"Kamu baik, kehidupanmu yang berat telah membuatmu terlihat tidak baik."
"Tak mendapatkan kasih sayang dari ayah sejak kecil, ditinggalkan oleh laki-laki yang kamu anggap sebagai rumah. Itulah yang membuatmu berubah."
"Dalam hati kecilmu, kamu tak nyaman berada di lingkunganmu yang sekarang, tapi kamu tak memiliki tempat untuk pulang."
"Terlihat seburuk apapun dirimu, aku tau yang sebenarnya, dan aku akan tetap menganggapmu orang baik."
"Semoga mati rasamu cepat hilang."
"Arti namamu begitu indah. Sayang, dunia yang jahat membuat dirimu tak terlihat seindah namamu."
"Aku mengagumimu dari sisi gelap yang kamu miliki, sisi yang menjadikan orang lain memandang dan menilaimu begitu buruk."
"Aku senang menyebut namamu berkali-kali."
"Seberat apapun kehidupan yang aku jalani, kehidupanmu jauh lebih berat. Hal itu telah menjadikanmu wanita yang begitu kuat. Bukan, gadis kecil yang begitu kuat. Entah mengapa, aku selalu menganggapmu sebagai gadis kecil ketika kamu sedang bersamaku. Dan pastinya, kamu jauh lebih kuat daripada aku."
"(Itu kan salah aku, aku udah bikin mama kecewa sama perilaku aku). Dari kalimat mu itu aku menyadari, bahwa di dalam hati kecilmu, terdapat suatu keinginan untuk berubah menjadi lebih baik."
"Aku bukan orang yang baik. Aku baik ke kamu karena kamu jauh lebih baik daripada aku."
"Maaf, aku bukan orang yang bisa mencari pembahasan. Maaf kalau aku terlihat cuek. Maaf kalau aku gak asik seperti yang lain."
"Kamu orang yang asik, kamu orang yang bisa bikin aku nyaman. Alasanmu lebih banyak diam, karena banyak beban berat yang kamu pikul. Menghadapi dunia yang jahat memang berat, tapi aku yakin, wanita sepertimu sanggup menghadapi itu sendirian."
"(Ini bakal jadi momen yang gak pernah aku lupain). Maaf, aku gak percaya. Aku yakin, masih banyak yang mau ngasih momen yang lebih indah daripada momen yang aku kasih ke kamu. Mungkin kamu gak memberikan kesempatan untuk mereka."
"Kamu tak melakukan apapun, tapi itu sudah cukup untuk menarik perhatianku. Kamu cuek, tapi itu tak cukup untuk membuatku benci padamu."
"Muka antagonis. Ya, kamu. Dan aku menyukainya."
"(Aku bosen, dikos gabut. Kamu lagi dimana?). Pertanyaan itu akhirnya membuat kita melintasi aspal sejauh 160 KM."
"Tetaplah seperti itu. Jangan berubah menjadi lebih baik, jangan perbaiki diri kamu yang sekarang. Karena, kalau kamu melakukan itu..., ahh entahlah."
"(Emang kamu gapapa kalau ngeliat cewek ngerokok?). Tenang, itu bukanlah masalah bagiku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambisi (The Wrong Part Of Town)
Fiksi Remaja"Kamu gak masalah ya ngeliat cewek ngerokok?" tanya Ara kepada Farel. *** "Rell, aku lagi buntu banget. Udah 3 hari ni aku dikos temen aku karna lagi ribut sama mama" *** "Aku boleh make uang kamu lagi gak?..." *** "Mungkin ada yang mau dibilang nya...