💕Dating with Dad💕

660 103 57
                                    



Happy reading guys

Part agak panjang, jadi jangan bosan ya☹️

💕💕💕

"Istri kamu kenapa, Vin?" Bu Mila bertanya dengan raut resah. Pasalnya ia sudah merasakan sesuatu tak baik-baik saja sejak anak dan menantunya itu pulang ke rumah. Sementara yang ditanya hanya diam. Menyugar rambut setengah basahnya dengan perasan tak keruan setelah mendengar pernyataan menyakitkan dari istrinya.

"Kecapekan, Ma."

"Papa sudah urus kepemilikan panti atas nama istrimu,Vin." Pak Sam menyodorkan beberapa berkas dalam map, Calvin raih dokumen tersebut dengan hati nelangsa. Pikirnya sia-sia saja memberikan apa yang mereka punya jika Shena terus bersikeras untuk berpisah. Apalagi kata perceraian tadi sukses membuat dirinya mulai goyah dengan pertahanannya.

"Untuk apa panti itu atas namaku, Pa?" Pertanyaan dari seseorang yang baru turun dari tangga dengan berhati-hati menarik atensi mereka. Calvin membuang muka ketika pandangan mereka sempat berserobok sesaat. 

Beruntung mamanya lebih dulu memapah Shena, jadi ia tidak perlu untuk mendekati perempuan egois dan munafik itu. Calvin lebih memilih membawa bawaan sang ibu ke pantry. 

"Duduk sini, Nak." Bu Mila berhasil membawa menantunya untuk duduk. Sementara Pak Sam menjelaskan panjang lebar tentang panti asuhan tersebut. Namun, rupanya hanya dibalas dengan sepatah hingga dua patah kata oleh Shena. 

Perempuan itu sudah terlanjur muak dengan mereka yang ia pikir selalu menggunakan sebuah harta dan kekuasaan demi mengendalikan kehidupannya. 

"Ini sogokan,ya? Supaya aku tetap menjadi istri Calvin?" Tangan lelaki jangkung yang tengah membuka kabinet dapur itu terhenti. Merasakan hatinya terajam secara bertubi-tubi.

Tentu saja sepasang orang tua itu sudah menduga respon Shena. Apalagi tentang kehamilan itu, mereka tahu bahwa Shena akan menyerahkan anaknya sebagaimana yang Pak Sam minta. 

Meskipun yang dilakukan papa Calvin adalah untuk mempererat rumah tangga yang tak baik-baik saja dari awal itu, Shena tetap melihatnya dari sisi yang berbeda. Ia akan selalu merasa dipermainkan. 

Terkadang terlalu mengedepankan ego. Mereka lupa bahwa anak-anak itu memiliki hak atas diri mereka untuk memilih apa yang diingini.

Sekarang yang Shena lakukan adalah membuktikan bahwa ia juga bisa lebih egois dari Pak Sam dan papanya sendiri. Apakah itu salah? Apakah berusaha mencari kebahagiaan untuk dirinya sendiri adalah kesalahan?

"Papa menyesal dengan keputusan papa waktu itu, Nak. Papa pikir dengan memiliki buah hati, hubungan kalian akan semakin tambah erat."

Kali ini Shena masih bisa tenang duduk di antara mertuanya. Ia akui mereka baik terutama Bu Mila. Namun, jika ia terus mengikuti alur permainan mereka. Ia sendiri yang akan menderita. 

Mungkin, Shena masih belum tahu saja bagaimana sakitnya hati seorang ibu melepas anaknya untuk orang lain, meskipun masih pada keluarganya sendiri.   

"Tolong, jangan permainkan aku lagi. Shena udah berusaha untuk memenuhi syarat itu supaya bisa lepas dari pernikahan ini." Calvin menangkap dengan jelas apa yang diucapkan istrinya. Sampai tak sadar, matanya mulai basah walau kini berusaha menyibukkan diri untuk menghalau gejolak hati. 

"Shena, melepas anak itu tidak mudah. Mama minta kamu pikir ulang keputusanmu,ya?" Genggaman  dari tangan Bu Mila padanya semakin mengerat.

"Apa kalian juga pernah berpikir ulang sebelum mengambil keputusan itu, Ma, Pa?"

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang