BAGIAN : 13

42 3 0
                                    

   Raja Jenggala itu sudah menyerah dihadapan Wiro Sabrang setelah iblis koalisinya sudah diusir dan dikalahkan oleh pendekar itu. Tapi ia sangat butuh perlindungan jika kelak musuh bebuyutannya kerajaan Singosari dan Blambangan kembali bangkit. Karena selama ini raja2 di bagian timur gunung Lawu itu selalu memusuhi dan ingin merebut kekuasaan Jenggala dan Adipati Nendang Kamulan.

    "Pulanglah ke negaramu Sanjaya. Urus rakyatmu dengan bijak dan adil." kata Bayurekso.

     "Terima kasih eyang.Tapi saya takut bila rakyat saya diserang oleh Singosari yang sudah kembali bangkit."

      "Diserang Singosari? Tidak mungkin Kertajaya buruk aklaknya.Bukannya kamu yang mendatangkan raja iblis itu ke tanah Jawa?" kata Wiro Sabrang marah.

      "Itu karena aku takut ditekan Singosari terus. Wiro."

      "Sudah,sudah kamu pulang dulu ke istanamu sana." kata Wiro Sabrang.

     Sebenarnya Sanjaya tidak memiliki kemampuan bela diri kungfu yang baik selain menyewa para iblis untuk menjadi pengawalnya dengan bayaran nyawa rakyatnya.

***

     Kedatangan Sanjaya di istana Jenggala sudah disambut para pengawal dan kerabat istana. Mereka tentu saja menunggu berita akan pusaka yang baru turun dari langit golok Nogososro. Tetapi ternyata Sanjaya tidak mendapatkan pusaka itu. Bahkan kedatangannya terlihat sangat tak bergairah ketika disambut putranya pangeran Arya Saloka.

      "Bagaimana ayah? Pusaka itu sudah ayah dapatkan?"

      Sanjaya tidak menjawab karena pengawalnya yang saat berangkat itu sangat banyak dan terdiri dari para iblis yang sangat sakti, kini ia pulang sendirian saja seperti patah hati.

     Putri Kencana langsung menggandeng tangan Sanjaya yang telah lebih sebulan tidak pulang ke istana karena ingin mencari pusaka yang sangat diharapkan bisa jadi perisai istana Jenggala.

     "Begawan Lobak, petunjukmu meleset semua" kata Sanjaya dengan raut muka kecewa.  Tentu saja begawan Lobak tidak paham yang dimaksud Sanjaya meleset. Karena dalam ramalannya, pusaka itu turun dari langit dibawa oleh seorang pendekar purba yang merasuk ke dalam tubuh putra raja dari gunung Timur.

     "Meleset bagaimana Gusti?"

      Sanjaya menarik nafas sambil mengalihkan pandangan ke arah begawan Lobak yang juga menatap dengan serius.

       "Pendekar purba itu telah membinasakan seluruh pasukan iblis yang telah lama berkuasa di Singosari."

       "Dengan pusaka Nogo Sosro?"

        "Aku tidak tahu namanya. Yang kulihat pendekar itu sangat digjaya hingga mengalahkan semua iblis dan setan di Singosari. Sampai aku harus pulang sendiri tanpa pengawal itu sudah untung."

     Tentu saja para pengawal Jenggala sangat kaget mendengar penjelasan dari Gusti Sanjaya. Mereka tentu pemasaran ingin melihat seperti apa pendekar itu.

    Jenggala tanpa dukungan pasukan siluman tidak punya wibawa di dalam dunia kerajaan.  Pastilah para penguasa perang seperti Raja Menak dan raja Rahwana dengan mudah menyerang dan menguasai Jenggala yang subur makmur. Jenggala sudah membangun kuburan yang berbentuk candi di wilayah kekuasaannya. Makam Raja Jenggala terbesar di tanah Jawa akan menjadi simbol kejayaan Kraton itu.  Disanalah para dewa turun dan memberi berkah kehidupan rakyat Jenggala.

     "Sebenarnya yang paduka cari itu bukan golok yang dipegang pendekar purba itu, melainkan sebilah pedang Nogososro yang masih berujud seekor ular naga di goa Kiskrendo. Siapa yang mampu membunuh atau mengalahkan ular naga itu, maka ia akan memperoleh pusaka Nogososro."

     Serentak terkejut Sanjaya mendengar apa yang telah dikatakan Begawan Lobak.

     "Jadi pendekar itu tidak membawa pusaka yang aku maksud Bopo?"

      "Pendekar itulah yang akan membunuh ular naga itu. Dan Gusti Sanjaya tinggal merebut darinya"

     "Enak sekali kamu bicara Bopo, Bagaimana aku bisa merebutnya? Berhadapan saja aku sudah hampir mati kalau tidak minta dikasihani"

       "Caranya tidak dengan kekerasan. Gusti ajak pendekar itu bicara baik- baik dan minta dilindungi."

      "Begitu ya?" Sanjaya memandang penuh bijak dan menyadari bila ia selama ini selalu memajukan emosi dan kekerasan walau minta tolong kepada para iblis.

     "Benar juga saranmu paman." kata Sanjaya.

    Disaat Sanjaya mulai mengerti dan paham strategi yang diusulkan begawan Lobak, tiba- tiba datang serangan yang sangat dahsyat. Begawan Lobak jatuh terkapar di lantai karena mendapat serangan tenaga gaib dari luar istana.

      "Wuuuuuzzzzz!!"

      "Aaaaaacccchhh..!!"

      Kobra Iblis telah mengamuk mengacak- acak prajurit Jenggala hingga kocar- kacir melarikan diri menghindar dari sabetan pedang.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang