PART 9 (Pulang? Kembali? Entahlah)

15 3 0
                                    

Setelah menghabiskan sebatang rokok, mereka pun segera pulang. Lagi-lagi Farel tak langsung melewati jalan yang akan mereka lewati, tetapi Farel lebih memilih untuk memutar menyusuri jalanan yang berada di tepi laut. Kali ini tak ada permintaan dari Ara, melainkan inisiatif dari Farel sendiri.

"Rel," panggil Ara secara tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Aku boleh pinjem uang kamu dulu gak? Besok barang aku datang, uang aku kurang 50," pinta Ara.

"Di depan sana ada ATM gak?" tanya Farel kemudian.

"Gak tau juga sih"

"Tadi kita ada lewatin ATM, yaudah kita mutar dulu ya," ujar Farel sambil mencari tempat untuk putar balik.

"Beneran gapapa? Nanti waktu kamu ke Padang aku ganti kok," tanya Ara yang merasa tak enak dengan Farel. Ia merasa tak seharusnya dirinya meminjam uang ke Farel, terlebih lagi ia dan Farel baru saja kenal.

"Santai aja kak"

Tak butuh waktu lama untuk mereka sampai di ATM. Begitu Farel ingin turun dari mobil, lagi-lagi Ara menahannya. Ia masih saja merasa tak enak dengan Farel.

"Beneran nih gapapa?" Ara bertanya lagi. Farel mulai sedikit kesal. Menurutnya, tak perlu Ara menanyakan berulang kali kepada dirinya. Kalau memang ia tak mau meminjamkan atau tak ada sisa uang, tak mungkin ia mau meminjamkan uang yang ia miliki.

"Iya santai," ujar Farel singkat sembari turun dari mobil dan langsung menuju ATM.

Setelah mengambil uang, ia langsung masuk ke mobil dan memberikan uang tersebut kepada Ara. Ara pun memberikan sisa uang yang ia miliki kepada Farel.

"Nihh, kamu pegang aja dulu," ujar Ara memberikan.

Farel tak berbicara apapun. Ia langsung mengambil uang yang Ara berikan. "Gak seharusnya dia tadi beliin gua popcorn. Tapi gapapa, itu bentuk feedback yang dia kasih ke gua. Baik juga nih cewek, meskipun agak aneh hahaha," ujar Farel dalam hati sambil sedikit tersenyum menahan tawa.

"Nanti kalo ada counter mampir bentar ya, aku mau beli kuota," ujar Ara kepada Farel yang hanya dibalas anggukan kecil oleh Farel.

"Maaf ya," ujar Ara secara tiba-tiba.

"Hahh? Maaf kenapa?" tanya Farel yang bingung terhadap Ara yang secara tiba-tiba meminta maaf.

"Aku ngerepotin kamu banget gak sih?" tanya Ara kemudian.

Farel tak menjawab apapun. Ia hanya menatap Ara dengan tatapan heran sambil menggelengkan kepalanya. "Gak seharusnya kamu minta maaf, kalau aku bisa bantu pasti aku bantu kok," ujarnya dalam hati. Ara pun juga terdiam melihat ekspresi Farel tersebut.

"Eh iya, aku mau nginap dirumah kawan aku. Deket banget kok dari jalan masuk kerumah aku," ujar Ara memberitahukan.

"Kawan nongkrong?" tanya Farel kemudian.

"Bukan, mereka kawan kecil aku. Dari aku TK"

"Hmm," ujar Farel sambil mengangguk.

Tak butuh waktu lama, Farel dan Ara pun akhirnya sampai di tujuan. Melihat Farel yang ingin memutar mobilnya, Ara langsung menahannya.

"Ehh gak usah mutar, nanti kamu lurus aja lewat bypass. Maaf ya kemaren aku lupa bilang hehehe," ujar Ara sambil tertawa kecil.

"Ohh ini kalo lurus ke bypass ya? Rumah kawan kamu mana?" tanya Farel kemudian.

"Itu di seberang. Aku nyebrang aja biar kamu tinggal lurus," ujar Ara kepada Farel.

"Okelah"

"Kamu hati-hati besok, kalau ke Padang lagi kabarin aku. Byee," ujar Ara sambil melakukan "tos" dengan Farel.

Farel tak menjawab apapun, ia hanya menangguk, dan Ara pun segera turun dari mobil. Setelah itu, Farel membunyikan klakson dan langsung memacu mobilnya sesuai dengan arahan Ara untuk segera pulang, mengingat besok pagi ia akan berangkat. Seperti biasa, sesampainya dirumah Farel tak langsung masuk ke dalam. Waktu telah menunjukkan pukul 23.40. Ia memilih untuk duduk terlebih dahulu di teras sambil menghisap sebatang rokok. Setelah selesai dengan sebatang rokoknya, Farel pun masuk ke dalam rumah untuk mandi dan bersiap tidur.

***

Alarm Farel berbunyi begitu Azan Subuh berkumandang. Setelah Sholat Subuh, ia kembali mengecek barang-barangnya dan bersiap untuk berangkat. Tak lupa ia berpamitan dengan nenek serta mamanya. Tepat pada pukul 06.00, ia segera berangkat dan harus menyusuri jalan lintas Sumatera kurang lebih sepanjang 550 KM. Butuh waktu kurang lebih 12 atau 13 jam bagi Farel untuk sampai di tujuan. 

***

Sekitar pukul 18.45, ia telah sampai di Kota Jambi. Perjalanan panjang tersebut membuatnya cukup lelah. Ia segera mandi dan mengambil Wudhu sambil menunggu waktu Isya. Begitu Azan Isya berkumandang, ia segera Sholat dan tidur.

***

Sebelum keberangkatan penyuluhan hukum, Farel menyempatkan diri untuk bertemu dengan teman-teman kuliahnya. Mereka sepakat untuk bertemu di kafe yang lokasinya dekat dengan rumah Farel. Farel duluan sampai di tempat tersebut, dan tak berapa lama setelah Farel sampai, ketiga temannya pun datang menyusul.

"Lama banget njing," keluh Farel kepada ketiga temannya yang baru saja datang. Teman-temannya pun hanya tertawa kecil.

"Betah lu Rel di Padang, lama banget gak balik kesini," ujar Hendra kepada Farel.

"Menurut feeling gua, si Farel udah nemu cewek nihh disana," duga Pras sambil menyalakan rokoknya.

"Mana ada Pras, belum ada cewek gua. Nanti lah masalah cewek tuu. Sekarang gua tuh mikir gimana caranya gua cepet kerja, itu aja," jawab Farel kemudian.

"Alah, gak percaya gua. Dah lah jujur aja Rel, santai hahaha,"  ujar Hendra sambil tertawa.

"Gak mungkin Farel ga ada cewek disana. Udah lah Rell, akhiri lah masa-masa sadboy lu," saran Sandi kepada Farel.

"Hahaha, biarin aja lah. Sadboy lebih enak, walau kadang ngerasa sepi," ujar Farel kepada teman-temannya.

Mereka pun terlarut dalam berbagai macam obrolan, mulai dari tugas akhir perkuliahan, hingga pekerjaan yang mereka inginkan nantinya setelah masa perkuliahan. Farel pun membuka HP nya karena ada pesan masuk dari Puma yang mengirimkan lowongan pekerjaan. Sekalian, Farel memotret bagian kafe yang dipadukan dengan langit dimalam itu. Ia pun kembali mengecek hasil jepretan kamera HP nya di galeri. Hendra langsung merebut HP Farel begitu ia melihat ada foto seorang wanita di dalam galeri HP nya.

"Ini nih, yang katanya lu gak dapet cewek di Padang, ni siapa? Hahahaa," tanya Hendra kepada Farel.

"Mana woii, liat Hen," ujar Pras yang penasaran dengan wanita yang ada di galeri HP Farel.

"Wahh, boleh lah lu ni Rell hahaha," ujar Sandi kemudian diiringi dengan tawa kecil teman-teman Farel yang lain.

"Coba cerita dulu lahh," pinta Hendra kepada Farel sambil menepuk punggung Farel.

"Anjing lu Hen, main ambil aja," keluh Farel kepada Hendra yang pada akhirnya membuat Farel cerita.

Farel pun mulai menceritakan pertemuan dirinya dengan Ara di salah satu coffeshop yang ada di Kota Padang saat libur lebaran kemarin. Kemudian, Farel bercerita bagaimana ia mendapatkan akun sosial media Ara, dan akhirnya ia bercerita mengenai pertemuannya dengan Ara hingga ia meninggalkan Kota Padang untuk sementara waktu. 

Ambisi (The Wrong Part Of Town)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang