My Fault_37

132 12 2
                                        

Happy Reading

🐻🐻🐻🐻

“heyy.. bangun.. pemalas”

Jennie masih tidur disampingnya dengan posisinya melintang, ntah kapan Jennie mengubah posisi tidurnya Khai pun tidak menyadarinya. Kakinya menggantung bebas di pinggiran ranjang dengan badan masih berada di atas tilam. Khai bisa memastikan kalau Jennie bergerak sedikit saja bisa di pastikan ia akan merosot jatuh dari ranjang.

Jennie tidur seperti orang mati dengan rambut acak-acakan tapi ia masih terlihat seksi di matanya apalagi bajunya yang sedikit menyingkap menampakkan perut ratanya.

Andai saja Khai tidak sakit mungkin sekarang ia akan menerkam Jennie.

Baiklah buang pikiran kotor itu sekarang fokus membangunkan putri tidur ini karna sebentar lagi teman-temannya akan datang dan tidak mungkin pemandangan ini akan dilihat teman-temannya. Bisa-bisanya ia menjadi bahan gosip.

“Jennie.. Jennie.. bangunlah..” Khai menepuk pelan pipi Jennie.

Sepertinya sentuhamnya membuat Jennie tersadar. Tampak ia menggeliat dan bangun.. tapi ternyata tidak, ia menggeliat mencari posisi nyaman dan kembali tidur.

“Jennie bangunn” teriak Khai.

Jennie nampak membuka matanya dengan malas dan kembali menggeliat “apa?” tanyanya dengan suara parau khas orang bangun tidur tapi matanya tak kunjung terbuka.

“Bangunlah”

“tolong biarkan aku istirahat.. aku lelah” gumam Jennie kembali memeluk bantal dengan erat.

“Ini sudah sore bentar lagi temanku akan datang makan malam disini”

Mata Jennie terbuka dan melihat Khai dengan mata memerah itu, bahkan untuk membuka kelopak matanya saja sepertinya Jennie membutuhkan tenaga besar sangking ngantuk berat.

“Temanmu akan datang untuk makan malamkan?”

Khai mengangguk.

Jennie tersenyum kecil dan kembali menutup mata “ini masih sore dan temanmu datang malam jadi aku masih ada waktu untuk tidur kembali”

“Bukan berarti temanku datang malam kau bisa bermalas-malasan”

“aww!” Jennie meringis saat bantal melayang di wajahnya.

“cepat bangun dan beres-beres jangan sampai temanku tau kau tidur disini”

Dengan berat hati Jennie bangun dengan rambut yang acak-acakan sembari mengusap wajah.

“Apa aku perlu memasak sesuatu untuk temanmu?” tanya Jennie dengan suara parau khas orang bangun tidur, tangannya menggaruk leher yang tidak gatal dan merapikan rambutnya sembari mengumpul nyawanya yang masih berterbangan.

“Tidak perlu, kau hanya perlu menyediakan piring dan gelas saja,” jawab Khai santai sambil bergerak kecil mencari posisi yang nyaman untuk bersandar “Mereka sudah bawa makanan dan aku juga memesankan makanan”

Jennie menguap lebar, matanya masih setengah terpejam. “Kalau begitu kenapa kau repot-repot membangunkanku seawal ini?” gumamnya, suaranya serak. Ia menoleh ke arah jam dinding dan mendesah pelan. “Mereka bahkan belum di jalan, kan?”

Terdengar Khai mendesah pelan “benar mereka belum dijalan tapi perawat sedang berada di perjalanan menuju kemari”

“Apa?” seketika mata Jennie terbuka lebar “kenapa mereka datang kesini? Bukankah jadwal mereka besok pagi datangnya?”

My Fault {JENKAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang