumah tangga mereka, berharap dijadikan sebagai pelajaran berharga oleh keduanya.  

"Kamu kekencangan Calvin meluknya!" Namanya juga Calvin seorang Titan bagi Shena. Lepas dari bungkusan selimut tebal itu sangat mudah baginya. 

"Aku mau kayak gini dulu. Lima menit, emm. Nggak, nggak. Sepuluh menit cukup?" Seperti anak kecil mencegah ibunya pergi, Calvin memeluk pinggang Shena tanpa ingin berpindah ke mana-mana. Tangannya yang jail dan berniat  nakal, segera ditahan oleh sang istri secepat mungkin. 

"Calvin! Geli, ya! Astaga tangan kamu jangan masuk-masuk kayak gitu bisa nggak?" Shena memandang lelaki besar yang sedang memeluknya itu dengan jengah. Karena tak bisa berkutik, ia biarkan dulu Calvin bermain-main dengan tangan jailnya. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang