My Fault_10

364 13 1
                                    

Khai melangkahkan kakinya dengan mantap kedalam gedung pencakar langit miliknya. Wajahnya terlihat cerah, secerah matahari yang sedang menerangi dunia dengan hati yang senang khai terlihat bersemangat untuk memulai perkejaan hari ini.

Ia terus melemparkan senyuman kepada orang-orang yang sedang berlalu lalang didalam kantornya.
Beberapa kaum hawa yang ada disana sampai dibuat kagum dengan ketampanan nya siang ini.

Ketampanannya terlihat bertambah berkali-kali lipat dari biasanya. Mereka hanya bisa melihat, mengaguminya dari jauh dan menyapa atasnya itu tanpa bisa berbuat lebih.

"hei dude! Kau baru datang?" Sehun datang dari belakang menepuk bahu Khai dengan keras.

Kehadiran Sehun membuat moodnya rusak. Ia hampir saja terhuyung kedepan akibat Sehun menepuk bahunya dengan keras, ingin ia mengumpat tapi ia tahan karna ia masih berada di luar ruangannya.
Jangan sampai orang-orang tahu ia memiliki dua kepribadiannya. Eh.. lebih tepatnya mungkin seribu kepribadian tergantung moodnya.

"tumben kau datang siang"

"rapat masih ada setengah jam lagi, kau saja yang terlalu cepat datang" Khai menjawab kesal.

Sehun terkekeh disebelahnya Sambil tersenyum jail "oh.. wait..! Wait..! Wait..!"

Khai menyerngit keheranan, langkahnya terhenti karna Sehun tiba-tiba menghadang jajalannya "apa?" tanya Khai geram.

"wajahmu terlihat berbeda hari ini" Sehun meneliti setiap garis wajah Khai dengan serius "wajahmu terlihat cerah dan berwarna hari ini"

"what? Berwarna? Apaan sih hun. Udah minggir aku mau kerja"

"iya berwarna! Tidak biasanya wajah kau seperti ini biasanya wajah kau itu terlalu dark.. gelap. Eh.. tidak.. tidak.. tidak.. bukan dark tapi lebih ke abu-abu monyet sihh... kau tau!"

Spontan Khai menoleh kebelakang menatap Sehun yang sedang menutup pintu ruangannya. Ia tidak percaya apa barusan yang ia dengar, bisa-bisanya wajah setampan ini dibilang abu-abu monyet!

Tolong katakan dari sisi sebelah mana ia terlihat seperti Abu-abu monyet?

Dasar sinting!

"Kau baru dapat jatah Khai?"
Khai terdiam sejenak didepan meja kerjanya.

Sehun menghempaskan pantatnya disofa dengan kaki naik ke atas meja "wajahmu hari ini terlihat berseri-seri, seperti wajah-wajah pengantin baru yang baru dapat jatah"

Mendengarkan itu khai langsung memutarkan badan menatap jendela besar yang sedang memperlihatkan gedung-gedung besar di luarnya. Ia menggeram dalam hati. Bagaimana si anak ayam ini bisa tau ia sedang mendapatkan jatah? Apa wajahnya terlalu kentara?

Khai mencoba terlihat biasa saja, ia menyisirkan rambutnya kebelakang menggunakan jari-jemarinya kemudian berbalik lagi menyibukkan diri dengan kertas kertas yang ada dimejanya.

"Kau terlalu banyak berbuat zinah hun, segeralah tobat sepertinya matamu sudah rusak parah karna melihat tubuh gadis-gadis bookinganmu"

Sehun tertawa mendengarnya. Oh.. lihat.. temannya ini sekarang sok suci. Padahal ia sebelas dua belas sama seperti dirinya.

"kau jangan mengelabuiku, Khai. Kita sudah berteman bertahun-tahun yang lalu, aku tau tebiat kau. Sedari tadi aku memperhatikan mu masuk ke gedung kau tersenyum lebar"

"kau memperhatikan ku?"

"tentu saja, aku sudah ada di cafe bawah dari tadi kau saja yang tidak melihatku. Dari awal kau masuk aku sudah memperhatikan mu kau tersenyum lebar kepada orang-orang"

"Apa aku tidak boleh tersenyum?"

"boleh sih.. tapi terlihat aneh saja tidak biasanya kau begitu dan kau terlihat lebih bahagia dan bugar siang ini.. jadi siapa dia wanita yang kau tiduri? Kristal atau wanita lain?" tanya Sehun menggoda. Ia terus menatap Khai dengan alis mata yang bergerak turun naik.

My Fault {JENKAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang