💕Bangkitnya energi katak💕

995 154 47
                                    


Happy reading guys!


💕💕💕

Gorden berwarna hijau yang memiliki jumlah seimbang antara gelombang kiri dan kanannya itu tampak mengayun pelan berkat embusan angin pagi yang menusuk kulit melalui pori-pori. Embos berupa katak itu terlihat cukup menggemaskan.

Di sudut kamar bernuansa hijau segar itu terdapat rak kaca besar berisi penuh aneka macam boneka katak pun dengan berbagai ukuran yang berbeda. Meja rias yang cukup lebar berkombinasi dengan miniatur katak hijau, mata yang melotot menambah kesan cute untuk sebuah kamar milik perempuan dewasa berusia 25 tahun. 

Sebagian dindingnya dipasang wallpaper katak-katak kecil yang melompat. Beralih ke atap yang yang memiliki nuansa hangat, di situlah the frog prince tampak begitu jelas bahkan paling besar yang ada di kamar tersebut. Gambar kepala katak dengan mahkota emas yang menawan.

Di dekat jendela, sebuah neon flex bertuliskan 'Shena and the frog troop' mulai meredup. Daripada menyebut sebagai kamar seorang perempuan dewasa, sepertinya ruangan ini lebih cocok disebut penangkaran katak.

I can't believe

Gidaryeotdeon ireon neukkim (Oo)

Tangan Shena yang muncul dari balik selimut bermotif keroppi itu meraba ponsel lalu mematikan alarmnya.

Selang lima menit kemudian berbunyi lagi.

I can't believe 

Gidaryeotdeon ireon neukkim (Oo)

"Aaa, Kim Jongdae kenapa suara kamu keras banget,sih!"

Untuk ketiga kalinya setelah selang sepuluh menit. Alarm itu berbunyi lagi. Reflek membuat tubuh Shena terangkat lalu kembali tertidur setelah mematikan alarmnya.

"Siapa yang ganti nada alarmku,"desisnya dengan suara berat. Biasanya ia memakai lagu cuppy cake supaya tidurnya semakin nyenyak dan tidak berisik. Shena akan bangun setelah alarmnya berbunyi tiga kali.

"Mampus! Kok nggak bilang-bilang kalau udah jam 7!" pekik Shena seraya mengacak rambut golden brownnya hingga seperti baru saja tersengat listrik. Tubuhnya kini ia bawa menuju kamar mandi. Mengambil facial wash lalu mengguyurnya dengan air segar.

"Mandi di kantor aja. Mager banget udah telat." 

Gerakannya yang cekatan tapi lumayan ceroboh itu berhasil membuat isi lemarinya keluar. Shena berhasil memasukkan kemeja krem lalu menarik  suit pants ke dalam totebag besarnya.

"Apa lagi?" Ia mondar-mandir sendiri menyiapkan keperluannya. Setelah memasukkan make up dan perlengkapan lainnya. Barulah Shena keluar kamar dengan wajah sedikit sayu, rambut ia jepit asal dan kemeja oversize yang dipadu dengan hotpants jeans. 

"Oh, iya, ponsel." Shena kembali masuk ke kamar lalu mencari ponselnya di semua laci dan lemari. Padahal sejak tadi ponselnya berdiam diri di atas kasur.

"Udah gosok gigi belum? Bau jengkol!" Suara kakak laki-lakinya itu menyambut Shena di ruang makan. Semua keluarga tengah menikmati sarapan pagi di sana.

"Diam aja nggak usah banyak omong. Mbak, bekal aku mana?" Sembari menenteng totebag dan ponsel di tangan, Shena menghampiri dapur. Ia tak peduli dengan keluarganya yang tengah menatap jengah padanya. 

From Enemy to be PasutriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang