Prolog

1.3K 21 0
                                    

Hai semuanya terimakasih sudah mampir dicerita aku ya. Terimakasih yang sudah menambahkan cerita ini ke daftar bacaan dan perpustakaan. Terimakasih juga yang sudah vote dan komen dicerita aku ya.

Btw.. Cerita ini sudah aku tulis dari tahun 2020. Alhamdulillah sampai sekarang ceritanya gak tamat-tamat wkwkkk, karna author nya angin-anginan kalau mau menulis hihihiii.

Tapi sekarang aku usahain selesaikan cerita ini, yaaa.. walaupun aku gak janji bakalan update setiap hari ya!

Karena seperti yang aku bilang tadi aku angin-anginan kalau mau nulis, lihat mood juga, kalau mood lagi bagus otakku encer menguraikan kalimat ceritanya tapi kalau lagi gak mood langsung mampet ni otak satu paragraf bisa berjam-jam aku ngarangnya dan berakhir gak jadi nulis, wkwkwkkk.

Maaf ya kalau cerita aku alay, Gak jelas atau tulisannya banyak yang typo. Aku bukan penulis profesional. Aku hanya menuliskan apa yang aku pikirkan setiap malam. Karna aku suka berkhayal dan membuat fake scenario sebelum tidur.

ada yang samakah seperti aku? Kalau ada komen ya!

WARNING!!!

21+

Happy reading!!!

🐻🐻🐻

“mau sampai kapan kita hidup seperti ini terus?” Keluh seorang wanita yang sedari tadi mondar mandir di hadapan suaminya

“Kau tau aku tidak bisa hidup seperti ini? Lanjutnya sembari menyisir rambutnya kebelakang Menggunakan jari-jarinya.

Ia menatap nyalang lelaki yang ada dihadapannya. Lelaki itu tampak berantakan Tercetak jelas diwajahnya ia sedang Stress memikirkan sesuatu.

Wanita itu menghelakan nafas geramnya saat melihat lelaki yang notabennya adalah suaminya, tidak melakukan sesuatu, bahkan merespon ucapnya pun tidak.

“baiklah. Jika kau tidak melakukan sesuatu juga lebih baik kita cerai”
Lelaki itu akhirnya Menoleh menatap istrinya setelah mendengarkan kata cerai. Kata-kata itu paling ia benci.

“Tidak..! Sayang jangan lakukan itu” ia bangun dan menghalangi istrinya yang hendak keluar dari ruangan itu.

“Minggir. Aku mau keluar” bentaknya.

Matanya membulat dan mulutnya terbuka lebar saat suaminya lebih dulu mencapai pintu, ia melihat pintu dikunci dan kunci tersebut dilemparkan ditumpukan kertas yang berserakan.

“apa yang kau lakukan?”

“Sayang dengarkan aku dulu”

“Minggir! Tidak ada yang perlu diperjelas kan lagi, semua sudah terlihat jelas”

“Sayang tolong jangan seperti ini, aku akan melakukan sesuatu agar perusahaan kita tidak bangkrut, aku janji akan membuat semua kembali normal seperti dulu”

“bohong! bulan lalu kau masih mengatakan hal yang sama tapi nyatanya apa? Tidak ada perubahan sama sekali, kau tau aku tidak bisa hidup susah lebih baik kita cerai dan aku akan mencari pasangan yang lebih kaya darimu dan aku tidak mau anakku terkena imbasnya, jangan sampai karir anakku hancur gara-gara kau”

“tidak aku janji aku akan membuat hidup kita kembali normal, tolong jangan tinggalkan aku, aku mohon” ia menarik istrinya memeluk dengan erat tapi sang istri tidak merespon pelukan suaminya.

Ia hanya diam menatap lurus sambil memikirkan sesuatu. Bibirnya tersenyum kecil ketika otaknya mendapatkan sebuah ide.

"Baiklah jika kau ingin aku tetap ada di sini kabulkan permintaanku”

“Kau mau apa sayang? Akan ku lakukan apa saja agar kau senang, katakan kau mau apa?”

“Keluarkan Jennie dari rumah ini”

dahinya berkerut saat mendengarkan nama anak angkatnya disebut “Jennie?” tanyanya memastikan

“ya! kau tahu ia tidak ada gunanya dirumah ini jadi keluarkan ia dari rumah ini, lagi pula ia hanya anak angkat mu bersama istri pertama mu”

Kim byung tampak berpikir dengan ide gila  istrinya itu.

Apa ia harus mengusir anak angkatnya itu?

“kenapa? Kau tidak bisa mengusirkannya?” tanya min-hee menatap suaminya penuh selidik

“baiklah aku akan mengusir Jennie dari rumah ini”

Lihatkan dengan mudahnya ia menuruti permintaan istrinya.
Semenjak menikah lagi dengan min-hee, Kim byung selalu memprioritaskan istri dan anak tirinya.

Jennie selalu ia abaikan. Semenjak ia mempunyai anak dari hasil hubungannya dengan istrinya, Paul tidak pernah memperhatikan Jennie bahkan memberi kasih sayangpun tidak.

“tapi beri aku waktu untuk memikirkan cara agar aku bisa mengusirnya”

“Tidak perlu pusing memikirkannya, aku punya ide untuk mengeluarkannya dari rumah ini” min-hee  tersenyum puas.

Ia mendorong pelan suaminya hingga Kim byung  merasakan kakinya Menyentuh tepian sofa dan mendaratkan bokongnya disofa.

Min-hee naik duduk diatas paha Kim byung dengan gaya seksualnya.
“kau kenal Kim Khai?” tanya min-hee  dengan suara lembut.

Berbanding terbalik dengan dirinya sebelumnya. Sekarang dirinya terlihat lembut dan menggoda. Tangannya kini sudah merambat di berbagai tempat di tubuh suaminya.

“Kim Khai si pemilik Perusahaan terbesar di Korea”

Min-hee  mengangguk dengan antusias “aku rasa kita harus berkerja sama dengannya agar perusahaan kita kembali normal, ia bisa menyuntikkan dana di perusahaan Kita”

“tidak semudah itu sayang, aku sudah mencoba menghubunginya tapi dia susah untuk ditemui dan sudah beberapa kali ia menolak berkerja sama denganku”

“Tenang saja aku punya cara agar kita bisa berkerja sama dengannya” kata min-hee tersenyum licik.

Mereka berdua mulai menyusun rencana licik dan berakhir pergelutan panas mereka di atas sofa.

Semua berawal dari sini. Keserakahan orang tua yang melibatkan satu orang membuat hidupnya sengsara. Bahkan jauh dari kata bahagia.

🐻🐻🐻

Foto pernikahan Kim Byung & Min-hee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Foto pernikahan
Kim Byung & Min-hee

🐻🐻🐻🐻

Chyde_30

13 September 2022

12 : 00

Please give me vote and comment!

🐻🐻🐻🐻

My Fault {JENKAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang