💕Al Mahara💕

797 128 52
                                    

Happy reading guys

💕💕💕



Rencana Shena untuk melihat tarian manja dari The Dubai Fountain akhirnya terpenuhi. Menggunakan kaca hitam yang senada dengan warna dress berlengan panjang itu hampir saja membuat sang suami sedikit kesulitan menelan salivanya. 

Binar mata Shena mengagumi air mancur yang meliuk-liuk mengikuti irama lagu di bawah kaki Burj Khalifa, sementara dalam diamnya seorang Calvin Yudhistira, ada hal yang lebih menarik daripada itu. 

Sebenarnya pernikahan yang dilakukan dengan setengah hati karena keegoisan kedua pihak orang tua mereka, tak sedikit memberikan dampak bagi Calvin. Termasuk dua petshop cabang dengan penempatan strategis yang dipilihkan Pak Sam sudah mengalami peningkatan melampaui prediksinya. Penghasil yang diperoleh juga  hampir setara dengan petshop pusat yang bisa mencapai kurang lebih 80 juta per bulannya.

Karena target pasar yang sudah disurvei sebelumnya oleh Pak Sam memang sudah ia duga akan memberi peningkatan secara maksimal. Karyawan pilihannya juga ia seleksi dengan cermat supaya bisa memberikan kontribusi yang baik untuk kedepannya. 

Tak hanya itu, berkat kehadiran Shena yang sama sekali tidak pernah ia inginkan  nyatanya memiliki impact cukup besar dalam hidup Calvin. Ia yang biasa melakukan tugas rumah seorang diri, kini merasa bersyukur sudah ada yang membantu mengurangi bebannya itu. 

Ah, apakah Calvin sedang menyamakan Shena sebagai seorang asisten rumah tangga yang dibayar dengan sebuah mahar?

Ketika senyum samar dari bibir Calvin yang sedari tadi tidak pudar karena melihat keindahan dua pemandangan di depannya, sebuah notifikasi pesan muncul dalam layar ponsel. 

"Mau sampai berapa banyak kamu motoin air mancurnya?" tanya Calvin mulai merasa jengah menunggui Shena yang sejak tadi sibuk menjadi vlogger dadakan. 

"Sampai memori internalnya pingsan!" jawab Shena tak acuh. Ia hanya akan menikmati waktu sepuasnya di sini. Oh, sayang sekali. Fasilitas dari Deluxe Marina sepertinya harus ia lewatkan karena tidak memiliki banyak waktu untuk mengeksplorasi keseluruhan dari surga futuristik itu. 

"Aku mau menemui temanku. Kalau kamu masih mau tetap di sini, ya, silakan." Calvin pada akhirnya memilih untuk membawa langkahnya pergi. Sebelum memasang kaca mata hitam itu ia sempatkan untuk menoleh sebentar pada istrinya. 

"Astaga ribet banget,sih,kamu!" 

"Bentar." Setelah selesai mengemasi peralatan untuk merekam, Shena dengan berat hati mengikuti langkah suaminya. Untuk kesekian kalinya, perasaan asing yang entah datang dari mana itu muncul kembali setelah Shena tanpa sengaja melihat dua kancing atas kemeja hitam Calvin yang dibiarkan terbuka. 

Keduanya memutuskan untuk kembali ke Burj Al Arab, sebuah hotel yang memiliki desain unik seperti layar kapal itu tak salah jika disebut-sebut sebagai icon wisata Dubai setelah Burj Khalifa. Melewati jembatan putih yang terhubung langsung pada pulau buatan itu, membuat Shena dan Calvin tanpa sadar terus berdecak kagum. Jujur saja, ia perlu menguras banyak uang untuk bisa menikmati semua ini. 

"Kamu udah mau rapat dinas?" tanya Shena setelah mereka masuk ke lobi hotel yang disambut oleh megahnya pilar-pilar tinggi berwarna emas tersebut. 

"Dinas?"

"Iya, katanya kamu ke Dubai untuk perjalanan dinas." Shena memperjelas maksudnya. Sementara Calvin sedikit kebingungan bagaimana menjelaskan alasan yang sebenarnya mengapa mereka ada di sini. 

"Ya memang dinas. Nanti—"

"Oke, kalau gitu biar aku menikmati waktu di kamar sebelum kita pulang." Calvin tak habis pikir dengan sang istri yang sudah melangkah lebih dulu. Sikapnya sejak ia berhasil menikmati air mancur besar itu menjadi manis dan menyenangkan. Apakah ini adalah kebanyakan sifat perempuan setelah mendapat apa yang mereka inginkan? Bahkan, Shena tak lagi marah-marah seperti biasanya. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang