💕Niat baik Calvin💕

773 124 58
                                    

Happy reading guys


💕💕💕

Busana untuk malam pertama.

Tutorial malam pertama yang baik dan benar.

Tutorial malam pertama tanpa rasa sakit.

Tips malam pertama singkat dan cepat.

Begitulah kurang lebih keyword yang sejak tadi menjadi pencarian utama Shena melalui komputernya. Antara ragu dan yakin dengan keputusannya yang diambil, ia harus segera mengakhiri kegelisahan yang sejak tadi tanpa henti merayapi dirinya. 

Ia harus menyakinkan dirinya sendiri  jika keputusan itu untuk kebaikannya nanti. Shena merasa dalam pernikahan ini sepertinya hanya ia sendiri yang tidak mendapat keuntungan apa pun. Hanya beban yang semakin memenuhi pikiran dan hatinya. 

Menyambar cepat tumbler bermotif keroppi di sebelah tangannya, Shena meneguk air tersebut hingga tandas. Masih ada sekitar empat botol air mineral untuk menurunkan debar tak biasa hingga tangan lentiknya itu mengalami tremor dan panas dingin saat mencari informasi mengenai malam pertama.  

"Huft!" Kedua pipinya terlihat ranum padahal ia sama sekali tak memakai pemerah pipi. Wajahnya merasa hangat meski pendingin dalam ruangan itu berada dalam kondisi paling maksimal. Sekali lagi, ia mencari tahu  apa yang harus ia lakukan supaya bisa cepat memiliki anak dan mengakhiri semua ini. 

Tiba-tiba otaknya menemukan sebuah tanya yang mungkin ia rasa ini suatu hal yang mustahil ada jawabannya. Namun, ia harus tetap mencobanya. 

"Cara cepat mempunyai anak tanpa malam pertama," bibirnya mengatakan kalimat itu dengan lirih seiring jemarinya menari cepat di atas keyboard. Shena menunggu hasil dengan menggigit kuku-kukunya gelisah. Sesekali matanya mengintai dengan awas jika tiba-tiba saja ada seseorang masuk ke ruangannya. 

Biasanya Calvin yang suka masuk ke ruangan itu tanpa izin dan tiba-tiba seperti jelangkung yang datang tanpa diundang. 

Detik berikutnya, hati Shena mencelos hebat. Disentuhnya segera mouse dengan asal untuk mengganti halaman yang menampilkan web jawaban tadi menjadi data-data keluar masuk barang perusahaan saat sosok Calvin benar muncul tanpa permisi ke dalam ruangannya. 

Tak terhitung seberapa cepat jantungnya berdetak, Shena tetap berusaha terlihat seperti biasa.

"Kenapa wajahmu merah? Dapat pesan lagi dari papa kamu?" Setelah mendaratkan diri di kursi depan Shena, Calvin meraih sebungkus permen dari kotak kecil di meja sang istri  lalu ia masukkan ke dalam mulutnya.  Yang membuat perempuan itu sampai saat ini heran, mengapa Calvin memilih untuk tidak berpenampilan layaknya seorang bos pada umumnya.  

"Eum, merah? Oh, aku tadi nyoba pakai blush on," jawabnya dusta. Sebaik mungkin Shena mencoba menghindar dari tatapan suaminya. 

"Eherm. Jadi ngapain kamu ke sini?" tanya Shena saat ia merasa mulai bisa menetralkan dirinya. Padahal jika Calvin bisa mengamati dengan baik, tangan sang istri masih terlihat tremor meskipun tak sekencang tadi. 

"Aku rencana mau cari admin operasional baru."

"Loh, kenapa? Apa kinerjaku selama ini masih salah? Terus aku kerja di mana nanti?" Wajah merah yang perlahan memudar itu menampilkan ekspresi gundah. Ia kembali menanti jawaban dari Calvin dengan perasaan khawatir, di luar sana pasti tidak mudah mencari pekerjaan. 

"Dengerin dulu kenapa,sih? Jadi aku sudah pikiran ini untuk mengantisipasi kemungkinan besar yang akan terjadi." Mencoba mencerna ucapan Calvin, Shena masih saja  belum mendapat pemahaman sampai lelaki itu kembali menjawab raut bingungnya. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang