BAGIAN : 77

8 2 0
                                    

Wiro Sabrang terkejut menerima tantangan dari dua orang asing yang sangat sopan diatas panggung. Tapi Suro Gendeng tentu tersinggung karena ia menganggap Wiro Sabrang adalah saudara tua yang dihormati dalam istana itu langsung menyambung.

      "Maaf kisanak, kalau kalian ingin bertarung,jangan dengan kakanda Wiro Sabrang, tetapi dengan aku dulu "

      "Huh, buat apa aku bertarung denganmu? Memang kamu siapa?"

       "Tapi beliau tidak akan melayani bertarung dengan para pelamar kerja di kerajaan ini, kisanak. Tolong jangan paksa aku marah!" kata Suro Gendeng.

       "Marahlah kalau mau marah." jawab Kembar sambil membentak dan melotot kepada Suro Gendeng. Suro jadi naik putam dibentak orang yang belum dikenalnya itu.  Tapi si Kembar pun mulai menggerakkan dua tangannya mengambil jurus paku bumi.

      "Hiaaahh!"
   
     Seketika panggung terasa roboh karena tanah amblas hingga satu meter, dan tubuh Suro Gendeng terlempar keluar panggung hingga berpuluh meter. Wiro Sabrang yang melihat kondisi demikian jelas bisa mengerti bahwa kedua pendekar itu bukan orang sembarangan. Mereka cepat melompat menyingkir untuk mencari tempat yang lebih luas. Sementara itu Wiro Sabrang yang melompat menghampiri kedua lawannya meminta agar Suro Gendeng menyingkir dulu.

      "Mereka bukan lawanmu Suro.. biarlah aku yang hadapi" kata Wiro Sabrang.

       "Terimakasih Wiro. Kami berdua adalah Kembar dari negeri Siyam yang sudah lama ingin bertemu dengan engkau."

      "Baiklah.. karena engkau memang datang dari negeri sebrang, aku menghargai kalian. Sekarang kita mulai saja."

      Kembar dari Siyam memang pantas diperhitungkan saat mainkan jurusnya yang tidak dimiliki pendekar bumi di tanah Jawa. Wiro Sabrang adalah pendekar legend yang pasti punya pengalaman jauh diatas Suro Gendeng sehingga bisa membaca kekuatan lawan yang harus ia lawan.

      Wiro Sabrang sudah mulai kerahkan tenaga dalam dan kebathinan untuk menahan kekuatan lawan yang terasa dari getaran bumi atau angin yang berhembus.

      "Hiiiiiaaaaaahhh"

       "Wuuuuuzzzzz!!!"

        "Gregerrrrggg!!"

      Tanah bergerak terbuka dan menenggelamkan benda diatasnya sehingga Wiro Sabrang harus mengangkat tubuh seakan terbang sambil kirim jurus badaiapi yang sangat dahsyat.

      Bumi terasa bergoyah disertai badai api yang berhembus sangat dahsyat. Kedua kembar tak kuat menahan panas berada diatas bumi sehingga ia malah terperosok dalam kubangan tanah yang diciptakan. Namun kemudian mereka kembali melompat ke atas bumi sambil cabut golok yang memancarkan cahaya.

      "Srett!!'"

      "Golok Emas!!" gumam Wiro Sabrang dalam hati.sambil mencabut goloknya juga yang terselip di pinggang. Dua kembar tertegun seraya tersenyum melihat dengan jelas bentuk golok Setan yang bergagang panjang berbentuk menyerupai kepala ular naga yang sedang menganga. Kedua Kembar yang sangat mengagumi pusaka Golok Setan sejak dari negerinya tentu akan bangga bila bisa merebut dari tangan Wiro Sabrang.

      "Clap clap clapp!!"

       "Glegerrrrrrr!!"

       Langit yang berselimut awan tebal itu tiba- tiba menjadi terang benderang karena terbias sinar putih dari Golok Setan. Disusul suara ledakan yang sangat dahsyat adalah batuk dari dewa Lautan kidul yang sangat menakutkan. Dua kembar itupun menyambut dengan ledakan dahsyat dan kobaran api yang terpancar dari pusaka goloknya.

     "Luar biasa" Gumam Wiro Sabrang saat melihat cahaya merah yang melipat langit menjadi sutra merah yang sangat panas. Diam - diam Wiro Sabrang juga mengagumi kehebatan pusaka itu.

       "Hhhiiiiiaaaaaa!!"

       "Bluaaaaarrrrrrr"

      Suasana makin tegang ketika para pendekar sakti itu mengadu kekuatan dan kesaktian pusakanya. Suro Gendeng dan para ponggawa memilih menonton dari jauh karena ngeri berdekatan dengan pertarungan yang luar biasa itu.  Dua kekuatan yang beradu di alun- alun seperti tidak ada manusia selain goncangan alam semesta yang membahana.

       "Hhhiiiiiaaaaaa"

        "Glegeerrrrr!!"

        "Glasaaarrr!!"

       Tiga buah golok saling beradu di angkasa, dan ketika Golok Setan berubah ujud menjadi seekor naga raksasa melahap kedua golok yang menjadi lawannya itu, kedua Kembar terjatuh ke tanah alun- alun tak berdaya.  Mereka sangat syok melihat golok dintangannya telah lenyap.

      "Oh.. dimana golokku?"

     Wiro Sabrang masih berdiri tegak sambil menyaksikan kedua lawannya yang tak berdaya. Golok Emas telah pergi entah kemana setelah dikalahkan oleh golok Setan. Wiro Sabrang bisa memahami perasaan Kembar yang kalah dan kehilangan golok pusaka mereka.

       "Maafkan kami Wiro"

        "Hmm sama,- sama."

     Sesaat kemudian golok- golok itu berjatuhan dari langit dan patah didepan.pemiliknya. Sedang Golok Setan sudah.masuk ke dalam sarung lebih dulu.

      "Wiro Sabrang!! Aku datang !!" kata seorang bertubuh seperti gorilla.dengan kepala ditutup dalam helm  dan tubuh mengenakan rompi dari kulit buaya.

    Wiro Sabrang menoleh sambil mengingat- ingat siapa gerangan pendekar yang baru datang ini?

     "Dadung Awuk"

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang