BAGIAN : 47

17 1 0
                                    

Wiro Sabrang menginap dirumah Jiu Tong anak dari papah Zui Shen suhu perguruan bela diri Elang Putih. Wiro diperkenalkan dengan tiga putri dari Zui Shen yang membantu membuat miras dan menyuling ke bak besar yang kemudian dipindah ke dalam botol untuk dijual Jiu Tong. Tapi setiap Minggu rumah itu dipenuhi murid- murid papah Zui Shen untuk belajar bela diri dan diharuskan minum ciu. Wiro senang sekali ia kut berlatih jurus- jurus kungfu ajaran Zui Shen yang harus lebih dulu minum miras.

     "Ha ha ha. mabok semua"

      Zui Shen sangat hormat kepada Wiro Sabrang yang bisa mengobati sakitnya. Dan Wiro ternyata juga seorang pendekar yang sangat sakti dan mahir bela diri. Wiro Sabrang sendiri hanya mampu bela diri gaya lama yaitu bukan jurus- jurus dari kungfu atau wuzu dari Mongolia. Tapi ia sangat kagum dengan gerakan dari Zui Shen yang lentur bagai tidak bertulang saja. Sedang Jiu Tong yang kemaren tidak melawan para tamunya karena melindungi adik- adik ceweknya.

     "Begini tuan.." kata Zui Shen memberi petunjuk cara melipat tubuh sambil menyerang lawan.

      Wiro mengikuti jurus yang diajarkan kakek Zui Shen. Kalau cuma melawan 10 orang dengan tangan kosong, tentu murid dari Elang Putih bisa menang. Kata Wiro dalam hati. Tapi yang sangat susah dilawan adalah pukulan iblis yang tidak tampak ujudnya.

     "Hiiiaaapp!!"

     "Heo Heo  Hep!!"

     "Hebat!! Hebat kalian!!'

     Ketika Wiro Sabrang sedang bertanding dengan Zui Shen mempraktekkan jurus Elang Putih, tiba- tiba ada suara beberapa orang yang telah datang ke dalam pagar rumah Jiu Tong. Pertarungan simulasi itupun berhenti karena kakek Zui Shen merasa risih.

      "Itu orangnya Gusti!!"

      "Hemm siapa kamu?" tanya orang yang berpakaian prajurit itu bertanya kepada Wiro Sabrang.

     Wiro Sabrang tidak menjawab selain hanya menatap orang yang baru datang dengan cara pandang meremehkan. Tapi kakek Zui Shen yang menjawab.

      "Dia tamuku, dia telah menyembuhkan sakitku strooke."

       "Kenapa kemaren kamu suruh orang ini memukul anak buahku? Kamu tahu apa hukuman yang akan kau terima?"

      "Hiiiaaatttt!!"

      Ternyata orang itu langsung menyerang kakek Zui Shen dengan pukulan keras dan sabetan pedang. Sedang Wiro Sabrang memisah dengan menjulurkan badannya menghalangi mereka.

     "Brukk!!"

     " Aaacch"

     Wiro bertabrakan dengan pedang para penjahat itu hingga menimbulkan suara keras. Para penjahat itu merasa telah berbentur dengan batu sebesar kerbau.

     "Kurang ajar!!"

    Para penjahat itu sangat gusar dan geram ketika serangsnnya gagal dan kesakitan karena terbentur tubuh Wiro Sabrang sekeras batu. Yang kepalanya bermahkota itu jelas ketua dari para prajurit.kata Wiro Sabrang dalam hati. Wiro cabut pusaka goloknya kstika mereka juga mencabut pedang sambil kerahkan tenaga dalam.

      "Hiiiiaaaaatttt!!"

      "Heeeyyyaaaahhh!!"

     Belum lagi Wiro Sabrang bergerak menahan serangan mereka, tiba- tiba kakek Zui Shen melompat dan menyerang para penjahat itu dengan Toya.  Tanpa ampun para penjahat itu terjatuh dan kehilangan pedangnya disambar tongkat besi Zui Shen.

      Wiro Sabrang membulatkan mata karena terperanjat dan kagum dengan gerakan Zui Shen yang sangat cepat dan dahsyat. Ada 7 pendekar yang cukup tangguh dirobohkan oleh Zui Shen yang habis minum ciu hingga terlihat gerakannya sempoyongan.

      "Hayaaa..kamu orang tidak bisa menghormati tamuku haah ?" kata Zui Shen yang kemudian melangkah mendekati para penjahat yang sudah terkapar di tanah.

     Gila! Dia benar-benar dewa mabok nih.Kata Wiro Sabrang dalam hati.

     Wiro yang sudah menghunus golok tudak jadi menyerang ketika kakek Zui Shen bertarung sendiri. Jiu Tong yanc melihat ayahnya mabok berat hingga berjalan sempoyongan ikut nimbrung menyerang kawanan penjahaf yang kembali bersiaga.

      "Hiiiiaaattt"

      "Buk buk buk buk!!"

      "Aaaaaccchhh!!!" Jiu Tong sudah marah sekali sehingga ia berjibaku menghajar para penjahat itu dengan tendangan yang mematikan. Sedang kakek Zui Shen mengeroyok hingga para penjahat itu lumpuh.  Kakek Zui mengambil segentong  iu dan mengguyur ke wajah para penjahat yang telah tak berdaya itu hingga glagepan.

      "Nih kalian mamous saja cunguk!!" kata Zui Shen.

      "Ampuuun Zui..ampuun aku lebih baik pergi saja, tapi jangan bunuh aku" kata ketua penjahat itu.

      "Baiklah kuampuni salah kalian. Asal tahu aja ya. tamuku ini raja dari istana Salaka Negara. Kamu prajurit dari mana  hah ?"

     Mendengar kata Zui Shen para penjahat itu jadi terkejut dan menangis karena mereka adalah prajurit yang suka menyalah gunakan kekuasaan. Mereka yang suka memeras warga dengan kekerasan, padahal tidak diperbolehkan oleh raja. Sifat itulah yang sangat dibenci Wiro Sabrang hingga ia blusukan ke desa untuk sidak.

      "Ampuun gustii..hamba adalah prajurit paduka."

      "Baiklah, kumaafkan salahmu, Kalau mau jadi prajuritku, berlakulah yang baik. Jika tidak, aku tidak segan menghabisi orang-  orang seperti kalian."

      "Sendika Gusti..hamba akan patuh pada perintah raja." kata mereka yang berlutuh dan menyembah berulang- ulang kepada Wiro Sabrang.

      " Sekarang kalian pergilah dan katakan kepada kawanmu, bahwa raja iblis telah mati kubunuh. Kini akulah yang menggantikan raja Salaka Negara."

ooo0ooo

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang