16

384 97 1
                                    

***

Kwon Jiyong menerima penawaran Lisa. "Ini karena Song Mino yang memintanya," katanya, menekankan kalau gadis itu bukan lah bagian penting dalam keputusan yang dibuatnya. Sebenarnya Mino saja cukup untuk membuat Kapten Jung mau menandatangani surat cerai itu. Namun Lisa justru meminta Jiyong untuk membantunya, hanya karena ia penasaran bagaimana respon pria itu terhadapnya.

Lisa ingin tahu, Jiyong akan menghindarinya atau justru mendekatinya. Ia penasaran bagaimana hidup pria itu, bagaimana pria itu bisa punya dua orang anak, bagaimana hubungan pria itu dengan wanita yang jadi ibu anak-anaknya. Bohong kalau Lisa tidak mengharapkan apapun dari Jiyong. Bohong kalau Lisa senang ketika tahu Jiyong punya dua orang anak dan ibu dari anak-anak itu.

Sayangnya, meski penasaran ia tidak punya keberanian untuk bertanya. Sayangnya, meski penasaran ia tidak sudi menunjukan perasaan itu di depannya. Jangan sampai pria itu jadi besar kepala, dahulu dia yang menyukaiku, sedang aku tidak, sekarang aku hanya memanfaatkannya— tegas Lisa pada dirinya sendiri. Lisa dan perasaannya yang rumit membuat hidupnya sendiri jadi semakin rumit. Ia libatkan lagi seseorang yang seharusnya tidak pernah ia temui lagi.

Dua hari setelah Lisa menemuinya, Kwon Jiyong pergi ke penjara. Ia tidak pernah ditahan di tempat itu, namun penjara bukan hal baru baginya. Baik ayahnya, Paman maupun dirinya sendiri, mereka pernah beberapa kali keluar masuk penjara dan di sanalah Jiyong bertemu dengan Mino, seorang anak sekolah yang dipenjara karena membunuh ibunya sendiri. Mino bersumpah kalau tindak itu adalah pembelaan diri, namun tidak seorang pun mempercayainya— kecuali Jiyong.

"Boss," Song Mino bersuara sementara mereka baru saja keluar dari mobil. Pria itu baru saja membukakan pintu mobil untuk Jiyong. "Kenapa kau ikut datang ke sini? Aku bisa melakukannya sendiri. Hanya membuatnya menandatangani surat cerai, tidak akan sulit," katanya, sebab tidak biasanya Kwon Jiyong mau turun langsung untuk mengurus masalah-masalah remeh seperti ini. Sejak ia menggantikan posisi Paman, Jiyong enggan mengotori lagi tangannya. Pria itu enggan untuk muncul lagi di depan banyak orang. Seperti Paman yang membuat Jiyong melakukan segalanya, Jiyong pun membuat Mino melakukan segalanya agar ia tidak perlu muncul di depan umum lagi.

"Aku harus memastikan kau tidak membunuhnya, bukan begitu?" Jiyong menjawab asal pertanyaan itu. Namun Song Mino tahu kalau bukan itu alasan utamanya. Di banding dengannya, justru pria itu lah yang lebih marah sekarang. Jiyong melakukannya, Jiyong menerima tawaran Lisa, sampai pria itu datang ke sana, semuanya bukan karena Song Mino. Ia lakukan semua itu karena janjinya pada Paman. "Aku yakin Lisa masih hidup, temukan dia, rawat dia, bayi cantik kita," perintah Paman sebelum ia berpulang. Tanpa bermaksud mengurangi kekejian yang Paman lakukan pada Lisa, Jiyong tahu kalau Pamannya menyayangi Lisa. Sedikit menyayanginya.

Mereka kemudian masuk, bertemu dengan sipir penjara yang langsung membungkuk di depan Jiyong. Ia hormati pria yang hampir setiap bulan menyuapinya dengan uang-uang kotor. Pria yang menyuplai banyak obat-obatan di penjara. Membuatnya bisa mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat gajinya.

Mereka hanya datang berdua. Masuk ke dalam ruang pertemuan yang punya tiga set meja dan kursi. Ruangan itu biasanya dipakai para pengacara, jaksa atau penyidik untuk menemui tahanan. Ruang tertutup dengan jendela-jendela kaca kokoh bertralis yang digantung sangat tinggi. Pintu besinya dijaga oleh dua orang sipir, dan saat Jiyong masuk, Kang Daesung yang lebih dulu tiba langsung berdiri dari duduknya. Kapten Jung pun berdiri, dengan tangan yang diperban karena terluka setelah memukuli istrinya.

Selain kulit di buku-buku jarinya yang lecet karena beradu dengan kulit Lisa, pria itu baik-baik saja. Ia bahkan bisa tersenyum untuk menyapa Jiyong yang belum memberitahu alasannya datang. Sama seperti Kepala Sipir tadi, Pengacara Kang dan Kapten Jung membungkuk di depan Jiyong. Memberi hormat setelah diberitahu kalau Jiyong adalah Boss tertinggi dalam organisasi kotor mereka.

"Duduk," suruh Jiyong sementara pria itu sudah lebih dulu menarik kursinya untuk duduknya sendiri. Di dalam ruang yang hanya punya meja dan kursi besi itu kini tersisa empat pria. Asisten Song dan Boss-nya, juga Kapten Jung dan pengacaranya, namun hanya Jiyong dan Hoseok yang duduk. Pengacara Kang diberi isyarat oleh Asisten Song agar tetap berdiri.

"Rencana pembebasanmu berjalan lancar, Kapten Jung?" tanya Jiyong setelah duduknya terasa nyaman. Jung Hoseok mengiyakannya, ia tersenyum dan berterimakasih karena Jiyong sudah membantunya. Karena Jiyong bahkan datang untuk menemuinya sebelum bebas.

"Setelah bebas, apa yang akan kau lakukan?" Jiyong kembali bertanya, lalu kali ini dengan antusias Kapten Jung bercerita kalau ia akan rehat sebentar kemudian kembali bekerja di maskapai penerbangan lain.

"Aku akan pergi berlibur bersama istriku, mungkin satu atau dua tahun. Mungkin ke Maldives atau Budapest. Setelah itu aku akan kembali bekerja dan kita bisa memulai kembali rutinitas sebelumnya, kalau anda mau," tenang Kapten Jung. Ia menoleh kemudian tersenyum pada Asisten Song. Bertanya pada Asisten Song bagaimana hasil kerja junior yang ia rekomendasikan sembari menyandarkan punggungnya ke kursi. "Kim Taehyung itu juniorku, dia butuh banyak uang untuk berjudi. Aku yakin pekerjaannya sempurna, dulu dia pernah bekerja bersamaku, jadi co-pilot di pesawatku," katanya dengan penuh kebanggaan. Yakin kalau pembicaraan mereka tidak akan terdengar sampai keluar.

"Dua tahun tinggal di Maldives atau Budapest?" tanya Jiyong, yang kemudian menoleh pada Song Mino di sebelahnya. "Kalau selama itu, bayi cantik kita bisa mati di sana, iya kan?" tanyanya, pada Song Mino yang langsung menganggukan kepalanya.

"Sepertinya begitu, Boss," angguk Mino, sedang Kapten Jung membulatkan matanya. Ia tegakan duduknya kemudian menuntut penjelasan pada dua pria di depannya.

"Kalau begitu, bagaimana caranya agar dia tidak perlu pergi ke sana?" gumam Jiyong yang kemudian menatap Pengacara Kang di depannya. Kang Daesung yang sudah tahu alasan Jiyong datang, lantas mengeluarkan berkas perceraiannya. "Ceraikan istrimu, atau lupakan saja tentang pembebasanmu," susul Jiyong setelah berkas perceraiannya ada di depan Kapten Jung.

Emosi Kapten Jung meledak. Ia tarik kerah baju Jiyong, sebuah kaus hitam dengan jaket kulit cokelat. Jung Hoseok menuntut penjelasan, alasan kenapa Jiyong menyebut istrinya sebagai bayi cantik, alasan kenapa Jiyong memiliki surat cerai itu, bagaimana Jiyong bisa mengenal istrinya, termasuk apa yang telah Jiyong lakukan pada istrinya.

"Istriku tidak mungkin melakukan ini! Apa yang sudah kau lakukan padanya?!" marah Kapten Jung sembari terus menarik kerah pakaian Jiyong yang berjarak sebuah meja besi darinya. Tentu awalnya Pengacara Kang dan Asisten Song ingin memisahkan mereka, namun Jiyong menahannya. Jiyong yang sejak kecil dibesarkan untuk bertarung, tidak butuh bantuan untuk melumpuhkan seorang suami kasar.

"Apa yang aku lakukan padanya? Kau bisa bertanya sendiri padanya. Telepon dia," tenang Jiyong, sembari menoleh pada Pengacara Kang, memintanya menelepon Lisa, sementara kerahnya masih ditarik dengan sangat kasar.

***

Dancing In The HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang