BAGIAN : 29

20 2 0
                                    

Gusti Kertajaya sangat bahagia hari ini karena Raden Ayu Gayatri yang baru dinikahinya hamil muda. Gayatri adalah gadis putri dari Adipati Kencaka yang tinggal di daerah Madiun. Taman sari tempat para istri Gusti Kertajaya dan selir berkumpul sedang ngrumpi. Siapa lagi yang dibicarakan kalau bukan Senopati baru yang gagah perkasa Wiro Sabrang yang masih punya keturunan darah Narendra Gusti Kertajaya. Gayatri yang masih berumur 20 tahun itu sebenarnya ingin nikah dengan pangeran Singojati yang lebih muda dan tampan. Tetapi Kertajaya tidak mengijinkan karena Pangeran Singojati masih terlalu muda. Walau begitu Singojati sering menemui Raden ayu Gayatri di taman sari atas ijin wanita itu.

      Sebenarnya Gayatri hamil karena sering berhubungan intim dengan pangeran Singojati secara sembunyi- sembunyi. Kertajaya sendiri hanya seminggu sekali datang bercinta dengan gadis cantik itu tetapi hanya sekejap karena harus bergantian memberi jatah kepada lima selir lain.

       "Sudah berapa bulan kandunganku Diajeng?"

       " Kalau tidak salah sudah menginjak 7 bulan Gusti"

     Kertajaya sangat sayang kepada Raden ayu Gayatri sehingga memberinya hadiah gelang emas 10 buah dengan berat 100 gram perbijinya. Hari itu beliau sudah menyaksikan istri selirnya yang cantik itu dimandikan air kembang oleh para dayang. Semalam beliau bermimpi kejatuhan bulan yang kata begawan Sentanu akan mendapat pusaka atau Wahyu untuk kemakmuran rakyat Singosari.

      "Kata Bopo Sentanu, anakku akan lahir lelaki" kata Gusti Kertajaya sambil mengusap perut istrinya.

      "Bagaimana kabar Senopati Wiro Sabrang Gusti?"

       "Aku belum menerima kabarnya Dinda. Semoga ia berhasil mendapatkan pusaka yang kucari."

       "Ayahanda, bolehkan jika ananda mencintai kang mas Wiro Sabrang yang tampan itu?" tanya Tantri putri bungsu Gusti Kertajaya.

     Diam- diam Kertajaya mulai memperhatikan putri cantik Tantri yang tumbuh remaja itu. Jangankan putrinya,seluruh wanita dalam istana ini kagum dan jatuh hati kepada Senopati Wiro Sabrang. Ah.. ia jadi cemburu kepada putranya yang sampai hari ini belum pulang. Kertajaya menarik nafas sambil tersenyum memandang Tantri.

      "Mencintai sih boleh karena dia juga masih kakakmu. Tapi tidak untuk menjadi istrinya. Karena kalian masih satu trahku."

      "Kakang Wiro Sabrang itu sangat tampan ayah. Tantri jatuh hati padanya."

      Hmm..siapa yang tidak suka melihat Wiro Sabrang yang selain tampan juga sakti. Hari ini sudah tujuh hari kepergiannya memburu pysaka di Lemah Putih bersama Maeso Danu.

     ***
Di pendopo pagelaran telah siaga para ponggawa Kraton seperti mantri dan Patih Bagaspati yang duduk bersanding dengan begawan Sentanu. Kertajaya baru saja datang dan diduk diatas singgasana mulai bersabda.

       "Bagaimana laporan Patih Bagaspati, begawan Sentanu?"

         "Ampuun Gusti prabu Kertajaya, diluar ada urusan dari Adipati Mojosongo lagi untuk menyerahkan putri Pitaningtyas."

        "Hmm..menurutmu bagaimana paman Sentanu?"

         "Kita harus waspada Gusti. Mereka kemaren menolak lamaran Gusti, kini mereka datang lagi untuk menyerahkan anaknya. Jangan- jangan itu cuma siasat saja Gusti."

      Kertajaya mengangguk setuju dengan apa yang disarankan Sentanu. Ia kemudian memerintahkan untuk membawa masuk utusan itu menghadap.

       Benar juga apa yang dikatakan begawan Sentanu. Ketika pintu gerbang dibuka, rombongan yang mengaku utusan dari Adipati Mojosongo itu masuk membawa pasukan iblis lebih banyak. Mereka langsung menyerang prajurit yang berjaga di sekitar Beteng dan alun- alun.

       "Serbuuuu!!!"

     Tentu saja berita itu sangat mengejutkan seisi istana. Kertajaya membulatkan mata seraya berdiri memandang keributan di alun- alun.

        Begawan Sentanu yang bisa membaca situasi langsung perintahkan semua prajurit tenang dan tidak panik. Karena yang datang itu bukan sembarang pasukan. Bukan pula Gendir Bumi si iblis yang sudah menyerang Singosari bulan lalu. Yang datang sekarang adalah Kilimantra dan Lowo Ijo pendekar andalan Mojosongo yang sedang membangun istana baru di perbatasan kali Brantas.

      Surogeni yang masih siaga sebagai panglima pengganti Wiro Sabrang pasang badan menghadapi pasukan  Lowo Ijo.

      "Ayoo mana jagoan Singosari yang punya pusaka golok setan?'

      ,Lowo Ijo yang sudah mengamuk merobohkan pilar dan pagar ringin kurung merangsek ke depan berhadapan dengan Surogeni. Surogeni tetap tenang ketika berhadapan dengan pasukan yang hanya mengandalkan otot dan mulut.

      "Hiiiiaaaaatttt!!"

       "Waduuhhh!!"

      Surogeni cukup membuka telapak tangan dan dorong kedepan hingga pancarkan sinar api yang berwarna biru meluncur menerjang tubuh Lowo Ijo. Kali ini Lowo Ijo terpaksa mundur dan bersalto saat tubuhnya kepanasan terkena sinar api dari Surogeni.

     Sementara itu Kilimantra yang ingin membantu Lowo Ijo dengan menangkap tubuh lawannya,harus merintih kepanasan karena tubuh Surogeni berubah menjadi bara api yang menyala dan mengobarkan panas yang sangat dahsyat.

      "Waaaaasduh matek!!"

      Surogeni yang pasang badan menghadapi kebuasan pasukan dari Mojosongo cukup membuat Kertajaya puas. Ia tidak saja pendekar yang sangat sakti, tetapi juga penasehat perang yang mumpuni. Karena itulah Kertajaya mengangkat Surogeni menjadi Senopati pengganti.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang