💕 Fortune cookie 💕

876 125 76
                                    



Happy reading guys

💕💕💕


Mengingat sudah hampir menghabiskan sekitar lima purnama untuk menjalani kehidupan rumah tangga, tetap saja cinta tak mudah hadir ketika Calvin masih dalam masa-masa proses melupakan seseorang yang cukup lama menghuni hatinya. 

Itu tidak mudah, meskipun ia dan sang istri sudah merasakan bagaimana indahnya surga dunia yang bahkan kini ingin terus terulang kembali. Lelaki yang tengah mendudukkan pelan dirinya di atas kursi itu memang sudah memiliki niat baik untuk memperbaiki rumah tangga yang tercipta berdasarkan keegoisan orang tua. 

Namun, perkara hatinya yang entah kini masih tertinggal pada perempuan itu atau mulai terbuka pada sosok baru. Calvin masih mencoba untuk mencari tahu, sejauh mana sosok Shena bisa menghapus dan menggeser Clara dari ruang hatinya itu.

Ia hanya ingin mencintai perempuan yang kini berada di ruangannya tanpa paksaan. Bukan sekedar cinta karena Shena bisa memuaskan hasratnya setiap waktu, bukan karena status mereka yang sudah sah menurut agama dan negara, dan juga bukan sebagai pelampiasan untuk rasa sakitnya sebab selama ini tak pernah dicintai oleh perempuan dari masa lalunya. 

Benar, Calvin ingin merasakan sebuah rasa yang murni dan tulus dari hatinya untuk diberikan pada Shena. Namun, ia tak tahu kapan hal itu akan terjadi atau memang sudah ia rasakan tanpa sadar.

"Ada apa?" tanya Calvin mencoba membuat Shena menoleh padanya. Mungkin efek dari malam perdana mereka bermain kuda-kudaan kemarin menciptakan rasa canggung pada perempuan itu. Namun, tidak dengan dirinya yang malah ingin terus merasakan kenikmatan duniawi tersebut. Meskipun pemain pemula, tentu saja Calvin sudah mengerti bagaimana ia harus melakukan hal itu dengan baik. 

Ah, ia masih sedikit kecewa karena belum bisa merasakan menjadi kuda seperti yang dijanjikan pada Shena waktu kecil dulu. 

"Dua cabang petshop kamu mengalami penurunan drastis. Bagian Rungkut, tiga bulan ini nggak sampai target. Harusnya,kan, 45 juta per bulan, grooming minimal 20 ekor." Calvin mengangguk paham menanggapi penjelasan istrinya, sesekali memijat pinggang yang masih terasa nyeri. Padahal ini baru hari pertama untuk menjalankan taruhannya sendiri.

"Oke, lanjut?"

"Hasil auditnya juga banyak minus. Lalu, untuk pendapatan cabang di Wonokromo …." Shena menjeda ucapannya lalu mendesah pelan. "Bahkan nggak sampai 30 juta, Vin. Kamu nggak ada rencana untuk kunjungan lagi ke sana? Barangkali ada pesaing yang ngedrop harga terlalu murah dibanding petshop kamu?" 

"Kalau soal minus barang itu memang sering terjadi. Dan, ya … mereka akan menggantinya dengan potong gaji. Itu udah kesepakatan dari awal sebelum direkrut menjadi karyawan." 

"Untuk pemasukan yang menurun, coba kamu tanya dulu. Kendala apa yang sedang mereka rasakan. Jika memang ada pesaing dengan harga lebih murah dan letaknya memang tidak jauh dengan petshop kita, nanti aku coba cek  langsung ke lokasi. " 

Usai membenarkan letak duduknya yang terlihat tak nyaman, Calvin kembali melanjutkan ucapannya,"Pesaing itu wajar dalam hal usaha. Tapi tujuan kita,kan, tetap memberi yang terbaik, barang fresh,dan nggak oplosan pada pelanggan. Semua kebutuhan anabul di petshop kita itu paling lengkap,loh." 

"Tapi gimana kalau pesaing itu sengaja menurunkan harga untuk menjatuhkan petshop kamu? Apalagi kalau memang benar letaknya deket, berarti memang ada kesengajaan,kan?" Calvin tertawa kecil mendengar keresahan Shena, wajahnya tak lagi berpaling saat ia tatap. Yang ia kecewakan saat ini, mengapa perempuan itu tak menyadari jika dirinya sejak tadi menahan sakit pinggang. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang