BAGIAN : 15

41 3 0
                                    

Bahagianya Kertajaya telah kembali bertemu dengan Wiro Sabrang di istana Jenggala. Ia telah menyadari betapa pentingnya persatuan dengan semua raja di tanah Jawa untuk mengantisipasi kedatangan pasukan dedemit yang suka campur tangan ke dalam kehidupan manusia.

      "Maafkan aku Wiro" kata Kertajaya kepada putranya yang sudah mengusir pasukan iblis dari istana Singosari.

      Bayurekso dan Surogeni yang sudah selalu mengikuti langkah Wiro Sabrang diperkenalkan dengan kerabat Wiro yaitu Kertajaya raja Singosari. Kertajaya memandang hormat kepada seorang pertapa tua berambut putih yang berdiri disamping Wiro Sabrang. Pastilah beliau seorang begawan yang berilmu silat tinggi. Kata Kertajaya dalam hati. Apalagi Surogeni yang juga berpakaian sama dengan Wiro Sabrang, tampaknya juga seorang pendekar dari jaman purba yang pernah akrab dengan putra Kertajaya.

     "Ini sahabat hamba dari gunung tujuh." kata Wiro sambil menunjuk ke arah Surogeni yang berambut berewok dan tubuh seperti mayat hidup yang sudah dimakan usia ratusan tahun.

    "Sanjaya..kedatangan kami ke istanamu bermaksud mengajak kerjasama dan silaturahmi." kata Kertajaya yang ditanggapi sangat hormat oleh Sanjaya.

     "Hu hu hu..Untung sekali kalian datang Wiro Sabrang, istanaku baru saja diacak- acak iblis itu." keluh Sanjaya sambil menangisi putranya yang pingsan terkena serangan pasukan iblis Kobra. Begawan Lobak juga tak sadarkan diri hingga diurus oleh Wiro Sabrang.

     ***

     Bahagia Sanjaya tidak terhingga karena dugaannya yang selama ini dimusuhi oleh Kertajaya itu salah. Malah kedatangan pasukan dari Singosari bersama Wiro Sabrang telah menyelamatkan keluarga Jenggala dari amukan Kobra Iblis.

      '"Aku sangat berterima kasih karena kangmas Kertajaya telah rawuh ke Jenggala membawa berita baik." kata Sanjaya sambil merangkul istrinya yang kembali selamat dari cengkraman Kobra Iblis.

      "Aku juga tidak menyangka jika aku yang telah terusir dari istanaku oleh Banaspati diselamatkan oleh Wiro Sabrang. Ini adalah putraku dari istri selir." kata Kertajaya sambil menepuk pundak Wiro Sabrang.

     "Jadi Wiro Sabrang itu putramu sendiri kangmas?"

     "Betul Dimas. Begawan Sentanu yang memberi tahu kepadaku bila dahulu kala Wiro masih kecil pernah diasuh Sentanu, kemudian hilang saat bencana alam."

     "Pasti telah diselamatkan dewa maha agung anak itu karena calon ksatria perwira. Hanya yang maha kuasa hyang Wenang yang mengetahui."

      Ternyata Wiro Sabrang juga bisa menjadi tabib dengan mengusapkan golok pusakanya ke bagian tubuh yang sakit atau terluka, maka seluruh pengawal Jenggala kembali sehat seperti semula.

     "Maaf tuan- tuan. Bolehkan hamba bicara?" kata Bayurekso.

     "Oh ya silahkan Bopo"

Sanjaya yang duduk disamping Kertajaya dan Aryo Saloka mengangguk dan memandang hormat kepada begawan Bayurekso. Begawan itu di dalam kerajaan dianggap sebagai nujum atau penasehat raja karena bisa meramal keadaan yang akan datang.

     "Sesungguhnya pasukan iblis itu selalu mengganggu manusia akan tetapi bukan secara fisik menghadapinya. Iblis itu lebih berbahaya ketika masuk ke dalam jiwa manusia sehingga melakukan tindakan yang keji dan cenderung ingin berkuasa. Iblis itu tidak akan terlihat oleh manusia karena takut. Karena itu mereka lebih suka masuk ke dalam jiwanya sehingga bisa melakukan apa saja yang diinginkan."

     "Benar kata Bopo begawan Bayurekso" kata Wiro Sabrang.

      "Sebenarnya iblis yang terlihat kasat mata itu lebih mudah diusir oleh manusia datipada yang sudah masuk ke dalam jiwa kita. Artinya, jika tuan -tuan ini masih menyimpan dendam, benci dan ingin mengalahkan, ingin membunuh itu adalah bisikan dari iblis."

     "Mangga silahkan diminum dan dinikmati suguhan yang bisa kami persembahkan untuk para tamu agung." kata nyai Kunti dayang Jenggala yang masih prawan dan cantik.

     Wiro Sabrang yang sudah lama tidak melihat buah- buahan segar langsung memetik anggur merah dan menikmatinya. Kertajaya sudah merasa lega karena bisa duduk dan ngobrol bersama rekan raja dari gunung Barat. Sebaliknya Sanjaya yang masih ada rasa cemas karena ia telah bermimpi istananya kebanjiran. Itu firasat buruk menurut mitologi Jawa.

     Benar yang terpikir oleh Sanjaya ketika tiba - tiba terdengar jeritan para prajurit yang dihajar oleh seorang pendekar yang mengamuk sambil merobohkan pohon beringin di alun- alun.

      Orang bertubuh tinggi besar itu sangat kuat karena mampu mengangkat batang pohon beringin yang sangat besar itu hingga jebol seakarnya. Lalu memenggal tangannya dan menyambung kembali.

      "Aji rawarontek" gumam Wiro Sabrang.

      "Ayoo keluar kamu Sanjaya..lawan aku..Singoroban" kata pendekar itu sambil mendorong pilar tembok pagar pohon beringin hingga roboh.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang