Hari ini, Farel berencana untuk mengajak Ara nonton. Ya, sudah dua hari sejak pertemuan Farel bersama Puma dan teman-temannya, inilah saatnya. Terlebih lagi, besok Farel akan pulang ke Jambi karena ada urusan dengan dosennya. Dosen Farel mengajak dirinya untuk ikut dalam penyuluhan hukum yang akan dilaksanakan di salah satu kabupaten dalam Provinsi Jambi. Farel segera memberi kabar kepada Ara melalui pesan singkat.
"Kak, nanti jam set. 8 bisa kan?" tulis Farel pada pesan singkat tersebut.
"Iya bisa," jawab Ara.
"Oke kak, abis maghrib aku jemput"
"Oke berkabar aja ya"
"Oke kak" balas Farel mengakhiri percakapan.
Waktu masih menunjukkan pukul 13.45. Farel pun berniat untuk tidur sebentar, entah mengapa ia merasa matanya begitu berat. Mungkin saja dikarenakan ia berlatih terlalu keras hingga menyebabkan matanya begitu lelah. Tak lupa Farel mengatur alarmnya pada waktu Ashar.
***
Alarm Farel pun berbunyi. Ia segera melaksanakan Sholat Ashar, lalu kemudian berlatih lagi. Farel benar-benar berambisi untuk dapat menjuarai kejuaraan game kesayangannya tersebut. Cukup lama Farel latihan, hingga hari telah memasuki senja. Ia pun berhenti dan segera mandi. Sambil menunggu Azan Maghrib berkumandang, ia pun membuat kopi dan menghisap sebatang rokok. Azan Maghrib pun berkumandang. Tanpa pikir panjang Farel segera melaksanakan Sholat. Setelah Sholat, ia pun kembali memberi kabar kepada Ara.
"Aku jemput kakak kerumah kan?"
"Jemput ke kos kawan aku aja"
"Oke kak, aku OTW," balas Farel kemudian. Ia pun segera keluar dan menyalakan mesin mobilnya dan langsung memacunya menuju lokasi tempat pertama kali ia menjemput Ara.
"Tunggu bentar, aku masih dirumah" balas Ara.
"Gapapa kak, sekalian jalan aja, nanti aku tunggu kok" ujar Farel.
"Okee, ni aku OTW ke kos" balas Ara kemudian.
***
Tak butuh waktu lama bagi Farel untuk sampai di lokasi tujuan. Lalu-lintas dimalam hari itu tak seberapa padat. Tak butuh waktu lama bagi Farel untuk menunggu, Ara pun terlihat menuju mobilnya.
"Yuk" ujar Farel begitu Ara sudah duduk didalam mobilnya. Ajakan Farel hanya dibalas oleh anggukan kecil kepala Ara beserta senyum tipis di wajahnya. Benar, ekspresi cuek tersebut lah yang menjadi daya tarik bagi Farel terhadap Ara saat mereka tak sengaja bertemu di coffeshop beberapa bulan yang lalu. Wajah Ara yang cantik sangat cocok dipadukan dengan rambut pendek sebatas leher yang ia miliki.
Farel pun memacu mobilnya dengan kecepatan yang cukup tinggi, mengingat sebentar lagi film akan dimulai. Memang, tak begitu jauh untuk menuju tempat mereka nonton dari kos teman Ara, akan tetapi, Farel adalah tipikal orang yang tak bisa melihat jalanan kosong. Kaki kanannya tak bisa menahan nafsu untuk menginjak gas dalam-dalam.
"Aku besok pulang kak," ujar Farel membuka pembicaraan.
"Pulang ke Lampung?"
"Nggak kak, pulang ke Jambi. Ada penyuluhan hukum sama dosen" jawab Farel, jawaban yang membuat Ara terdiam untuk sementara waktu.
"Tapi abis itu ke Padang lagi kan?" tanya Ara kemudian.
Ya, pertanyaan itu sedikit membuat Farel tak habis pikir. Mengapa Ara menanyakan dirinya akan kembali lagi ke Padang atau tidak. Padahal, ia baru mengenal Ara. Menurutnya, tak seharusnya Ara menanyakan hal tersebut. Terserah Farel, ia mau kembali ataupun tidak. "Ahh, mungkin dia cuma basa-basi", ujar Farel dalam hati.
"Belum tau kak, mungkin ke Lampung bentar, abis itu baru ke Padang lagi," jawab Farel.
"Hmm okelah"
"Boleh aku request lagu?" ujar Ara kepada Farel.
Farel tak menjawab apapun. Ia hanya memberikan HP nya yang telah tersambung ke audio mobilnya. Lagu yang tak diketahui oleh Farel pun mulai menyala. Ia sama sekali tak pernah mendengar lagu itu.
"Aku lagi suka dengerin lagu ini," ujar Ara kemudian yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Farel.
Dilihatnya Ara asik menyanyikan lagu yang ia putar tadi. Farel hanya tersenyum tipis melihat perilaku Ara dimalam itu. Beberapa saat kemudian, mereka pun sampai di tempat tujuan. Setelah memarkirkan mobilnya, mereka berdua pun turun dan segera menuju bioskop. Setelah mencetak tiket yang telah dipesan secara online, Farel pun menawarkan Ara untuk membeli minum. Setelah memesan minuman, mereka pun segera masuk dan menuju kursi tempat mereka duduk. Film yang akan mereka tonton belum dimulai.
"Aku ke toilet bentar ya," ujar Farel kepada Ara yang hanya dijawab oleh anggukan kecil dari Ara.
Farel pun bergegas untuk keluar dan segera menuju toilet. Setelah itu, ia segera kembali dan duduk di sebelah Ara. Melihat Farel yang sudah duduk, kini giliran Ara yang berdiri.
"Mau kemana?"
"Ke toilet hahaha," jawab Ara sambil tertawa.
"Lahh, kenapa gak sekalian tadi hahaha"
Ara pun segera keluar dari teater dan menuju toilet. Cukup lama Farel menunggu Ara kembali. Ia khawatir film akan segera dimulai. Beberapa saat kemudian, muncul lah orang yang dicari oleh Farel. Terlihat Ara membawa dua popcorn. Satu berukuran besar dan satu lagi berukuran sedang.
"Nihh," ujar Ara sambil memberikan popcorn berukuran sedang kepada Farel.
"Kenapa gak beli sekalian waktu beli minum tadi?" tanya Farel kepada Ara.
"Hahaa, gapapa sihh," jawab Ara sambil tertawa.
Farel pun sedikit bingung dengan wanita ini. Ia hanya menggelengkan kepalanya.
Film pun dimulai, mereka sibuk fokus menonton dengan popcorn masing-masing. Film tersebut beberapa kali menampilkan adegan jumpscare yang membuat Ara kaget. Sedangkan Farel? Sekalipun ia tak pernah menunjukkan ekspresi maupun gestur terkejut. Ia begitu tenang, justru ia tersenyum jika ada adegan jumpscare yang ditampilkan oleh film tersebut. Film pun akhirnya selesai, Farel dan Ara segera keluar dari studio. Jam telah menunjukkan pukul 22.15. Pintu utama bioskop telah terkunci, mereka harus turun menggunakan lift, tak bisa lagi menggunakan ekskalator mall tersebut.
Cukup lama mereka mengantri untuk menunggu lift. Beberapa orang yang malas mengantri pun mulai menggunakan tangga darurat. Farel dan Ara tetap menunggu lift. Akhirnya, setelah cukup lama menunggu, lift pun terbuka. Farel segera memencet tombol B1, tempat dimana ia memarkirkan mobilnya. Beberapa pengunjung memencet tombol G, yang tujuannya adalah lobby dari mall tersebut. Begitu sampai di lobby, pengunjung pun mulai keluar dari lift, yang tersisa hanyalah Farel dan Ara. Akan tetapi, tiba-tiba Ara mengajak keluar.
"Sini aja yuk"
"Lohh, kenapa? Aku kan parkir di basement," ujar Farel kepada Ara.
"Gapapa" ujar Ara singkat yang membuat Farel mau tidak mau menuruti permintaan Ara. Setelah mereka keluar dari lift, Farel teringat ada satu adegan dalam film tadi yang cukup mengerikan. Adegan tersebut berlatar tempat di dalam lift.
"Kenapa? Masih teringat adegan lift di film tadi? Hahaha," tanya Farel sembari tertawa kecil.
Ara tak menjawab apapun. Ia hanya mengangguk kecil sambil sedikit tersenyum malu. Farel pun hanya tertawa kecil melihat tingkah Ara. Pada akhirnya, mereka harus sedikit berjalan untuk menuju basement. Begitu sampai dimobil, Farel berinisiatif untuk mengajak Ara makan terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambisi (The Wrong Part Of Town)
Fiksi Remaja"Kamu gak masalah ya ngeliat cewek ngerokok?" tanya Ara kepada Farel. *** "Rell, aku lagi buntu banget. Udah 3 hari ni aku dikos temen aku karna lagi ribut sama mama" *** "Aku boleh make uang kamu lagi gak?..." *** "Mungkin ada yang mau dibilang nya...