BAGIAN : 57

11 1 0
                                    

Kerajaan Pejajaran yang terletak di kaki gunung Salak  sangat jauh berjalan menuju Padeglang tempat istana Salaka Nagara yang dipegang raja muda Wiro Sabrang. Gusti Ayu Domas yang sangat cantik Dimata Wiro Sabrang mengingatkan seorang pendekar pedang legend yang kini menyatu dalam pusaka Golok Setan.

      Putri dari raja Pejajaran itu sudah duduk bersimpuh di hadapan Wiro Sabrang tanpa menatap ke atas ke arah wajah raja muda itu. Tapi Wiro Sabrang mendaulat :

      "Diajeng, pandanglah kakanda."

      Ketika gadis cantik itu menengadah menatap mata Wiro Sabrang yang bersinar dan teduh menatap matanya, terasa masuk menembus jantung hatinya. Sebaliknya Wiro melihat ada hal aneh yang ada dalam pikirannya ketika menyisir wajah hingga bagian lain wanita itu tak beda sedikitpun dengan Batari Durga. Kemudian wanita ratu pedang yang legenda itu berbisik :

      "Nikahilah wanita itu Wiro, aku akan masuk ke dalam jiwanya dan cintaku ke dalam asmaranya."

      Wiro Sabrang yang kini telah menjelma sebagai manusia dalam raga pemuda Wiroso putra dari istri selir Kertajaya tentu punya hati yang sama. Punya hasrat mencintai dan dicintai oleh seorang wanita polos seperti Gusti Ayu Domas Pitasari.

      "Berdirilah dan duduk disamping kakanda." kata Wiro Sabrang sambil menuntun lengan mulus Pitasari keatas singgasana dan duduk berdampingan dengan raja muda itu. Wiro Sabrang yang seumur hidup belum pernah berdampingan dengan seorang wanita, tentu merasa berdebar dan bergetar saat memandang mata bening Pitasari yang menatapnya dengan pasrah. Batari Durga yang awet muda dan cantik itu sangat sempurna ketika berada dalam tubuh Pitasari. Dari tatapan polos gadis itu, Wiro bisa merasa betapa cinta Pitasari sangat besar ditambah suara hati dari Batari Durga yang telah jatuh hati kepada Wiro Sabrang sejak pertemuannya yang pertama kali. Betapa bahagia Gusti Saloka dari Pejajaran melihat putrinya bersanding disamping raja muda Wiro Sabrang.  Ia akan bergabung dengan kerajaan besar Salaka Nagara bila nanti selesai pernikahan putrinya dengan Wiro Sabrang raja muda nan tampan.

     Acara pesta yang diadakan untuk merayakan bangkitnya kerajaan tanah Pasundan oleh Wiro Sabrang dihadiri seluruh undangan para raja dan sultan dari Banten hingga Tasik Malaya.

     Zui Shen yang kini diangkat menjadi jendral perang menggantikan panglima perang Pakuaji yang telah pensiun karena sakit. Zui Shen yang juga ketua sekte putih yang berkembang pesat di tatar Pasundan semakin maju pesat karena ada pasukan pelaut dari Pantura yang bergabung.  Zui Shen yang bukan warga tanah Jawa, tetapi telah tinggal lama dan makan minum air tatar padundan berbagi budaya. Betapa budaya tanah leluhurnya hampir sama dengan tanah Jawa yang percaya dengan mistis dan spiritual.

     "Selamat datang saudaraku Jaka Bledek!" kata Wiro Sabrang sambil memeluk bajak laut tampan itu yang datang di acaranya.

      "Maaf Wiro, aku datang bersama anak buahku para pelaut samodra Utara."

       "Oh silahkan ambil tempat duduk bersama jendral Zui Shen"

      Sang jendral tersenyum mengangguk sambil menyembah sojia.Pelayan perempuan yang cantik pun datang membawakan minuman dan hidangan lain untuk para tamu undangan.  Di bagian tengah ruang besar telah dirubah menjadi panggung tari untuk para penari tradisi yang sangat menarik. Sesudah itu acara pertunjukan beladiri yang diseponsori Zui Shen sebagai suhu dalam perguruan kungfu Elang Putih.

      Jiu Tong adalah anak dari Zui Shen yang juga jadi pelatih kungfu berdemonstrasi di depan tamu. Gerakan- gerakan yang indah disertai minum ciu buatan Zui Shen yang terkenal menjadi doping bagi para pesilat. Jiu Tong mendapat lawan anak buah Jaka Bledek yang tak lain adalah pelaut, yang suka dengan minuman ciu atau arak tradisionil. Dengan minum ciu tubuh akan terhindar dari kedinginan cuaca di lautan. Tapi berbeda dengan Zui Shen yang membuat ciu membangkitkan kekuatan baru dalam dunia persilatan. Itulah yang disukai para pelaut. Jaka Bledek yang telah sepakat mendukung kerajaan Salaka Nagara tentu tidak rela bila ada kekuatan iblis yang ingin menyerangnya.

Namun tiba- tiba terjadi musibah yang tak diduga, adalah luapan air laut yang menggenangi pelataran Kraton Salaka Nagara.

     "Glegerrrrrrrkkk!!!'"

     Tanah bergoncang hebat disertai datangnya badai hujan yang sangat deras  dan petir menyambar bersaut- sautan. Sentanu yang kemudian menyatukan kedua telapak tangan didada sambil memejamkan mata menerawang ke atas langit.

      "Glegerrrrrrrrkkk'!!"

      "Bluaaaaarrrrr!!!"

     Bumi bergoncang dahsyat disertai gururan gunung dan tanah bergerak bak lautan bergelombang. Wiro Sabrang yang sangat peka pada firasat datangnya makhluk asing dari langit untuk menggoyah  bumi. Atau pendekar langit yang inginkan kehancuran manusia diatas bumi.

     Wiro Sabrang menatap ke langit dimana awan hitam bergulung dan berputar diantara cahaya yang gemerlapan kemudian meledak hebat.

     "Blaaaammmm!!"

     Ledakan dahsyat di langit pun  berakhir dengan munculnya bayangan manusia raksasa dengan dua kepala terjun ke bumi.

     "Jleggg!!"

     Surogeni! Gumam Wiro Sabrang dalam hati. Kenapa harus membawa bencana jika hanya ingin datang dalam acara besar Wiro Sabrang?

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang