💕Bosmil berulah💕

893 111 65
                                    


Happy reading guys

💕💕💕

Dua hari setelah acara syukuran kecil digelar di kediaman baru Calvin. Bu Mila tak henti memantau keadaan menantunya melalui pesan yang terus dikirim pada Bude Mirna. Selain itu, hal yang tak terduga bagi Shena adalah ketika sang papa mengirimi pesan manis dan menyinggung bayi dalam kandungannya yang masih sebesar biji kedelai itu dengan beberapa nasihat setelahnya. 

Calvin membuka mata yang masih terasa berat ketika tak mendapati apa pun setelah meraba ruang kosong di sebelahnya. Padahal semalam ia sudah mengurung Shena dalam pelukannya supaya tak melakukan aksi saat tidur. Entah berputar ke kanan atau bahkan kepalanya bisa sampai di ujung kasur dengan kaki yang bebas Shena daratkan di wajah suaminya. 

Jam menunjukkan pukul setengah 7 saat ia ketuk layar ponselnya. Ada sekitar lima pesan masuk dari Zaki dan beberapa karyawan. Memang, setelah mengetahui keadaan Clara yang sebenarnya. Zaki kerap mengirim kondisi terkini kakak sepupunya itu sesuai dari permintaan Calvin.

"Nggak hamil aja udah ngeselin. Harusnya kalau keadaan hamil gini dia mode silent dan anteng." Mengacak rambutnya yang berantakan, Calvin turun dari kasur cepat-cepat. Bahkan ia bisa melangkahi hingga tiga anak tangga dengan kaki panjangnya itu sampai ke lantai 1.

"Shena mana, Bude?" Calvin bertanya ketika mendapati Bude Mirna baru saja keluar dari pintu yang menghubungkan antara ruang tengah dan area dapur kotor. 

"Saya belum lihat Mbak Shena sama sekali, Pak." Usai membuang napas kesal, ia susuri semua area rumah barunya. Karena tak ada desain yang ribet atau ruang yang sulit dijangkau, harusnya Shena bisa ia temukan dengan mudah. 

Tak menemukan keberadaan sang istri di lantai satu. Ia kembali memilih ke balkon  dengan langkah tak sabaran. Hari ini ada acara di petshopnya, jadi ia harus membagi waktu supaya tak menjadi bos yang dipandang seenaknya sendiri ketika datang ke tempat kerja. 

"Permisi, permisi. Bagi yang merasa udah mulai kering dan mau wafat. Ikhlaskan diri kalian untuk aku pangkas ya." Sebuah sabit teracung dari tangan Shena, ia menyiangi rumput-rumput liar di depan rumah dengan hati-hati dan wajah penuh perasaan bersalah. 

"Maafin aku, maaf. Semoga kalian bereinkarnasi dengan baik lagi suatu saat nanti. Oke." Ia kemudian berdiri. Lalu berlenggok ke kanan dan ke kiri melemaskan otot pinggangnya. Sementara Calvin memijat kesal pangkal hidungnya setelah mendapati perempuan yang memakai sepasang baju  olahraga miliknya itu ada di depan rumah. 

"Kenapa kamu malah makin aktif gini,sih, Shen," lirih Calvin. Ia terpaksa kembali turun dan menemui Shena yang masih asik memberantas tanaman liar di depan pagar. Harusnya, jika menyesuaikan karakter Shena yang hobi mageran dan rebahan di saat tak ada pekerjaan. Waktu seperti ini sangat cocok untuk perempuan itu.  Diam di rumah sebagai ibu hamil dan menikmati waktu luangnya dengan tiduran. 

"Masuk!" Shena menoleh pada lelaki berwajah kusut yang tengah berkacak pinggang di teras rumah. 

Papa

Sering-sering cek perkembangan bayi kamu ke dokter. Jangan pecicilan lagi kayak sebelum menikah. Oke 

Papa

Akhir bulan nanti papa mau ajak kamu. Kamu pilih aja maunya ke mana.

Selain rasa semangatnya muncul entah dari mana, pesan dari Pak Pras tentu saja membuat Shena merasa hal itu adalah sebuah keajaiban. Atau ada maksud tertentu di balik pesan manis papanya kemarin? Terlepas bagaimana alasannya, yang jelas ia benar-benar bahagia saat ini. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang