BAGIAN : 97

6 2 0
                                    

Zui Shen tidak hanya memiliki ilmu silat dari Benua Utara, yang lebih mengutamakan kekuatan tubuh untuk menjadi dasar kesaktian, akan tetapi juga memiliki ilmu gaib yang diajarkan di tanah Jawa. Ilmu gaib itu lebih sekedar kekuatan raga atau tubuh manusia, akan tetapi juga didasari ilmu sihir yang bisa dilakukan oleh makhluk gaib seperti setan atau lelembut. Karena itulah Kebo Kuning terpukau dan merasa aneh. Bagaimana mungkin jika ia belum menyentuh tubuh lawan sudah terpental seperti tertabrak batu besar. Ada perisai imajiner yang melindungi tubuh Zui Shen.

"Sebentar, kisanak, boleh saya tahu, ilmu apa yang kisanak gunakan sehingga saya tidak mampu menyentuh tubuh kisanak?" tanya Kebo Kuning yang sangat heran.

"Kamu harus tinggal di tanah Jawa untuk beberapa tahun baru mengerti. Pendekar dari Laut Selatan suka belajar ilmu gaib dengan sering berpuasa. Sangat terbalik dengan pedoman ilmu dari Mongol yang mengutamakan kekuatan raga untuk menjadi sakti. Kalau di tanah Jawa, kesaktian itu dibangun dari banyaknya berpuasa dan minta bantuan sang hyang Wenang penguasa bumi dan langit." kata Zui Shen.

"Sangat benar apa yang dikatakan pengawal Zui Shen kisanak."sambung begawan Sentanu.

"Tapi saya sudah dengar kesaktian Wiro Sabrang yang berasal bukan dari Tanah Jawa." sambung Kebo Kuning.

"Itu ada satu dalam seribu orang. Tapi pendekar dari tanah Jawa rata- rata miliki ilmu sihir. Ini contohnya!" kata Sentanu sambil memberi contoh mengirim pukulan ke sebuah guci yang diletakkan diatas meja berjarak 20 meter didepan begawan itu.

"Hiiiiaaaattt!!"

"Prokk!!"

Begawan Sentanu hanya mendorong tangan kedepan tanpa bergerak tubuhnya. Guci itu hancur berkeping- keping. Ilmu seperti itu jelas tidak diajarkan di perguruan saolin. Pantas saja Wiro Sabrang yang sangat terkenal di negeri Mongol itu mampu melakukan hal yang hanya bisa dilakukan oleh dewa atau makhluk monster dari langit. Rasa penasaran Kebo Kuning makin membara dan ingin menimba ilmu lebih banyak dengan bergabung menjadi ponggawa kerajaan Salaka Negara.

***

Kedatangan Gusti Sepuh Salokantoro dari Pejajaran membuat suasana jadi tegang karena telah diserang oleh gerombolan penyamun yang telah menjajah wilayah pesisir Jayakarta. Yang lebih tegang lagi karena gerombolan penyamun itu didukung pasukan dari Benua es yang bersenjata api. Singo Jenar pimpinan penyamun itu sangat sakti hingga ditakuti para bajak laut yang mendarat di pantai Kapuk dan Kronjo.

Begawan Sentanu yang menjadi sesepuh kerajaan yang pantas mengarahkan Gusti Anom Wiro Sabrang karena masih sangat muda dan tidak tahu strategi perang. Gusti Salokantoro yang terpaksa angkat kaki dari istana menuju Salaka Negara untuk meminta perlindungan kepada cucunya.

"Biarkan saya ke Pajajaran eyang." kata Anom Wiro Sabrang kepada begawan Sentanu.

"Maeso Danu, tolong dikawal Gusti Anom. Dia kan masih sangat muda. Kasihan kalau menghadapi para bajak laut yg kejam itu" kata Sentanu.

"Ada Zui Shen dan kakang Kebo Kuning serta Gagak Putih yang menjaga Gusti Anom" kata Maeso Danu.

"Yasudah segera berangkat ke Pejajaran. Bawa bekal senjata secukupnya.Musuh kita tidak sedikit" kata Gusti sepuh Salokantoro.

Belum lagi pasukan yang dipimpin Maeso Danu keluar dari alun- alun sudah dihadang oleh sekelompok orang dengan pedang di tangan di persimpangan depan gerbang.

"Hiiiiaaaaatttt!!"

Gerombolan itu benar- benar tak beradab langsung menyerang membabi buta tanpa kata - kata bertanya apapun. Kebo Kuning yang sangat peka langsung menghajar para bajak laut itu dengan sabetan pedang. Kebo Kuning juga bekas bajak laut, hingga paham betul cara menghalau mereka

"Hiiiiaaaattt!!"

"Bukk Bukk!"

"Aaacchh"

Kebo Kuning memang jago bermain pedang tingkat tinggi. Kalau hanya menghadapi kawanan bajak laut dengan senjata pedang, ia dengan mudah mengalahkan dan merobohkan mereka hingga tak berkutik . Tapi ketika di belakang rombongan bajak itu sosok manusia dengan senapan ditangan duduk di atas punggung kuda melepaskan tembakan ke arah Kebo Kuning.

"Dor dor dor!!"

"Wuuuuzzzz!!"

Kebo Kuning yang hanya bisa berdiri terpaku ketika sosok pengawal melompat dari belakang dan melindungi tubuhnya dari tembakan. Bersamaan dengan itu Kebo Kuning melihat Zui Shen mendorong tangannya ke depan dan terpancar cahaya biru yang sangat terang meluncur ke arah serdadu asing yang memanggul senapan dan menembak. Zui Shen tertembak hingga berkali- kali tapi tubuhnya tidak tertembus peluru. Sedang serangan gaibnya yang berupa badai laser itu membakar dua serdadu hingga terbakar dan jatuh dari atas punggung kuda.

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang