Setelah Farel dan Ara bertemu dengan Puma, ia kembali berlatih keras mengingat kejuaraan yang akan ia ikuti akan diadakan empat hari lagi. Ia berniat, mulai hari ini hingga kejuaraan berlangsung, ia tak akan pergi kemanapun. Dalam tiga hari menjelang kejuaraan, ia terus mengasah kemampuan dirinya. Akan tetapi, ia merasa kemampuannya belum cukup konsisten.
***
Dua hari sebelum kejuaraan berlangsung, pukul 18.12, pesan singkat dari Ara masuk.
"Farell, nonton film ini yuk," tulis Ara dalam pesan singkat berisi gambar film yang sedang tayang di bioskop.
"Sorry kak, mungkin beberapa hari kedepan aku gak bisa keluar dulu," Farel membalas tanpa pikir panjang.
"Iya gapapa," balas Ara kemudian. Pesan dari Ara tersebut diabaikan oleh Farel. Ia masih sibuk untuk mengasah kemampuannya.
***
Hari Jum'at pukul 03.30, Farel sudah bangun. Tibalah saat untuk dirinya mengejar ambisi di kejuaraan tersebut. Kejuaraan yang Farel ikuti akan berlangsung pukul 17.00. Ia sengaja bangun lebih awal. Ya, apalagi kalau bukan untuk mengasah kemampuannya. Kualifikasi kejuaraan tersebut dilakukan secara online. Ia pun mulai berlatih dari pagi hingga pukul 11.50. Ia berhenti untuk mempersiapkan dirinya menunaikan ibadah Sholat Jum'at.
Setelah Sholat Jum'at, ia berniat mempersiapkan peralatan untuk mengikuti kejuaraan, dan membawanya ke rumah petak milik tantenya yang persis berada di seberang rumah neneknya. Ia tak ingin diganggu siapapun hari itu. Setelah peralatan siap, ia kembali berlatih hingga Azan Ashar berkumandang. Setelah Sholat Ashar, ia menghisap sebatang rokok terlebih dahulu, lalu melanjutkan latihannya.
***
Pukul 16.45, kejuaraan akan dimulai dalam waktu 15 menit lagi. Hanya tim yang berhasil mendapatkan peringkat pertama lah yang akan lolos ke babak berikutnya. Farel pun segera bersiap-siap. Tak lupa ia melakukan pemanasan dengan cara bermain mode TDM. Pukul 17.00, kejuaraan pun dimulai. Farel sebagai pendaftar solo player pun bergabung dengan pendaftar lainnya. Farel mendapatkan anggota tim yang bagus. Komunikasi antara mereka tak pernah putus dalam permainan. Sangat disayangkan, zona aman dalam permainan tersebut sama sekali tak pernah berpihak kepada tim mereka. Hal itu membuat mereka harus terus bergerak untuk masuk ke zona aman. Beberapa kali mereka melakukan adu tembakan dengan tim-tim yang berusaha menghalangi mereka untuk masuk ke zona aman. Mereka selalu bisa mengatasi tim-tim tersebut hingga terkumpul lah 13 point kill. Musuh tinggal sedikit, zona aman pun mulai mengecil. Dan lagi-lagi zona aman tak berpihak kepada mereka. Farel pun bertanya kepada seluruh anggota tim nya.
"Parah nih, gimana bang? Tabrak rumah atau lower ground?" tanya Farel.
"Tabrak rumah sihh bang, kalo lower ground kemungkinan kita dilemparin bom sama orang rumah nanti," ujar salah satu teman satu tim Farel.
"Iya, tapi geraknya nanti aja. Barengan sama zona gerak, baru kita gerak. Sekarang kita liat dulu rumah berapa orang," ujar Anggota tim yang lain.
"Kita lewat kiri gak bisa ya, banyak perang disitu," ujar anggota tim yang terakhir.
"Yang aku liat, dirumah cuma dua orang bang. Jendela kamar sama balkon," ujar Farel memberikan informasi kepada teman-temannya.
Zona pun mulai bergerak, yang tentu saja mengharuskan mereka bergerak juga untuk mengambil zona aman. Farel yang berperan sebagai scouter pun mulai membuka jalan.
"Pantau balkon sama jendela," perintah Farel.
Sangat disayangkan, musuh yang ada dirumah tersebut memang tak menembak ke arah Farel saat Farel bergerak. Akan tetapi, begitu Farel sampai, dirinya langsung terkena lemparan bom yang membuat ia ter-knocked out. Barulah Farel menyadari, musuh yang ada dirumah tersebut hanya menggunakan 2 orang untuk memantau area sekitar, sedangkan 2 yang lainnya hanya diam dan bersembunyi. Disitulah Farel menyadari dalam rumah tersebut terdapat 4 orang, yang tentu saja sudah siap perang.
"Anjing, aku kena bom. Bang, lari bang, 4 orang disini," perintah Farel kepada ketiga temannya yang lain.
"Gak bisa lari kemana-mana bang, lower ground lagi perang, dan zona aman berikutnya rumah ini. Kita coba lawan aja. Ayok woii, bantu!!!" ajak salah satu anggota tim Farel.
"Gak usah revive dulu, lawan dulu aja," perintah Farel kepada teman-temannya yang baru saja datang.
Perlawanan pun mereka lakukan. Mereka berhasil mendapatkan 3 orang dengan peralatan seperti bom dan bom molotov. Akan tetapi, hal itu harus mengorbankan 2 anggota tim yang lainnya. Sangat disayangkan, anggota tim Farel yang terakhir harus kalah 1 lawan 1 dengan musuh yang ada dirumah tersebut.
"Alah!!! Sorry banget bang," ujar anggota tim yang terakhir tersebut.
"Sorry juga bang, aku gak tau kalo ada 4 orang," ujar Farel yang menyesali keputusannya menabrak rumah.
"Nice try banget bang. Kita baru main sekali ini bisa sampe peringkat 3," ujar anggota tim yang lain memberikan semangat.
"Mau gimana lagi, memang mau gak mau harus kita lawan musuh yang dirumah ini. Nice try lahh. Jago semua kalian. Semangat untuk kejuaraan berikutnya," ujar anggota tim terakhir yang juga memberikan semangat.
***
Farel pun menyesali keputusannya. Ia begitu sakit hati. Tim yang berada di peringkat pertama akan diambil untuk menuju babak berikut, sedangkan tim nya berada di peringkat ketiga. Air matanya mulai menetes. Tangannya mulai mengepal.
"ANJING!!!!!" ujarnya kesal sambil meninju tembok rumah.
Kini, ia merasa sendirian. Jika sekarang adalah 2 tahun yang lalu, ia pasti tak sendirian. Farel sudah sering mengikuti kejuaraan dari 2 tahun yang lalu. Akan tetapi, pada tahun 2021, teman-teman 1 tim nya pun sudah tidak bermain lagi karena harus fokus untuk bekerja. Ingatannya flashback ke 2 tahun yang lalu, dimana ia dan teman-teman satu timnya begitu kompak. Jika mengalami kekalahan, mereka saling memberikan semangat satu sama lain. Akan tetapi, kini semuanya berbeda. Tak ada orang yang menyemangati Farel sekalipun itu orang tuanya. Orang tuanya memang kurang mendukung Farel untuk berkompetisi di dunia game. Ia sendiri lah yang harus memberikan semangat untuk dirinya sendiri.
"Apa gua masih kurang keras dalam berlatih? Apa kemampuan gua sama sekali gak ada artinya? Maaf ma, anakmu yang bodoh ini gagal lagi," ujar Farel dalam hati sambil mengelap air matanya.
Pukul 18.00, sebentar lagi akan memasuki waktu maghrib. Ia pun membereskan peralatannya dan segera kembali kerumah neneknya. Begitu masuk, mamanya bertanya apa yang Farel lakukan di rumah petak milik tantenya. Akan tetapi, ia hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Ia segera makan untuk mengisi perutnya, lalu ia mandi dan bersiap untuk Sholat. Ia berniat untuk mencari udara segar setelah Sholat Maghrib nanti. Ia pun segera memberi kabar kepada Ara.
"Kakk"
"Iya Farell," balas Ara.
"Nanti malam bisa nonton film yang kamu bilang kemarin?" tanya Farel kepada Ara.
"Bisa kok"
"Oke, abis Maghrib aku jemput kak," ujar Farel yang kemudian langsung bergegas untuk mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambisi (The Wrong Part Of Town)
Teen Fiction"Kamu gak masalah ya ngeliat cewek ngerokok?" tanya Ara kepada Farel. *** "Rell, aku lagi buntu banget. Udah 3 hari ni aku dikos temen aku karna lagi ribut sama mama" *** "Aku boleh make uang kamu lagi gak?..." *** "Mungkin ada yang mau dibilang nya...