BAGIAN : 96

11 2 0
                                    

Kebo Kuning ternyata memang seorang pendekar dari Benua Utara yang sangat mengagumi Wiro Sabrang. Ada lima pendekar langit yang legenda di benua Utara tetapi sekarang hidup di daratan karet Laut Selatan.

     Salah satunya adalah Wiro Sabrang dengan pusaka Golok Setan yang sangat ampuh. Wiro Sabrang ternyata sangat muda dan tampan saat Kebo Kuning pertama bertemu dan mencoba kesaktiannya. Kebo Kuning tentu tidak tahu jika Anom Wiro Sabrang adalah putra dari almarhum Gusti Wiro Sabrang sepuh.  Dan tentu mereka tidak pernah tahu jika pendekar pujaan mereka itu sesungguhnya sudah mati 1000 tahun silam.  Tapi mereka sudah terjerat dengan aura Anom yang luar biasa memiliki perbawa tinggi bak seorang pendekar tingkat dewa.

      "KK as mi mohon maaf kepada para hadirin yang telah berkenan bergabung dengan istana Salaka Negara yang tidak seberapa dibanding dengan istana darimana tuan berasal." sambutan Anom benar- benar membuat para pendekar itu luluh dan sangat hormat karena sangat sopan dan rendah hati.

       "Saya masih terlalu muda untuk berbicara masalah strategi kita dalam menghadapi Angkara murka pasukan yang ingin berkuasa atas pasukan lain. Tapi saya inginkan kita bersama membangun perdamaian antar manusia. Karena itulah kami mengadakan perkumpulan atau perguruan Elang Putih ini untuk menjalin kerjasama antar pendekar yang suka perdamaian." sambutan panjang itu sangat bijak diterima undangan.

      Tepuk tangan dari hadirin berkumandang usai Anom memberi sambutan. Selanjutnya Senopati Jaka Umbaran bersama Ziu Shen maju ke depan hadirin untuk bertarung dimulasi dengan masing- masih berbaju putih dan ikat kepala kain putih.

       Senopati Jaka Umbaran yang dikenal sangat digdaya itu mulai beraksi dengan memukul seluruh tubuhnya dengan pedang.

      Hebat sekali tubuh Jaka Umbaran ternyata sangat kebal sehingga bacokan golok tak mempan melukai kulit tubuhnya.  Sedang Zui Shen yang sangat ampuh menguasai seluruh ilmu kungfu dari benua Utara yang gerakannya sangat disanjung oleh para hadirin yang kebanyakan berasal dari tanah Mongol dan Gunung Himalaya yang terkenal itu. Tapi kemudian Kebo Kuning melompat ke depan menandingi Jaka Umbaran dengan tenaga angin yang sangat cepat.

      "Hiiiiaaaahhh!!"

       "Bukk bukk !!"

     Jaka Umbaran tidak sempat menghindar karena pukulan Kebo Kuning sangat cepat dan keras sehingga tubuh Jaka Umbaran terjungkal.

     "Maaf kisanak, sebenarnya pukulan itu tergantung beratnya tenaga yang mendorongnya Coba aku ingin memukul dengan ranting kecil ini kepada kisanak" kata Kebo Kuning yang sedang memegang ranting kering pohon munggur.

        Jaka Umbaran yang menganggap dirinya kebal tentu berani dan siap saja ditantang Kebo Kuning.

        "Hiiiiaaaahhh!"

         "Clep!!"

      Selain gerakan yang sangat cepat bagai angin, dorongan tenaga dalam juga dibutuhkan untuk membuat ranting kecil itu seperti pedang menggores  lengan Jaka Umbaran hingga berdarah.

      Semua hadirin bersorak termasuk Zui Shen yang ada di deretan terdepan memuji tenaga Kebo Kuning. Tapi Zui Shen menyayangkan jika telah pamer kalau ia kenal senjata tajam.

        "Cobalah dengan aku kisanak. Tikam dengan ranting atau pedang yang terkuat bagi kisanak." kata Zui Shen sambil melompat menantang Kebo Kuning.

       Mendengar tantangan itu tentu saja Kebo Kuning jadi panas dan ingin buktikan kekuatannya. Ia heran kenapa ponggawa dari Wiro Sabrang sombong - sombong pamer kesaktian, padahal dalam praktek lapangan mereka mudah sekali dikalahkan pasukan dari Utara. Kata Kebo Kuning dalam hati.

      Sekarang Kebo Kuning sudah bersiap menyerang Zui Shen dengan tangan kosong saja. Zui Shen sudah bersiap dengan kuda- kuda dan aji Pager Wesi. Zui Shen sangat paham gerakan pasukan dari tanah Utara yang diam - diam mengerahkan tenaga dalam.

        "Heaaaahhh heit !!"

        Pukulan yang sangat keras dari Kebo Kuning meluncur dengan sangat cepat, sayangnya tubuh tinggi besar itu malah tersungkur seperti menabrak benda yang sangat keras. Kebo Kuning jatuh terbanting sebelum menyentuh tubuh Zui Shen. Tentu saja itu sangat mengejutkan bagi ponggawa dari Laut Utara yang tidak miliki ilmu gaib seperti itu. Logikanya pukulan Kebo Kuning itu sangat dahsyat dan tidak mungkin terhindarkan oleh lawan. Tapi belum sampai kepalan tangan itu menyentuh tubuh Zui Shen Kebo Kuning sudah ambruk tak berdaya.

      "Hekk!"

WIRO  PENDEKAR GOLOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang