"kenapa kalian tega melakukan ini padaku?"
Mata Jennie melotot menatap orang tuanya yang sedang santai duduk disofa kamar.
Dengan tubuh sedikit bergetar tanpa permisi Jennie masuk kekamar orang tuanya dan yah... seperti yang dikatakan pria asing yang bermalam dengannya. Ia benar-benar dijebak orang tuanya.
Min-hee dan Kim Byung hanya menatap datar Jennie yang tampilannya yang kurang beres, Gaunnya yang robek dilengan dan tampilan acak-acakan tidak membuat kedua pasangan itu iba melihat anaknya.
"Akhirnya kau pulang" Min-hee bersuara "bagaimana tadi malam? Apakah menyenangkan?" Ujar Min-hee lalu menyeruput wine yang ada ditangannya.
Mendengarkan itu seketika kaki Jennie lemas. Tubuhnya merosot bersimpuh dilantai dan tangisannya pecah.
"Kenapa.. kenapa kalian melakukan ini padaku" teriaknya frustasi menatap nyalang kedua orangtuanya. Bukan! Mereka bukan orang tuanya lebih tepatnya iblis yang menjeratnya, menjadikannya kambing hitam didalam rumah ini.
"kan sudah ku bilang kau satu-satunya yang bisa menyelamatkan masa depan keluarga"
"Tapi bukan seperti ini caranya"
"sudah diam Jennie" Kim Byung membentak dengan keras membuat urat-urat lehernya tercetak jelas disana. Ia menatap Jennie dengan penuh amarah "sekarang kau keluar. Tidak ada yang perlu disesali karna semua sudah terjadi"
"ayah" Jennie menganga menatap Kim Byung bibirnya benar-benar tidak bisa bergerak dan melawan ucapan ayahnya. Hatinya benar-benar remuk seperti pecahan kaca yang tidak bisa disatukan.
Ia tidak menyangka orang yang menyayanginya dulu kini berubah drastis dan cinta pertamanya sudah sirna tidak ada rasa hormat bagi Jennie untuk menghormati orang tuanya lagi karna yang dihadapannya kini iblis yang menyerupai manusia.
Yah.. itu sebutan yang cocok untuk mereka berdua."Sudahku bilang jangan menyebutku dengan nama itu lagi aku tidak Sudi menjadi ayahmu, sekarang keluarlah" Kim Byung berdiri dan menghampiri Jennie.
Ia menyeret Jennie dengan sadis. rambut Jennie ditarik hingga membuat Jennie meronta kesakitan dan menjerit. Sesampainya diambang pintu perut Jennie ditendang dan pintu ditutup dengan keras.
🐻🐻🐻🐻
Tiga hari Jennie mengurungkan diri dikamar. Tidak keluar apalagi pergi sekolah. Ia tidak peduli jika absennya dibikin alpa lagian tidak ada orang yang peduli dengannya, kecuali Carol, asisten rumah tangga yang berkerja dirumahnya.
Ia satu-satunya yang peduli dengannya selama tiga hari Carol menemaninya, merawatnya seperti seorang ibu. Carol tidak menyangka Jennie akan diperlakukan seperti ini, apalagi saat ia mendengarkan cerita dari Jennie. Hatinya terasa teriris mendengarkannya. Ia hanya bisa mencoba menenangkan Jennie dengan selalu menemaninya terkadang ia membuatkan makanan kesukaan Jennie hanya itu yang bisa ia lakukan.
Menuntut ke jalur hukum percuma karna ia hanyalah orang biasa yang tidak memegang kekuasaan dan ia hanyalah wanita tua renta yang berkerja menjadi asisten rumah tangga.
Dari Jennie kecil dan sekarang gadis itu sudah dewasa, Carol selalu bersamanya karna itulah ia tidak ingin meninggalkan pekerjaan ini. Sudah banyak memori yang tersimpan bersama keluarga ini. Apalagi pada saat mendiang mama Jennie hidup ia dimanusiakan tidak sama seperti sekarang Min-hee yang memang menganggapnya pembantu dirumah ini.
"Jennie.. kau tidur?" tanya dengan lembut.
Ia datang dengan nampan ditangannya yang berisikan berbagai macam makanan. "bibi membawakanmu makanan, ayo makan" Carol meletakkan nampan itu di atas naskah disamping tempat tidur. Ia duduk ditepi ranjang dan menyentuh bahu Jennie.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Fault {JENKAI}
RomanceMalam yang naas membuat Jennie harus melakukan one night stand dengan Kim Khai. Kim khai seorang pria kaya yang berpengaruh dikorea. Demi menjaga reputasinya agar tidak hancur Khai terpaksa memberikan setengah sahamnya kepada Kim byung. Si pria tua...