My Fault_08

369 13 3
                                    

Jennie terduduk lemas di atas rooftop sekolah sendirian. Ini adalah tempat terakhir yang aman baginya. Selepas ia melarikan diri dari toilet.
Matanya menatap kosong ke depan dengan air mata yang terus berjatuhan. Sesekali ia menghapus air mata itu tapi tetap saja air matanya keluar dengan sendirinya. Ia tidak menyangka harinya akan sesial ini.
Bertemu dengan pria asing. Pria yang menidurinya di malam itu. Ia pikir kejadian malam itu akan menjadi terakhir baginya tapi ternyata tidak. Hari ini hampir saja ia melakukannya lagi dengan pria itu.

Yang sialnya dia adalah donatur disekolah ini dan dia yang memberi beasiswa kepada jennie. Hati Jennie was-was ia sudah mencari masalah dengan orang terpenting dikorea.
Apakah hidupnya bakalan aman?
Rasanya belakangan ini hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat semenjak kejadian itu.
Apalagi mengingat video dan foto yang ditunjukkan Khai kepadanya. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya bakalan dibully habis-habisan satu sekolah jika video dan foto itu disebar oleh orang tuanya.

Ia tidak menyangka orang tuanya bakal seliicik itu untuk mendapatkan apa yang mereka mau dan mereka rela mengorbankan anaknya.

Oh ingatlah Jennie.. kau hanya anak angkat. Kau hanya beban bagi mereka.

Sebegitu menyusahkah dirinya sampai-sampai ia dijadikan taruhan?

Dijadikan taruhan kepada pria asing.
Dadanya seketika sesak. Rasanya banyak duri yang menusuk didalamnya. Ia ingin menjerit melepaskan perasaan yang selama ini ia pendam, tapi tidak mungkin ia menjerit disini bisa-bisa ada orang yang menemukannya disini. Apalagi jika yang menemukannya Khai.
Tidak.. tidak.. ia tidak mau bertemu dengan pria itu. Jennie menggeleng keras kepalanya, tangannya mengacak-acak rambutnya.

"jennie"

Jennie tersentak saat seseorang memanggilnya dan menyentuh bahunya. Refleks ia menoleh, matanya melotot ketika melihat orang yang ada disampingnya, ternyata Jaehyun. Cepat-cepat Jennie menoleh mangusap wajahnya dengan kasar.

"kau tidak apa-apa?" tanya Jaehyun prihatin.

Jennie hanya mengangguk sebagai jawaban

Jaehyun menghela nafasnya. Ia mendaratkan pantatnya disamping Jennie. Matanya masih menatap gerak-gerik Jennie yang sedang mengusap wajahnya sambil menunduk.

"kenapa kau disini?"

"kenapa kau disini juga?"
Bukannya menjawab jennie malah kembali bertanya.

"ini tempatku mencari ketenangan ketika pulang sekolah"

Jennie menoleh menatapnya ternganga "pulang sekolah?" ujarnya memastikan "jaehyun sekarang jam barapa?" tanya panik.

"Jam setengah dua waktunya pulang sekolah dan kau alpha di dua mata pelajaran" kata Jaehyun santai sambil menatap Jennie.

Tiba-tiba Jaehyun Mengeluarkan sapu tangan kecil yang berada disaku celananya dan memberikanya kepada Jennie.

Jennie hanya terdiam menatap tangan Jaehyun yang ada dihadapannya.

Keterdiaman Jennie membuat Jaehyun dengan refleks memajukan badannya dan mengusap wajah jennie.

Jennie terkesiap dengan perlakuan Jaehyun. Ia tidak menyangka dirinya bisa berdekatan dengan Jaehyun seperti ini dan gilanya lagi ia menyentuh wajahnya dengan lembut.

Tidak.. tidak.. ini tidak bisa dibiarkan bisa-bisa dadanya akan meledak didepan Jaehyun. Ntah mengapa berdekatan dengan Jaehyun sangat berbahaya baginya.

"Aku bisa sendiri" Jennie langsung menyambar sapu tangan dan mengusap wajahnya sendiri.

"kau sedang ada masalah ya? Sampai-sampai kau tidak masuk kelas hari" tangannya menyentuh rambut Jennie dan merapikan rambutnya.

My Fault {JENKAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang