BAGIAN : 31

18 2 0
                                    

Gusti Kertajaya sudah berkomunikasi dengan Muninggar melalui mimpi. Karena itulah beliau sangat berbahagia karena Wiro Sabrang telah mencarikan pusaka keagungan dan kewibawaan istana.

      Namun yang menjadi Gusti Kertajaya Risau adalah jika pusaka Nogososro miliknya memiliki banyak musuh yang akan memburu ke istana Singosari.

     "Impianku terasa seperti bukan mimpi Bopo Sentanu."

      " Bagaimana maksud Gusti?"

        "Putri Muninggar menyimpan dendam kepada orang yang pernah menyakitinya sampai mati. Aku seperti diminta untuk mencarinya." kata Kertajaya.

      "Gusti Kertajaya bersabar dan tenang dulu, Mungkin maksud Muninggar adalah banyaknya orang-orang yang berburu pusaka Nogososro hingga akan mencari dimanapun berada."kata Sentanu.

     Tapi tetap saja Kertajaya sangat besar hati karena sudah memiliki pusaka andalan Kraton Singosari. Terlebih pusaka yang dibawa Wiro Sabrang bisa jinak mau ikut bersama Kertajaya. Pusaka yang bertuah itu belum tentu cocok mengikuti seseorang seperti golok setan yang tidak mau dipegang Kertajaya saat itu.

      Namun tiba-tiba Kertajaya marah-marah ingin melihat demit yang katanya ditahan didalam botol oleh Surogeni.

     "Mana siluman itu!!"

     Wiro Sabrang tentu tidak mengerti apa maksud ayahanda Kertajaya marah- marah sambil menenteng keris pusaka Nogososro.

      "Mana siluman Lowo Ijo yang kamu tawan Surogeni"

      "Sudah hamba bebaskan Gusti. Dia sudah berada di pagelaran bergabung dengan Sibgosari."

      "Bawa dia kesini"

      "Sendiko Gusti"

     Surogeni pun bergegas melangkah ke pagelaran memanggil Lowo Ijo masuk menghadap Gusti Kertajaya.

     "Lowo Ijo,ayo ikut aku"

     Namun apa yang terjadi ketika Lowo Ijo dipertemukan dengan Kertajaya ? Siluman itu langsung murka melihat Gusti Kertajaya yang menegang keris pusaka Nogososro.

      "Ayo hadapi aku Lowo Ijo"

      "Hmm Muninggar!" kata Lowo Ijo yang didengar oleh Surogeni maupun Maeso Danu. Kertajaya marah karena dibayangi putri pedang Muninggar yang sedang menghunus pedang melotot memandang Lowo Ijo.
       "Hiiiiaaaattt!!"

       "Set  set set!!"

        "Aaaaaccchh"

      Pertarungan yang tidak pernah terlihat ketika Kertajaya menjadi sangat trampil bermain pedang melawan musuhnya. Wiro Sabrang sampai terkesima melihat gerakan cepat Kertajaya memainkan pedang di tangan yg membayangi keris pusaka Nogososro.

      "Hiiiiaaaaahhhhhtt"

     Kertajaya yang sudah tua itu mampu melompat tinggi dan bermain pedang sangat mahir menghajar tubuh Lowo Ijo hingga terpenggal tubuhnya menjadi beberapa bagian. Singoyudo dan Singojati baru kali ini melihat ayahanda Kertajaya jadi pendekar hebat.

      "Itulah aura dari pusaka keris Nogososro" gumam Wiro Sabrang disamping Singojati. Pangeran muda itupun menoleh memandang Wiro Sabrang.

       "Waaah pusakanya hebat ya kangmas Wiro"

       "Aku suka itu. Ayahmu pasti bangga memiliki pusaka yang diimpikan"

      Tapi Singoyudo berpikir lain.Bagaimana kalau ia bisa menguasai pusaka itu, pasti ia jadi seorang pendekar hebat seperti Wiro Sabrang. Karena ia tahu bahwa di dalam pusaka itu ada roh seorang pendekar pedang.

     Sekarang Singoyudo bisa melihat bagaimana ayahnya yang sudah tua itu bisa melakukan gerakan- gerakan seperti seorang pendekar yang sangat sakti. Bahkan pendekar siluman yang hanya Surogeni yang mampu menangkapnya,hancur dan mati ditangan ayahanda Kertajaya. Oleh karena itulah Singoyudo ingin mencuri keris pusaka itu dikala ayahnya lengah.

***

      Setelah kematian pendekar siluman Lowo Ijo dan Kilimantra, Kertajaya akan membuka sayembara bela diri di wilayah kekuasaan Singosari. Tapi Wiro Sabrang menolak karena Kertajaya sudah dikenal punya citra baik di kalangan persilatan. Apalagi Kebo Marcuet yang memiliki banyak murid dalam sekte putih tidak menginginkan ada kesombongan atau pamer kesaktian.

     "Ah itu urusanku. Sekarang kalian semua harus mendukung Singosari menjadi kerajaan yang besar dan berdaulat. Tunjukkan pada seluruh kerajaan di Nusantara jika Singosari adalah kerajaan yang tidak bisa diremehkan."

     Begawan Sentanu mulai bersedih melihat kelakuan Gusti Kertajaya berubah drastis. Wiro Sabrang dan Maeso Danu yang sama- sama pendekar masa lampau belum menjelajahi kondisi tanah Jawa jaman Muninggar hidup di istana Lemah Putih. Tetapi mereka tahu jika perubahan sifat Gusti Kertajaya adalah karena ia telah disusupi roh dari putri pedang Muninggar yang memendam dendam kepada mendiang suami.

      "Gusti Kertajaya telah kemasukan roh ,Keris Nogososro" bisik Wiro Sabrang ke telinga Begawan Sentanu.

     Begawan Sentanu menganggukkan kepala setuju dengan kata Wiro Sabrang.

      Kertajaya tampak sudah tak terkendali mulai melepas tali kuda yang ada dikandang dan akan menaikinya. Tapi Wiro Sabrang bergegas menghampiri dan membujuk kepada raja itu.

      "Ayahanda hendak kemana?"

       "Aku akan mencari Batari Durga."

      Wiro Sabrang yang tak tahu sejarah tanah Jawa tentu bingung mendengar ucapan ayahandanya. Wiro kemudian menoleh ke arah begawan Sentanu.

        "Batari Durga adalah pendekar pedang hebat musuh Muninggar." kata Sentanu.

      Wiro Sabrang terpaksa melakukan sesuatu yakni merebut keris pusaka di pinggang Kertajaya. Kemudian mencabut keris dan menancapkan ke tanah.

     "Clep!!"

     Seketika Kertajaya ambruk dan pingsan. Wiro Sabrang bergegas menggotong ayahandanya ke kamar dan menidurkannya.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang