BAGIAN : 82

5 2 0
                                    

Saat kaki Kalingga menghentak di atas lantai pendopo, bumipun berhenti bergoyah dan suasana menjadi tenang. Itulah yang membuat Swan Bu agak tenang dan takjub akan kehebatan pendekar dari Tibet itu. Tepuk tangan pun terdengar gemuruh ketika pandekar Bambu Kuning membungkukkan badan tanda mberi hormat kepada tamu. Swan Bu tersenyum memandang sebelah kiri adalah suhu Zui Shen dan anak buahnya.

      "Aku belum melihat permainan Kun tauw tuan Kalingga." kata Swan Bu yang lantas berdiri menghampiri Kalingga.

    Wiro Sabrang geleng- geleng kepala melihat keramahan ketua sekte Naga Putih yang mau ikut meramaikan acara tersebut. Jaka Umbaran, Jaka Gedug dan Gagak Rimang kagum dengan sikap Swan Bu.

    Tentu saja semua hadirin sangat penasaran seperti apa kekuatan ketua sekte sampai berani mencoba kesaktian pendekar Bambu Kuning Kalingga.

       Ketika Kalingga baru angkat sebelah kaki sambil pegang bambu kuning, Swan Bu langsung menyerang dengan tangan kosong karena ia yakin punya tenaga dalam yang sangat dahsyat.

      "Wuuss  wuuss wuss!!"

      "Duk Bruk !"

      Serangan tenaga dalam andalan ketua sekte Naga Putih yang sangat dahsyat itu sangat mudah dihindari oleh Kalingga hanya dengan menahan tubuh dengan tongkat bambu kuning. Tetapi Kalingga mengelak sambil menendang tubuh Swan Bu hingga terkempar ke belakang sejauh 5 meter.

      Akhirnya Swan Bu mencabut pedang untuk mengimbangi kekuatan lawan. Karena sekte Naga Putih dikenal jago main pedang semua. Swan Bu yang terbiasa bermain cepat itu seperti tidak sabar saja menunggu gerakan Kalingga yang sangat lambat. Tapi siapa sangka mata Kalingga yang memandang sangat tajam itu lebih cepat daripada gerakan elang menyambar kelinci.

      "Hiiiiaaaaatttt!"

      Sabetan pedang Swan Bu yang dikenal sangat cepat dan akurat itu takkan menyentuh sedikitpun tubuh atau pakaian Lalingga yang hanya miringkan badan atau mengayang. Tetapi sekali tongkat bambu kuning itu bicara, menampar pedang Swan Bu hingga lepas dari tangan.

      "Trang!!"

      "Hep!!'

      Pedang sudah ditangkap tangan Kalingga, sedang tubuh Swan Bu malah limbung terkena tendangan  kaki Kalingga.

     Kalingga bersalto dan kembali berdiri di hadapan Swanbu yang terhuyung susah berdiri. Tapi kemudian Kalingga menghampiri ketua sekte itu dan menarik tangannya untuk bangkit.

      "Tuan hebat!" puji Kalingga kepada Swan Bu.

       "Anda sangat hebat. Saya sangat kagum kepada anda tuan pendekar." kata Swan Bu sambil membungkukkan badan memberi hormat. Begitu pula yang dilakukan Kalingga.

     Tepuk tangan para hadirinpun terdengar sangat riuh karena kagum kepada pertunjukan yang dilakukan oleh para master. Swan Bu baru sadar jika pendekar Bambu Kuning yang sudah legenda itu memang bukan tandingannya. Ia yakin Wiro Sabrang juga demikian karena termasuk  pendekar legend jaman purba.

       "Sekarang hamba ingin menantang anggota sekte yang hamba hormati untuk mencoba hamba" kata Zui Shen yang merasa sungkan karena ia yang menjadi suhu perguruan kenapa tidak tampil.

      "Yah..ayo  ayo A Lung maju sana.. ntar gantian" kata murid senior sekte Naga Putih.

      Alung yang bertubuh kurus dan sepertinya jago kungfu itu melompat ke depan berhadapan dengan Zui Shen yang sudah tua sebenarnya. Tapi Zui Shen malu kalau ia tidak tampil. Kan para ketua yang sangat dihormati saja sudah berani tampil dengan gagahnya. Kedua jago kungfu itu saling hormat dengan bungkukkan tubuh dan kepal telapak tangan.

     Lalu Zui Shen yang mendahului menyerang ke tubuh A Lung dengan kombinasi tendangan dan pukulan yang melompat ke dada lawan.

      "Hiiiaaattt!! Hiiiaaatt!!"

      "Hop hop hop!!"

     Dua orang jago kungfu itu sudah saling lancarkan serangan, tapi sama- sama kuat dan hebat hingga keduanya bersalto dan kembali di posisi awal.

     Jurus kedua dilakukan oleh A Lung untuk menyerang lebih dulu ke tubuh Zui Shen yang sengaja pasang badan dan tidak mempan.

     "Hiiiiaaaattt!!"

     "Bukk bukk !!"

     Tak disangka oleh Zui Shen bila tendangan A Lung kali ini mengenai sasaran hingga lawannya jatuh.  Tapi tidak disangka bila Zui Shen jatuh tetapi bangun dengan cepat seperti gerakan ular setelah meneguk miras yang dibawanya.

     "Dewa Mabok' gumam A Lung  di dalam hati. Ia pun ikut- ikutan menari dengan jurus Ular Hitam. Serangan mereka jadi sangat heboh karena keduanya seperti orang gila. Sebuah atraksi yang sangat enak ditonton. Pukulan A Lung yang sebenarnya sangst keras tetapi tidak terasakan oleh Zui Shen yang telah minum banyak arak.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang