BAGIAN : 18

24 2 0
                                    

Sayemboro beladiri yang digelar kerajaan Singosari memang untuk merekrut tamtama yang telah terhenti sejak diduduki raja iblis Banaspati. Kini sudah lebih duapuluh orang masuk seleksi.

Cocak Anggoro yang akhirnya bisa mendapat simpati dari para pengunjung karena bisa bermain simpatik sudah memilih para pendekar baru.

Namun tiba- tiba datang seorang seorang utusan dari kerajaan baru di lembah gunung Bromo yaitu istana Mojo Songo. Kedatangan caroko itu jelas mengejutkan Kertajaya karena raja Raden Widegsa adalah calon besannya.

"Ada apa kisanak?"

" Punten dalem Sewu Gusti/ Beribu maaf tuan, kedatangan hamba ke Singosari adalah ingin memberitahu bila lamaran Raden Singoyudo telah ditolak oleh Gusti Ridegsa"

"Apa?"

Sontak Kertajaya merasa kecewa dan diremehkan oleh kerajaan kecil Mojo Songo. Apakah karena Singosari sedang berduka cita telah dikuasai raja Iblis Banaspati? Gumam Kertajaya dalam hati. Atau justru Kraton Mojo Songo sekarang sedang didukung raja iblis sehingga memiliki kekuatan lebih besar dan ingin menantang Singosari ?

"Coba jelaskan kenapa rajamu menolak lamaran anakku Singoyudo?"

"Hanya begitu yang bisa hamba sampaikan Gusti" jawab caroko itu.

"Bagaimana Sentanu?"

"Ya sebaiknya Gusti bisa mencarikan wanita lain saja. Kan kerajaan Mojo Songo itu sangat kecil tidak sebanding dengan Singosari."

Kertajaya mengerutkan kening dan menarik nafas dalam menahan amarah merasa diremehkan raja Mojosongo. Sedang Bagaspati yang berdiri di samping Kertajaya ikut marah berkomentar.

"Serbu Mojosongo! Itu meremehkan Singosari. Kita ini kerajaan besar harus berwibawa karena wilayah Mojosongo adalah masuk kekuasaan Singosari." kata Bagaspati.

Mendengar ucapan Patihnya, Kertajaya berbesar hati untuk menyerang Mojo Songo yang sudah lancang berani menolak lamaran putra Singosari.

"Plakk!!"

"Minggat engkau dari tanah Singosari." kata seorang pengawal yang ikut marah langsung memukul caraka itu.

"Aaaaaccckk"

"Ampuuunn tuan"

Wulu Landak langsung memotong telinga caraka itu dan menempelkan sepucuk surat yang berisi berita akan menyerbu kerajaan Mojosongo.

Kemudian Caraka itu ditendang keluar dari istana. Wiro Sabrang yang dimintai saran hanya berdiam dan membisu tidak bisa menjawab karena hatinya tidak setuju dengan tindakan dari ayahanda Kertajaya.

"Segera siapkan bala tentara dan pengawal untuk menyerbu Adipati kurang ajar itu." perintah Kertajaya.

" Sendika Gusti."

Diluar istana sudah disiapkan sepuluh ekor kuda dan seratus tamtama untuk menyerbu kerajaan Mojo Songo. Tentu saja begawan Sentanu dan Wiro Sabrang tidak bisa menghalangi tindakan Kertajaya. Kertajaya sudah terbawa emosi dan kemarahan karena merasa dihina. Itulah sifat manusia yang sedang kemasukan iblis.Gunam Wiro Sabrang yang hanya bisa mengawasi dari belakang kalau terjadi hal - hal yang terburuk.

****

Kraton Mojosongo memang sedang berniat invasi ke wilayah sekitar Pantura karena ia telah didukung pendekar Gendir bumi. Raden Kilimarto yang sudah setuju dengan lamaran dari Kertajaya tiba -tiba dipaksa Gendirbumi untuk membatalkan perkawinan Putri Ambari dengan Singoyudo.

Kedatangan pengawalnya dengan kuping berdarah karena dipotong dan ditempeli daun lontar yang bertuliskan tantangan perang tentu membuat raja Mojosongo naik pitam.

"Kurang ajar! Kirim pasukan sekarang ke Singosari."

Gendir Bumi yang saat itu ikut menyaksikan langsung melompat ke atas punggung kuda bersama pasukan dari Mojosongo yang dikawal puluhan pendekar siluman.

Kilimarto yang sekarang sudah membangun istana megah dan berkuasa atas wilayah sepanjang Pantura berbatas gunung Lawu sudah merasa diatas angin bila bertarung dengan kerajaan sekitarnya. Gendir Bumi dan gerombolan siluman iblis itu telah menikahi putri dari Kilimarto.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang